Part 11. Flashback (1/2)

883 64 7
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia..

***

2 tahun lalu. Mimpiku hilang karena mereka.
- Aldy Maldini -

***

2 tahun yang lalu...

Aldi sudah tidak punya teman saat teman-temannya tahu jika orang tuanya telah bercerai. Tidak ada yang mau mendekati Aldi lagi sejak setahun terakhir ini. Mereka takut kesialan Aldi menular ke mereka. Setahun terakhir ini Aldi benar-benar berjuang sendiri.

Pembawa berita adalah sepupunya sendiri, Bastian. Bastian yang selalu iri karena Aldi yang selalu mendapat peringkat di kelas dan juga juara di berbagai lomba musik. Ia mengompori semua teman-temannya untuk mem-bully Aldi dan jadilah Aldi bahan bully-an

Tiap hari sejak kelas 3 SMP, Aldi selalu pulang dengan keadaan yang mengenaskan. Baju kotor, rambut acak-acakan, seragam robek, buku hancur, dan sebagaianya. Astrid sebagai Mama Aldi jelas tidak terima. Ia ingin Aldi pindah sekolah, tapi Aldi sudah kelas 3 dan sangat sulit untuk pindahkan. Apalagi hubungannya dengan mantan suaminya belum membaik saat itu.

"Woooyy, si anak manja lewat," teriak Arnold saat Aldi berjalan di koridor sekolah. Sekolah sudah mulai sepi karena para siswa sudah meninggalkan sekolah.

"Tahan-tahan," pinta Karel kepada Sydney yang tidak jauh dari Aldi.

"Wuuuu. Buru-buru amat. Kita belum main, nih." Sydney menahan Aldi yang sudah mulai memucat.

"Kasian tahu." Bella berdiri di hadapan Aldi yang mulai gemetaran. Ia menarik dasi panjang Aldi dan memperbaikinya. Setelah itu mengeratkannya membuat Aldi tersendak. Hanya sekilas, tapi membuat Aldi kesulitan bernafas.

"Ckck. Katanya kasihan." Sydney langsung merangkul Bella, kekasihnya. "Dia mah nggak perlu dikasihani, sayang. Hidupnya udah kasihan banget."

Tawa keras terdengar dari 7 orang yang kini memandang Aldi yang mulai pucat. Ada 3 orang yang masih diam tanpa bicara salah satunya Bastian, sepupu Aldi sendiri. Bastian berjalan mendekati Aldi dan tersenyum sinis.

"Bocah sial kayak dia sebenarnya nggak pantes ada di sini." Bastian menatap tajam Aldi yang kini merasa lututnya lemas. "Karena dia orang tuanya cerai. Harusnya dia nggak lahir aja." Bastian terkekeh dan memunggungi Aldi berjalan menjauh.

"Jangan gitu dong, Bas. Gini-gini dia sodara lo." Kiki berdiri di hadapan Aldi dan memperbaiki kerah kemeja Aldi. "Lo jadi punya sodara karena dia lahir."

"Cih." Bastian berdecih mendengar ucapan Kiki yang menurutnya menggelikan.

"Udah deh." (Namakamu) berjalan menarik Kiki untuk menjauh dari Aldi. "Kita lihat aja nanti. Apa dia masih bisa main musik saat acara perpisahan? Dia kan sering bilang, orang tuanya bangga karena dia pemusik handal. Sekarang kebanggan orang tuanya menjadi kesialan." (Namakamu) tersenyum meremehkan.

"Pulang, yok!!" Bastian melambaikan tangannya meminta teman-temannya untuk mengikutinya.

Kiki, (Namakamu), Bella, dan Sydney mengikuti Bastian. Bastian langsung merangkul (Namakamu) yang memang berstatus kekasihnya. Arnold dan Karel masih bertahan di sana. Mereka mengeluarkan tepung dan telur dari tas mereka.

"Happy birthday!!" teriak keduanya setelah menaburi terpung di kepala Aldi beserta telur yang dipecahkan di kepala Aldi juga. Jadilah Aldi kotor dan Aldi hanya diam saja tanpa melawan dan tanpa bicara. Arnold dan Karel pun berlari mengejar Bastian dan yang lainnya.

Aldy MaldiniWhere stories live. Discover now