Part 7

16.7K 1.3K 28
                                    

Ory menatap tidak percaya saat melihat pantulan dirinya sendiri dikaca salon yang meriasnya. Dia tahu dia memang mendapat berkah dari Tuhan terlahir dengan paras yang begitu rupawan, namun hari ini dia benar-benar takjub dengan wajahnya sendiri setelah dirias pria tampan namun melambai tersebut.

Wajah remaja cantik alaminya cuma diberi riasan tipis dan seulas lipstik warna peach. Namun karena bentuk bibirnya yang memang nampak seksi dari sononya, jadi makin menantang seolah minta dicium. Kissable itu adalah istilah Intan untuk menggambarkan lekuk bibirnya. Napsuin pengen dicipok! Intan terkadang memang tidak suka memfilter, mana kata-kata yang pantas dan tidak pantas untuk diucapkan.

Rambut ikalnya cuma dibuat bergelombang, kemudian diikat longgar ala abg Korea. Ory menggunakan anting-anting berbentuk dua bintang besar, hadiah dari Intan beberapa hari lalu.

"Subhanallah, kamu cantik sekali Ory. Mama rasa Dewa sudah buta karena tidak bisa melihat kecantikan luar dalam kamu Ory. Mama seperti melihat mama kamu dulu dimasa-masa remajanya."

Mata Bu Mita tampak dilapisi cairan bening karena teringat sahabatnya yang sudah terlebih dahulu menemui Sang Khalik. Ory cuma bisa tersenyum canggung. Dia sudah kenyang mendengar pujian dari orang-orang yang memuji kecantikkannya, entah itu tulus ataupun dengan niat terselubung.

Tapi dia sungguh-sungguh menghargai pujian dari mertuanya ini. Mertua ecek-ecek. Katanya dalam hati. Kadang Ory heran, mempunyai orang tua sebaik Papa Dewo dan Mama Mita, kenapa anaknya bisa semenyebalkan Dewa. Ternyata kebaikan hati itu tidak menurun secara genetika. Ha ha.

"Ayo Ory, kita temui suamimu. Mama ingin memperkenalkan kamu sebagai istri sah Dewa kepada keluarga besar dan kolega-kolega bisnis yang belum mengetahui tentang status Dewa yang sudah mempunyai seorang istri sekarang ini. Nanti Mama ingin mengadakan resepsi secara besar-besaran, mengingat saat akad nikah kalian yang terburu-buru itu begitu sederhana karena keadaan yang tidak memungkinkan."

Bu Mita menggandeng lengan mulus Ory dan menghampiri Dewa yang sedang mengobrol santai dengan teman-teman akrabnya. Diantara kumpulan para executive muda itu terlihat Rendra, Bima dan Bayu. Saat Bu Mita dan Ory tiba disana, Dewa sampai ternganga melihat kecantikan istri ciliknya. Rendra terdiam ditengah-tengah obrolannya, Bima bahkan terang-terangan terpesona sementara Bayu bahkan seperti mengeluarkan air liurnya.

Ory yang dipandangi dengan penuh nafsu oleh para pemilik hormon testoteron disana nampak kebingungan. Bagaimana tidak, mereka semua tadi tertawa-tawa seru dan saling meledek, tapi sekarang semuanya mendadak menjadi patung.

"Wa, ayo ikut mama dan Ory menyapa keluarga besar dan kolega-kolega yang belum kenal dengan istrimu. Sekalian perkenalkan Ory kepada mereka semua. Biar mereka tau kalau kamu itu sudah beristri sekarang."

Dewa cuma mengangguk dan mengekori dua perempuan cantik berbeda generasi didepannya. Setelah berbasa basi sejenak dengan keluarga besar lainnya, Dewa kembali menemui teman-temannya dan Ory mulai melangkah menuju taman belakang. Ory memang termasuk orang yang tidak begitu menyukai keramaian.

"Oh jadi kamu istrinya Dewa, sekarang? Sungguh tidak disangka, seleranya bisa terjun bebas seperti ini."

Celine wanita yang tadi dilihat Ory dikantor Bima memandangi Ory mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan sikap melecehkan.

"Kamu tau siapa saya gadis cilik? Saya ini pacarnya Dewa. Kalau saja dulu tidak ada satu kejadian yang menyebabkan pernikahan kami batal, pasti saat ini Sayalah yang menjadi istri Dewa. Saya peringatkan kamu ya Ory, Saya telah datang kembali kesini untuk merebut kembali posisi Saya yang telah kamu rebut. Kamu siap-siap saja ditendang oleh Dewa. Gadis cilik seperti kamu, mana bisa memenuhi segala fantasi seksual pria dewasa seperti Dewa."

Mempelai Yang Tak Diinginkan ( Tamat)Where stories live. Discover now