Part 15

2.5K 52 0
                                    

TRUE LOVE ...

True love is love which only for two person.

And no place for the third person.

But, a true love comes with no logical reason ...

***********

Pagi ini tidak seperti biasanya. Rio benar – benar kerepotan mengurusi si kecil ini. Tapi dasarnya Ify tidak mau di bilang kecil karena sudah masuk kampus, tapi Rio tetap aja masih menganggap gadis itu masih kecil.

Seharusnya pagi ini dia sudah siap dengan kemeja dan celana panjang serta sepatu yang senada yang membuat pemuda ini menjadi keren, tetapi sekarang Rio masih memakai piyama tidurnya dan masih berantakan dikarenakan sesuatu yang terjadi yang membuatnya panik sendiri. Tapi meskipun begitu, Rio masih tetap keren. Walaupun baru bangun tidur pun cowo itu masih kelihatan keren.

'Sesuatu' itu adalah Ify sakit. Tadi Ray yang memberitahunya. Dan adik kandungnya itu tidak bisa untuk mengurusi Ify karena di sekolahnya sedang ada ujian. Terpaksa Ray harus berangkat dan membuat Rio menunggu Ify yang masih terlelap dalam tidurnya sementara Rio duduk di sofa yang ada di kamar Ify.

Dan hal ini membuat Rio merasa semakin bersalah. Dia masih menganggap kalau kejadian kemarin lah yang membuat gadis kecil ini menjadi sakit. Maka dari itu Rio rela mengurusi Ify. Karena selain merasa bersalah, Rio juga tidak akan tega meninggalkan gadis itu sendiri disini walaupun ada bibi di rumahnya.

"Maafin gue yah kalau loe sakit gara – gara gue. Mungkin gue udah kelewatan sama loe kemarin." Ucap Rio saat sudah duduk di pinggir kasur.

Rio mengganti kompresan gadis itu. Suhu tubuhnya semakin panas dari tadi pagi. Dan yang lebih membuat Rio panik, Ify tidak sadarkan diri. Pemuda itu ingin sekali membawa gadis itu ke rumah sakit. Tapi mengingat Ify yang tidak suka dengan semua yang ada di rumah sakit dia jadi membatalkan rencananya.

"Loe bangun dong. Seenggaknya loe enggak membuat gue semakin panik Fy."

Rio terus menggenggam tangan gadis itu dengan eratnya. Beberapa saat kemudian, tangan yang ada dalam genggaman Rio bergerak dan gadis itu membuka matanya dengan perlahan membuat Rio tampak senang.

"Fy."

"Kak Rio." Ify menjawab dengan lemah. Gadis itu masih menyesuaikan matanya agar cahayanya mampu masuk ke matanya dengan normal kembali.

"Gimana ?? Masih sakit ??"

"Badan gue rasanya gak enak banget. Lemes."

"Yaudah, nih loe makan dulu. Bibi tadi bikinin loe bubur. Mumpung masih anget Fy."

Ify menganggukkan kepalanya. Kemudian Rio berniat membantu Ify untuk duduk, tapi dengan cepat di tahan oleh gadis itu.

"Gue bisa sendiri."

Rio mendesah frustasi. Sepertinya gadis ini masih trauma dengannya karena kejadian kemarin. Ini juga salah Rio sendiri yang sudah membuat kepercayaan gadis itu kembali hilang untuk keberapa kalinya.

"Nih, gue suapin."

Pemuda itu berniat untuk menyuapkan buburnya ke dalam mulut gadis itu. Tapi, lagi – lagi Ify menggeleng sebagai jawaban. Dia tidak mau di suapin oleh Rio. Dan dengan sangat terpaksa, pemuda itu menyerahkan mangkuk berisi bubur itu ke arah Ify agar gadis itu memakannya.

"Masih marah sama gue yah gara – gara kejadian kemarin. Maaf yah Fy. Gara – gara gue juga loe jadi sakit begini." Ucap Rio dengan sangat lembut.

Ify sebenarnya memang masih marah sama Rio. Tepatnya masih trauma kalau dekat – dekat dengan pemuda itu. Tapi, dengan suara Rio yang super lembut itu membuatnya jadi tak tega jika pemuda itu mendapatkan wajah masam darinya.

Journey of Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now