i - Worried Night [HopeKook]

16.7K 654 74
                                    

.

Hoseok sedikit menyalahkan diri sendiri; sebab mumbuka pintu studionya beberapa saat yang lalu. Malam memang telah begitu larut, dan sebab comeback semakin dekat—tak ubahnya seperti member lainnya; ia pun menyibukkan diri.

Mungkin tadi ia tengah berfikir Namjoon, atau mungkin (mukzizat anak rajin) itu adalah Yoongi yang mengetuk pintu studionya. Mungkin ingin membagi penat.



Bukan Jungkook—Sang Maknae yang, hm—Hoseok tidak bisa mengucapkan kata-kata lain.



"Hyung tidak suka Kookie kemari?" bahkan mata polos itu membuat Hoseok gemetar. Jungkook dengan balutan hoodie hitamnya yang lucu, wajah kelelahan dan senyum gigi kelinci. Serta sebotol Cola di tangan—tentu saja, bedebah itu tidak mau rugi membelikan minuman lain, selain barang endorse.

"Bukan begitu,"

"Wajah hyung seperti keberatan jika aku datang,"

Bukan soal itu. Sebenarnya Hoseok tengah menahan diri. Mengingat terakhir kali pertemuannya dengan Jungkook berakhir dengan berkeringat di sepertiga malam. Perasaan tidak enak pada Taehyung; oh man, si pencuri ciuman pertama yang manis—gampangnya, sebut saja pacar Jungkook. Tapi Namjoon juga bilang jika kalau kadang ada sesi quicky dengan maknae mereka.

"Lupakan saja, Kook. Hyung sedang lelah,"

Tapi Jungkook acuh pada gesture mengusir dari tangan Hoseok. Malah menginvasi dengan lancang jarak diantara mereka.

"Justru Kookie ingin menghilangkan rasa lelah dengan kemari,"

Terkutuklah binar mata polos itu; berani taruhan. Tidak ada kilau selain hasrat binal yang terpancar dari netra Jungkook. lalu Jungkook dengan lancang naik ke pangkuan, mendesak ruang privasi Hoseok. Seperti Jimin yang di pangku saat siaran Vlive.



Hoseok melenguh; bukan mendesah, maknae ini beratnya tidak main-main.

"Jungkookie,

Tapi siapapun, tidak ada yang mampu menolak Jungkook. mungkin yang menolak Jungkook hanya orang dengan kepala miring. Hoseok melarikan tangannya ke pinggang Jungkook, ramping, mudah sekali untuk di elus.

"Rindu Hoseok hyung,"

"Hm"

"Hyung sibuk sekali,"

Tangan Jungkook merambat. Mengelus permukaan otot perut Hoseok yang keras. Andai saja dia sering pamer seperti Jimin, mungkin Jungkook rela menyusup ke studionya setiap malam. Lalu bibir Jungkook mendekat, mulai merayu dengan ucapan tak patut ditiru.

"Harusnya hyung benar-benar melakukan tindik di bagian sini,"

Jungkook meniupkan bisikan, pada telinga Hoseok. Dan Hoseok tidak menduga jika sensasi kecil pada telinganya bisa membuat naluriah purbanya bangun.

"Anak baik sepertiku tidak bertindik,"

"Oh—" Jungkook membeo. "Padahal aku membayangkan jika bisa mengulum hyung di bagian sini"



"Fuck; Jungkook mulutmu,"

Jungkook menjawabnya dengan kerlingan manja, dan jemari yang berlari pada ujung hoodie.

.

.

Hoseok begitu terpukau, sebab Jungkook indah dalam kukungannya. Bernafas terputus-putus, di atas sofa sempit di studio. Wajahnya memerah, sayu oleh gairah. Sedang hoodienya sudah lenyap entah kemana; dan bibir yang merengek memanggil nama Hoseok dengan desah nafas terputus.

Wander-Lust [BangtanKook]Where stories live. Discover now