Bagian 5

8.7K 353 1
                                    


"Jangan pernah mencoba untuk menyembunyikan sesuatu dariku, Erroll.." Seru seorang pria dengan nada tinggi.

"Jika adapun. Aku tidak akan pernah memberitahukannya padamu, bedebah." Balasnya dengan menatap tajam pada pria yang berdiri didepannya itu.

"Aku tau apa yang kau maksud. Aku akan menemukannya," Dalam sekejap pria tersebut menghilang ditempat.

"Jika kau bukan ayahku, maka kupastikan nyawamu sudah menghilang ditanganku.." Dan detik kemudian pria itu juga menghilang.

Lianata Pov'S

Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud dari pria ini. Alpha? Apa mungkin dia adalah..tidak. Itu tidak mungkin, tapi mereka memanggilnya dengan nama Alpha. Alphard, hanya berbeda tipis saja dan sekarang kalian tau, aku sedang duduk diam dengan menatap lurus kedepan sedangkan pria itu entah sedang dimana pria itu sekarang.

"Hei!! Keluarlah.." ada apa sampai ia memanggilku keluar, ah..sudahlah sebaiknya aku keluar sekarang. Saat aku keluar pria itu berdiri dengan membelakangiku. Apa yang sedang ia lakukan?

"Ada apa?" Pria itu menoleh kebelakang dan menatapku, namun setelahnya ia segera berlari dan mendorongku hingga kami pun terjatuh ketanah bersama. Aku sangat terkejut dengan aksi pria ini dan segera aku menatapnya, ia mendelik tajam tepat disebelah kiriku dan akupun mengikuti tatapan pria tersebut. Oh my God..itu adalah seekor hewan yang bernamakan anjing hutan, ternyata perlawanan pria ini sempat tertunda karena musuhnya bersembunyi maka dari itu ia menyerukan untuk keluar namun bukan untukku.

"Kenapa kau keluar! Kau tau kau hampir.. Hampir terluka olehnya," ucapnya marah namun bernada lembut diakhir kalimatnya. Rasanya aku ingin tertawa.

"Kenapa berhenti marah. Apa terjadi sesuatu," Kataku dengan tersenyum senang didalam hati, ternyata sangat Menyenangkan mengerjai seorang Alphard.

"Ada apa denganku. Ini sangat aneh?" Yaa..tentu saja sangat aneh Alphard. Kau tidak tau saja kemampuan seorang Lianata Griny.

"Apa kita akan melanjutkan perjalanan?" tanyaku dan dibalas olehnya sebuah anggukan kepala.

"Kau ingin pergi kesuatu tempat. Tapi sebelum itu kupastikan kau akan menyukainya,"

"Akan kucoba.." Jawabku diikuti dengan berhentinya mobil Alphard ditepi sebuah jalanan yang sepi dan terdapat rumput belukar. Alphard keluar dari dalam mobil dengan diikuti olehku.

"Dari sini kita mulai berjalan kaki, hingga sampai kesana.." Alphard menunjuk ke sebuah gunung yang jaraknya cukup jauh dari tempat kami sekarang. Aku menoleh protes padanya.

"Apa kau yakin. Dengan berjalan kaki sepanjang jalan," kupastikan ini hanya sebuah lelucon Alphard saja tetapi sepertinya tidak, lihatlah anggukan kepala tersebut yang benar-benar sungguhan.

"Ikut bersamaku atau menungguku disini. Sendiri," Sungguh tidak ada pilihan lain. Menyebalkan.

"Aku akan ikut bersamamu," tuntasku dan pria itu tersenyum dengan memulai berjalan dan aku mengikutinya dari belakang.

"Kau tau. Didalam sebuah hutan seperti ini ada sebuah surga kehidupan.." Tentu saja aku tidak mengetahuinya karena aku baru pertama kalinya berkelana kedalam hutan seperti ini.

"Tidak." Jawabku singkat, pria itu menarik nafas dan berhenti di suatu titik dengan pandangan lurus menatap kedepan.

"Lihatlah kesana.." Tunjuknya lurus dan aku mengikuti arahannya. Ini..ini benar-benar sangat mengagumkan, ini sangat indah sekali. Didepan mataku terdapat sebuah air terjun yang mengalir disetiap sisi batu yang berwarna hitam dan dibawahnya terdapat sebuah sungai berwarna biru terang dengan berhiaskan sebuah tanaman bunga berwarna.

"Alpha. Ini sangat indah, aku sangat menyukainya." Aku menoleh pada Alphard dan pria itupun hanya tersenyum tipisnya.

"Masih ada saudaranya yang lain, namun tidak disini."

"apa maksudmu?"

"Kau akan tau kalau terus bersama denganku." Dia selalu saja membuatku penasaran. Sepertinya kalau aku nanti mati ditengah jalan maka akan sangat banyak tagihan jawaban untuk pria ini.

"Selalu saja seperti itu," ucapku dengan pelan sangat pelan.

"Perhatikan setiap langkahmu. Aku tidak akan menanggung resikonya," apa dia menjebakku dengan kondisiku yang seperti ini. Huh..aku tidak akan bisa kalau bukan dengan bibiku.

"Bibi.." Kenapa kalimat itu begitu sangat familiar diucapanku dan pendengaranku. Sebenarnya apa yang telah terjadi denganku.

"Jangan melamun atau kau akan terjatuh kekolam buaya!" Seruan Alphard sedikit membuatku terkejut dan langsung mengarahkan pandanganku kearah bawah, disana terdapat sebuah kolam besar dan sungguh asli terlihat disana ada kemungkinan terdapat seratus lebih jenis buaya pemangsa daging. Termasuk dagingku.

"Hampir saja.." Ucapku pelan dengan mengelus dada dan kemudian kembali mengikuti langkah lebar Alphard.

"Alpha, apa sebaiknya kita berhenti dan menginap disini sementara waktu. Lihatlah harinya sudah mau gelap.." Seruku dengan menghentikan langkah dari pria itu.

"Baiklah. Tapi tetap bersama denganku dan jangan menjauh," dasar modus.

"Aku akan ikuti sesuai perintahmu tuan Alphard." Ucapku dengan beralih duduk disalah satu batang pohon yang telah tumbang.

"Terimakasih." Ucapnya.

"Umm.." Jawabku dengan diam.

"Apa perjalanan kita masih jauh, Alphard." Tanyaku dan pria itu hanya mengangguk.

"Sekiranya untuk berapa hari lagi kita akan sampai ke seberang timur," Ucapku kembali.

"Masih satu minggu lebih.."

"Kau tahu, ini adalah kali pertamanya aku berada sampai kedalam hutan seperti ini.." Keluhku dengan menatap lurus kedepan dan dengan tiba-tiba saja air mataku jatuh. Aku tidak tahu penyebabnya apa?

Terima kasih kepada para reader,atas vote serta dukungan kalian buat Alpha Owners..terimakasih banyak,terus baca dan ikuti alurnya ya,kalau perlu ditandai bagian mana yang harus author perbaiki ...💡💡💡

Alpha Owners [LENGKAP]Where stories live. Discover now