[01] Meet You

75.9K 2.4K 473
                                    

-

Angin bertiup kencang masuk lewat jendela perpustakaan yang terbuka menyebabkan helaian rambut panjang milik Scarla yang duduk sendirian di meja pojok perpustakaan berterbangan.

Jarum jam berdenting. Scarla melirik sekilas dan mengetahui bahwa sudah pukul sebelas siang. Artinya sudah hampir setengah jam dia berdiam diri di perpustakaan ditemani buku-buku tebal diatas meja.

Scarla mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya dan memandangnya lama. Kalung yang sudah setia dia bawa kemana-mana selama ini—kalung yang dia sayangi melebihi siapapun. Kalung pemberian dari orang yang paling dia sayangi didunia ini.

"Hei?"

Scarla terlonjak kaget. Gadis itu mengangkat wajahnya dengan cepat dan detik itu juga dadanya berdebar kencang saat melihat lelaki didepannya.

"Gue boleh duduk disini?"

Scarla gelapan. Dia tak bisa berinteraksi dengan lelaki karena menurutnya semua lelaki itu menyebalkan karena selalu memandang dari fisik saja. Scarla bangkit, berniat kabur karena dia begitu gelisah berinteraksi dengan lawan jenis. Sikap anehnya muncul lagi.

Lelaki didepannya mengernyitkan keningnya aneh. Matanya yang berwarna hitam setia memandang punggung Scarla yang bahkan sampai terbentur rak-rak buku dekat pintu keluar karena terlalu terburu-buru.

Mata lelaki itu kembali beralih ke atas meja dan menemukan banyak buku-buku tebal yang bahkan belum dikembalikan ke rak, namun bukan itu yang menjadi fokusnya. Tapi sebuah kalung berwarna gold diatas meja.

***

"Tumben baliknya cepat," ujar Citra, temen sebangku Scarla yang saat itu sedang bermain ponselnya.

Scarla duduk disampingnya dengan nafas memburu kencang. Rambut terurai gadis itu bahkan terlihat sedikit berantakan.

Citra memandang Scarla aneh. "Kenapa lo?" gadis itu tersentak. "Eh, wait biar gue absen dulu, lo habis darimana, lab kimia, perpustakaan, rooftop, taman belakang sekolah, atau sembunyi di pos satpam yang udah nggak dipakai?"

Scarla mengeleng, wajahnya memias. "Aku tadi ... ketemu sama cowok diperpustakan-"

Citra memotongnya. "JANGAN BILANG LO KABUR DAN TUNJUKKIN SIKAP ANEH LO?"

Scarla menganguk. "Kenapa? Aku lakuin hal yang baik kok, cowok-cowok di dunia nyata itu nyebelin sama brengsek."

"Big no! Lo nggak bisa samain semua cowok dengan cowok-cowok dimasa lalu lo, Scar!" Citra memukul kepalanya.

"Eh, Cit, pinjem pulpen dong, cepetan!" teriak Mika buru-buru langsung menuju meja mereka.

Scarla termundur kebelakang. "Jangan dekat-dekat!"

Mika mendelik. "Lo makin hari makin aneh aja, Scar."

"Biarin! Menjauh dari aku!"

Mika menghembuskan nafas panjang. Scarla itu bener-bener aneh, kalau mau berinteraksi dengannya harus bener-bener sabar. Terkhususnya lelaki. Lelaki itu mengambil pulpen dari tangan Citra dan segera menjauh. Dua tahun sekelas dengan Scarla cukup menyiksa batin.

Citra memandang Scarla. "Lo kalau kayak gini terus, mana ada mau dekatin lo."

"Gak papa, aku nggak nikah sampai mati juga siap!"

"Dih!" cibir Citra bener-bener lelah dengan pola pikir Scarla yang konyol.

"Eh, Cit, tapi tadi kok beda ya pas aku ketemu cowok itu..." cicit Scarla mendadak gugup. Gadis itu memikirkan sejenak kejadian tadi dan rasanya bener-bener berdegup.

"Beda apanya? Dia lebih cakep, lebih tinggi, lebih baik, lebih romantis kayak pacar-pacar lo di novel?"

Scarla mengeleng. "Aku rasa berdebar. Aku rasa ada yang berterbangan di perut waktu lihat senyumnya..."

"Anjer, lo jatuh cinta, Scar? Cinta pada pandangan pertama? Omg, gue terharu!" heboh Citra.

Scarla cemberut. "Apaan sih, gak jelas." kemudian gadis itu menghembuskan nafas panjang.

***

Scarla memasukkan buku-bukunya kedalam ransel baby blue nya dengan rapi. Gadis itu bahkan menyusun pulpennya di kotak pensil sesuai merk. Citra memutar bola matanya malas, Scarla itu aneh, tapi dia sangat pintar. Setidaknya satu poin plus itu membuat banyak orang masih mau mendekatinya walaupun dia aneh.

"Scar, gue duluan! Mike udah nunggu diparkiran!" pamit Citra menyebutkan nama pacarnya.

Scarla yang saat itu sedang mengikat tali sepatunya yang terlepas hanya mengangguk, walaupun dia tahu Citra tak melihatnya.

Scarla memanggul kedua tali ranselnya dibahunya, gadis itu teringat satu hal, dia menurunkan lagi ranselnya dan membukanya. Mengeluarkan sebuah hoodie pink soft dan memakainya.

Mata bundar Scarla semakin berbinar melihat awan hitam mengantung diudara. Sebentar lagi hujan akan turun. Scarla akan menunggu disini sampai hujan turun.

Rintik-rintik hujan mulai turun. Scarla mengulurkan tangannya, merasakan rintik-rintik air yang jatuh ketelapak tangannya. "Hujan jatuh dari langit, kan? Kalau gitu, hujan bisa nggak sampaikan salam Scarla buat Mama?"

***

Hi, aku datang lagi dengan membawa cerita baru. Semoga kalian semua suka dengan Rain, Scarla dan yang lainnya ya!

Hope you all enjoy this story💜

Bubay,

Carlin.

15 Juli 2020.

Reaching OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang