Chapter 2 : Trip To Mars

131 14 2
                                    

Riuh gemuruh suara tepuk tangan masih terdengar jelas di ruangan kru misi The Red Humanity. Suasana semakin ramai ketika Galina mengabarkan bahwa roket yang ditumpangi Leonora dan Wilbur berhasil mengorbit di Bumi. Sempurna. Kerja keras mereka selama ini membuahkan hasil. Prof. Igo juga terbawa euforia kebahagiaan, padahal jauh didalam lubuk hatinya ia cemas akan nasib anak buahnya, masih ada keraguan dalam dirinya. Entah apa, yang jelas ia masih ragu.

"sreeseeekkk....sresekkkkk" suara gaduh terdengar dari audio VHF.

"Klee, coba kau sempurnakan lagi letak koordinat satelit nya" Prof. Igo menginstruksi, air mukanya berubah serius.

Klee pun mengatur letak satelit AV-22 menggunakan pengendali jarak jauh. Satelit AV-22 adalah satelit yang dibuat khusus oleh Prof. Igo untuk berkomunikasi dengan roket Thunder-XXII. Dan sejauh ini satelit AV-22 adalah satelit tercanggih yang pernah dibuat oleh prof. Igo. Kemampuannya untuk mengirimkan sinyal radio 72 kali lebih cepat dari satelit biasanya. Selain itu, satelit AV-22 juga dilengkapi dengan sistem E-face.

E-Face merupakan teknologi videotelephony terbaik, yang juga dikembangkan oleh Professor Igo. Teknologi ini memanfaatkan sinyal radio yang dipancarkan satelit AV-22 yang kemudian dikonversikan menjadi sinyal analog untuk selanjutnya diterima melalui layar komputer.

Namun E-Face ini hanya dapat dipakai pada saat waktu waktu tertentu saja. Penggunaan E-Face yang terlalu sering atau berlebihan dapat meningkatkan radiasi di dalam roket. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi, setelahnya radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur. Semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi atom dan struktur . Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan seperti kematian mendadak.

"Holaaaa Klee!!!!!!!!" suara itulah yang pertama kali berhasil masuk ke telinga Klee. Ya, itu suara Leonora melalui VHF. Cukup keras, mampu membuat jantung Klee hampir meloncat keluar.

Klee yang masih terkejut hanya meletakkan tangannya di dada, merasakan jantungnya yang berdetak dua kali lipat lebih cepat. Segera, ia mengambil mikrofon VHF yang tergantung di mejanya.

"Dasar kau tak tahu sopan santun, hampir saja jantungku melompat keluar." Ketus Klee, masih sambil mengatur nafasnya.

"Ohahahaha maafkan aku Klee, aku terlalu bersemangat hohoho." Sambung Leonora masih dengan nada antusiasnya.

Prof. Igo merebut mikrofon VHF yang ada di tangan Klee.

"Leonora, kau akan menempuh waktu 249 hari untuk sampai ke Mars. Ingatkan Wilbur untuk selalu mengecek kondisi roket, jangan sampai ada kerusakan sistem. Semakin kalian jauh dari bumi, keadaan mungkin akan semakin tidak stabil." Jelas prof. Igo.

"baik prof."

"pastikan gaya gravitasi pada roket bekerja dengan baik, 4 hari lagi kalian akan berada diluar pengaruh gravitasi bumi."

"baik prof, kami akan melakukan yang terbaik." Seru Wilbur.

"baiklah, jaga diri kalian. Semakin jauh kalian melangkah, harapan kami akan selalu menemani. Hati-hati."

Wilbur mengaktifkan mode kendali otomatis dan tidak lupa juga dia mengaktifkan mode gravitasi didalam roket.

***


Matahari pagi menyapa deretan rumput hijau. Kupu-kupu menari diantara bunga-bunga disekitarnya. Pagi yang cerah. Seorang lelaki masih setia berkelana di alam mimpinya. Bahkan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah tirai tak dihiraukannya. Semenjak gadis itu pergi, ia lebih suka tidur. Menurutnya tidur adalah cara terbaik memotong waktu.

Last DimensionWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu