Part 8

16.7K 1.3K 27
                                    


"Anda siapa?" Tanya Ory pelan, seakan terhipnotis mata segelap malam yang hanya sejengkal jaraknya dari matanya sendiri itu.

"Raven Artharwa Al Rasyid. Ternyata kamu memiliki ingatan yang kurang bagus ya Ory. Padahal baru beberapa jam yang lalu kita bertemu di kantor Bima."

Ory langsung membelalakkan mata indahnya. Ting! seolah ada lampu pijar tak kasat mata yang menyala di benaknya. Pria tampan ini adalah yasalam ternyata suami Celine. Calon istri tak jadi Dewa yang tadi masuk tiba-tiba keruangan Bima. Mengetahui pria ini masih terikat hubungan sebagai suami istri dengan Celine, membuat Ory seketika bersikap defensif. Jangan sampai lagi dia berurusan dengan Madam Medusa itu. Belum lagi Ory sempat melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Raven didadanya, tiba-tiba saja dia merasa tangannya ditarik paksa kearah yang berlawanan dan kemudian tubuhnya dipeluk posesif oleh Rendra.

"Tolong anda jangan bersikap kurang ajar terhadap adik saya ya Pak Raven. Walaupun anda sudah mendaftarkan gugatan cerai terhadap istri anda, tetapi saat ini status anda masih sebagai seorang pria beristri."

Rendra menatap tajam Raven. Sebenarnya sedari tadi dia sudah gelisah melihat tatapan lapar Raven terhadap adiknya. Diantara Dewa, Bima dan Bayu hanya Rendralah yang tidak mengenal Raven. Karena Rendra bisa dikatakan bersahabat dengan Dewa cs hanya sekitar 3 tahun belakangan ini. Menurut Bima, dulu dia, Dewa, Raven, dan Bayu adalah teman sedari kecil.

Diantara mereka berempat, Ravenlah yang paling cool dan cuek. Apalagi yang berhubungan dengan wanita. Dia sangat mapan dan tampan, tetapi karena mulutnya yang sadis dan pilihan kalimatnya yang sangat irit dan sepedas bon cabe, membuat para wanita takut mendekatinya. Mereka sendiri sampai pernah mengira Raven itu gay, sebelum akhirnya mereka tau bahwa Raven malah kawin lari dengan Celine, calon istri Dewa.

"Adik ketemu gede? Anda dan saya sama berbahayanya bagi dia selama hormon testoteron kita masih berfungsi dengan baik. Anda tidak perlu terlalu mendramatisir keadaan."

Raven cuma membalas dengan kalimat efisien namun tepat sasaran.

"Saya pergi dulu ya Cantik. Percayalah kita pasti akan berjumpa lagi. See you."

Raven mengedipkan sebelah mata sambil berlalu dari hadapan mereka berdua.

"Cuek terhadap wanita katanya? Macam Don Juan begitu malah di bilang cool. Cool dari Hongkong!"

Rendra ngomel-ngomel sendiri.

"Kamu juga Non, jangan bertingkah kegenitan gitu sama laki-laki, bisa tidak?mulai hari ini Saya tidak mau melihat kamu memandang laki-laki lain dengan mata menggodamu itu. Bisa?"

Bentak Rendra yang tiba-tiba saja mood nya terjun bebas kelaut lepas saat melihat adegan romantis ala film india yang diperagakan oleh Ory dan Raven tadi.

"Apaan sih lo Ndra, suara lo kedengeran noh sampe di depan."

Bima dan Bayu tiba-tiba muncul didepan Ory. Ory langsung memejamkan matanya rapat-rapat. Dia ingat, Rendra tadi melarangnya memandang laki-laki lain.

"Lho Ory, kamu kenapa? Koq merem-merem begitu. Kamu ngantuk? Atau tidak enak badan ya?"

Bima heran melihat Ory yang tadinya terlihat baik-baik saja, mendadak memejamkan rapat-rapat matanya.

"Saya sehat-sehat saja Bang. Tadi kak Rendra bilang, Saya tidak boleh memandang laki-laki lain lagi. Makanya sekarang Saya merem liat kak Bima dan kak Bayu." Ory menjawab polos.

"Hahahaha. Rendra lo kenapa ngomong gitu sama Ory. Si lugu ini mengasumsikan semua hal yang dia dengar itu secara harfiah."

Bima dan Bayu langsung ngakak melihat Ory yang masih terus memejamkan matanya. Karena posisinya yang memejamkan mata, pandangan para pemilik hormon testoteron ini malah jadi fokus ke bibir ranumnya.

Mempelai Yang Tak Diinginkan ( Tamat)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن