17

4.2K 585 28
                                    

26 Mei 2018. 21:00.

(Namakamu) menyisir rambut sepunggungnya dengan tatapannya mengarah kepada ponselnya yang tengah memutarkan sebuah penayangan drama korea terbaru, berhubung wifi selalu berjalan di dalam rumahnya ini jadi, ia manfaatkan untuk menonton drama terbaru.

(Namakamu) tertawa kecil lalu mulai membuka cream malamnya. Ia mulai memakainya dengan tatapan masih mengarah pada tontonannnya.

Iqbaal mengusap rambutnya dengan handuk yang ada di pundaknya, ia menutup pintu kamar mandinya. Setelan piyama tidurnya berwarna hitam tidak membuat ketampanan Iqbaal dapat berubah begitu saja. Iqbaal melihat istrinya yang terlihat serius dengan tontonannya, berjalan menuju cermin tempat istrinya yang tengah duduk dengan mengoleskan sebuah krim wajahnya itu.

Iqbaal melingkarkan tangannya di sekitar leher (Namakamu), lalu mengecup sayang puncak rambut istrinya. " Udah dong nontonya, besok kan bisa," ucap Iqbaal dengan lembut.

(Namakamu) yang terlihat sudah selesai dengan perawatan malamnya membuatnya memberhentikan drama tersebut untuk sementara, ia berdiri dari duduknya dan menghadap Iqbaal. (Namakamu) mengusap wajah suaminya dengan jinjitannya, Iqbaal tersenyum dengan sayangnya.

"Kulit kamu kering, sepertinya aku perlu beli krim wajah untuk kamu," ucap (Namakamu) sembari mengambil krim wajahnya yang tadi ia pakai, Iqbaal mengerjapkan kedua matanya tidak mengerti.

"Sayang, kamu mau-"

"Udah sana tiduran, biar aku olesin ke wajah kamu." (Namakamu) tampak menarik tangan Iqbaal untuk tidur dengan pahanya sebagai bantalnya.

Iqbaal menurut saja selagi itu membuat (Namakamu) bahagia, ia jadikan paha (Namakamu) sebagai bantal kepalanya. (Namakamu) mulai membuka krim wajah itu dan mengoleskannya ke wajah Iqbaal.

"Tadi gimana di kantor, sayang?" tanya (Namakamu) yang terlihat fokus dengan perawatan wajahnya untuk Iqbaal.

Iqbaal menatap istrinya yang terlihat fokus dengan krim wajah itu. Iqbaal tersenyum kecil," kepo banget," gumam Iqbaal dengan suara beratnya.

(Namakamu) menepuk pipi Iqbaal dengan sedikit keras, Iqbaal mengadu kesakitan walau itu hanya sebagai mainannya saja. "Kok Iqbaal ditampar? Salah Iqbaal di mana?" tanya Iqbaal dengan tawanya yang ia sembunyikan dengan ringisan.

"Besok kalau aku pergi, kamu jangan tanya-tanya, ya?!" ancam (Namakamu) dengan kedua matanya yang ia sipitkan.

Iqbaal seketika memberengut tidak senang, ia menendang selimut di atas ranjangnya. (Namakamu) menepuk kembali pipi Iqbaal dengan sedikit keras, Iqbaal kembali mengadu. "Eh! Aku udah rapiin tempat tidurnya, kamu malah berantakin gitu aja. Rapiin!" omel (Namakamu) dengan kesal.

"Jangan pergi-pergi tanpa izin aku, (Namakamu)! Dengarin suaminya kalau lagi bicara!" protes Iqbaal dengan kedua tangannya menggenggam kedua tangan (Namakamu), (Namakamu) memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Kepo banget sih kamu!" balas (Namakamu) untuk membalas Iqbaal.

Iqbaal semakin tidak senang, ia memberengut tidak suka dengan balasan (Namakamu). "Sayang... jangan pergi-pergi tanpa izin aku!" ucap Iqbaal dengan suara beratnya yang terdengar kesal.

(Namakamu) tertawa melihat wajah suaminya yang terlihat seperti anak kecil tidak diberi jajan oleh mamanya, ia bahkan dengan menekan dahinya dengan dahi Iqbaal yang ada di bawahnya. Iqbaal masih memberengut kesal.

"Makanya jangan jail duluan. Aku baru gertak aja udah kayak cacing kepanasan, gimana kalau beneran? Mungkin udah kayak amuba koprol kalik ya," balas (Namakamu) dengan tawanya.

Me and My Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang