Part 22. Terima Kasih Cinta🎵

986 63 12
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Maafkan aku!! Maafkan aku.... Ayah!!
- (Namakamu) Fadiyah -

___

"Gua pergi dulu, yah." (Namakamu) mengabaikan temannya lalu bertos ria. Hanya ada beberapa anggota yang ikut dengannya dan rata-rata teman satu kelasnya dan tetangga kelasnya. Yang lain berkumpul bersama Zikri. (Namakamu) memintanya.

"Mau kita kawal?" tanya Kiki.

"Nggak usah," jawab (Namakamu).

"Hati-hati."

"Ok."

Aldi melajukan motor (Namakamu) meninggalkan sekolah. Tanpa dipinta tangan (Namakamu) melingkar di perut Aldi. Aldi tersenyum senang dan memegang tangan (Namakamu) dengan tangan kirinya dan membiarkan tangan kanannya yang memegang stir.

(Namakamu) menegakkan tubuhnya melihat Aldi memasuki halaman rumah sakit. Mau kemana Aldi? Bukannya rumah sakit di hadapannya sekarang adalah rumah sakit dimana Ayahnya dirawat. Apa maksud Aldi? (Namakamu) ingin sekali marah sekarang. Kenapa tiba-tiba Aldi membawanya kemari?

"Al," panggil (Namakamu) setelah turun dari motornya.

"Sori, gua nggak maksud. Lo udah bisa maafin diri lo sendiri. Kenapa nggak lo coba maafin Ayah lo?"

"Al, tapi ini nggak segampang dengan omongan lo."

"Gua tahu." Aldi memeluk (Namakamu) setelah meletakkan helmnya di atas motor. "Maka dari itu gua nemenin lo. Gua nggak mau lo nyesel, (Nam..). Bagaimana pun dia tetap Ayah lo." Aldi melepas pelukannya. "Gua disini, sama lo." Aldi menangkup wajah (Namakamu) untuk melihat jelas mata gadis itu. "Ok?"

"T-Ta..Tapi-."

"Gua sayang sama lo. Gua nggak mau sesuatu terjadi sama lo nantinya. Lo bilang karma itu berlaku. Kita nggak tahu kapan karma itu datang. Maka dari itu, sebelum terjadi kita bisa cegah semuanya. Maafin Ayah lo, yah!!" Aldi menatap mata (Namakamu) yang dipenuhi ketakutan, kesedihan, dan penderitaan. Gadis itu masih belum terbebas sepenuhnya dari kesengsaraannya. "Gua disini. Gua nggak akan ninggalin lo. Lo mau, kan?"

(Namakamu) mengangguk dan Aldi kembali memeluk gadisnya. Ia tahu saat ini (Namakamu) butuh penopang.

Aldi menggandeng (Namakamu) menuju ruang rawat Ayah (Namakamu). Semalam, sebelum ke rumah Papanya, Aldi dan Bastian singgah ke rumah sakit. Bastian yang pernah mendengar Chandra menyebutkan rumah sakit dan kamar tempat Ayah (Namakamu) di rawat. Karena penasaran, Bastian dan Aldi datang sekedar untuk melihat keadaan Ayah (Namakamu). Untungnya Chandra dan Ibunya mengizinkan karena Chandra sudah mengenal Aldi sebagai kekasih (Namakamu). Ya, Chandra mengira demikian.

"Noona!?" pekik Chandra berdiri saat melihat (Namakamu) berjalan di samping Aldi. Tangan mereka saling bertautan, tepatnya (Namakamu) yang menggenggam erat tangan Aldi.

Soo Hee ikut berdiri. Ia melihat anak tirinya berjalan bersama pria yang semalam datang menjenguk Ayah (Namakamu). Soo Hee tersenyum, tapi matanya berkaca-kaca. Selama 2 tahun akhirnya (Namakamu) mau datang menemui Ayahnya. Soo Hee sangat berterima kasih kepada Aldi.

"Noona." Chandra langsung memeluk (Namakamu).

(Namakamu) tidak bergeming. Tangannya yang hampir dilepas Aldi tetap ia genggam. Aldi yang melihat (Namakamu) tidak ingin ditinggalkan pun tetap membiarkan (Namakamu) memegangnya. Setidaknya (Namakamu) mau menemui keluarganya lagi.

Aldy MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang