19

1K 45 2
                                    

Han hye kyo menatap tajam suaminya yang sedang duduk di kursi singgasananya sebagai CEO Hans group. Pria yang telah menikah dengannya selama hampir 30 tahun dan memberinya 2 orang putra dan seorang putri ini, tengah sibuk menghubungi seseorang melalui telpon. Pria paruh baya yang masih tampan ini terlihat menahan amarahnya terhadap orang yang ada di ujung sambungan sana.

"Bagaimana bisa hal ini terjadi? Bukankah aku sudah memberikan instruksi padamu bagaimana melakukan mediasi dengan pemilik aslinya? Berusahalah agar kita tidak merugikan orang banyak..."

BRAK!!!

Suara meja digebrak! Jong ki sedikit terlonjak, kemudian menoleh ke arah suara, tampak didepannya hye kyo berjalan menuju kabel sambungan telpon yang ada di sudut kantor suaminya tersebut dan mencabutnya secara kasar hingga kabelnya terputus. Sementara jong ki hanya menatap tak percaya apa yang dilakukan oleh istrinya tadi.
"Sayang.. Apa yang kau lakukan?! Aku sedang berbicara dengan tuan Jin di Makau, ini sangat tidak sopan sayang. " kata jong ki pada istrinya yang kini duduk di sofa mewah berwarna hitam yang ada di kantor jong ki itu
"Persetan dengan semua basa basi mu itu tuan han! " jawab hye kyo ketus.
"Ini menyangkut nasib ribuan orang sayang.. Ap-.. " tutur jong ki mencoba bersabar menghadapi gelagat tidak bersahabat dari tatapan mata istrinya ini.
"Aku tidak perduli, bagaimana kau masih bersantai-santai dengan semua bisnis konyol mu itu, sementara Putri kita terbaring dirumah sakit!!Dia ketakutan setiap detiknya??!!! " bentak hye kyo marah.
Hye kyo sudah menahan perasaan cemas dan marah itu selama seminggu ini. Karena perhatiannya hanya terfokus pada pemulihan kondisi emosional hyo joo di rumah sakit.
Hye kyo masih ingat betul pertama kali dia menemukan kejanggalan kondisi apartemen putrinya itu seminggu yang lalu. Terdapat genangan darah di kamar mandi, pecahan vas bunga dan alat mandi yang jatuh berserakan ditambah dengan sesosok tubuh pingsan dengan luka di kepala, entah itu siapa. Ranjang kosong, selimut terjatuh ke lantai. Dan pintu apartemen terbuka.
Malam itu setelah menghadiri sebuah pesta dirumah rekan bisnisnya hye kyo berniat mengantarkan cake coklat kesukaan putrinya ke apartemen. Namun setelah mendapati apartemen kosong dan kondisinya berantakan, hati hye kyo mencoles, ditambah lagi dering ponselnya beberapa saat setelahnya, yang mengabarkan hyo joo masuk rumah sakit.

Hye kyo bukan perempuan lemah yang pingsan melihat darah atau mayat. Pengalaman nya di dunia kedokteran militer membuatnya menjadi wanita yang kuat. Malam itu hye kyo langsung menelpon orang kepercayaannya untuk segera datang ke apartemen hyo joo, membawa pergi pria yang menurutnya menjadi kunci semua kekacauan malam itu. Hye kyo bukan tidak percaya kepada pihak kepolisian yang akan menangani perkara ini, namun percaya atau tidak prosesnya akan lama dan hye kyo butuh tindakan cepat jika menyangkut putrinya.
Manik mata kelabu jong ki menatap tajam perempuan yang sangat dicintainya ini. Sudah bertahun-tahun dia hidup dengan perempuan berdarah campuran Jepang-Korea ini. Jong ki mengenal betul watak keras istrinya, cara berfikirnya yang serba simple. Darah bangsawan yang mengalir dari ibu mertuanya itu menciptakan pribadi perempuan yang angkuh sekaligus anggun secara bersamaan. Dan didikan militer ayah mertuanya menjadikan hye kyo tegas dan keras. Sudah puluhan kali pula mereka bersitegang mengenai berbagai hal. Tarik ulur kerap terjadi namun semua berakhir baik karena Cinta yang kuat diantara keduanya.
"Ayolah sayang, aku sudah menempatkan orang terbaik ku disana, disana jung hyung selalu memantaunya, aku berusaha sayang.. " ucap jong ki perlahan, menekan seluruh emosinya.
Menghadapi singa betina yang sedang mengaung utuh kesabaran ekstra, dan sekarang itulah yang dihadapinya.
"Aku tahu, tapi apakah kau tidak berusaha mencari akar masalahnya jong ki?!!" bantah hye kyo tak mau kalah.
" sudah sayang, aku meminta dong wu mengatasi masalah ini secara langsung ditemani inspektur kang, semua perlu proses.. " ucap jong ki, berdiri mendekati istrinya.
"Terlalu lama, aku sudah meminta ji hyun menyelidiki semua, dan aku menemukan sebuah nama. " jelas hye kyo dingin.
"Kau.. Apa yang kau lakukan?!! aku sudah melarangmu melakukan hal semacam itu lagi?!!" teriak jong ki marah. Tersirat nada kekhawatiran disana.
"Persetan dengan sifat kekanak-kanakanmu tuan, lihat lah hasil kerja keras ku, dan katakan apa yang akan kau lakukan? " kata hye kyo seraya mengangsurkan sebuah amplop coklat kepada jong ki.
"Aku ingin kau memikirkan keselamatan Putri dan calon cucu kita, dibandingkan dengan keuntungan jutaan dolar yang akan kau raup.. Semua tidak akan ada gunanya jika harus ditukar dengan kewarasan putriku, aku tidak akan diam han jong ki. " tambah hye kyo dengan nada dingin. Dan bagi jong ki itu sudah seperti ancaman dari istrinya.
Jong ki masih ingat beberapa tahun lalu saat putra sulungnya tewas dalam sebuah kecelakaan mobil di busan, yang merenggut nyawa sang pewaris. Awalnya dia percaya bahwa kecelakaan putranya itu hanya kelalaian teknis mobil putranya, namun hye kyo memaparkan kenyataan lain yang membuatnya tercengang. Salah satu lawan bisnisnya di pasar saham, merasa kalah atas perebutan tender sebuah proyek pembangunan hotel mewah di Busan dan merencanakan pembunuhan tersebut dengan menyabotase mobil yang ditumpangi joon seok. Sehingga kecelakaan itu terjadi. Namun usaha hye kyo ini adalah bukan tanpa halangan, jong ki harus berurusan panjang dengan pihak kepolisian. Dan sekarang apakah hal semacam ini akan terulang kembali.
"Aku tidak pernah memiliki urusan bisnis dengan orang ini sayang.. " ucap jong ki menatap heran semua bukti yang ada didepannya kini.
"Sumpah, demi kedua cucu kita yang belum lahir hye kyo.. Aku tidak punya hubungan bisnis dengan orang ini. Bagaimana kau bisa menyimpulkan dia pelakunya?" tanya jong ki.
"Anak buah ji hyun berhasil mengorek mulut seseorang, sekarang apa yang akan kau lakukan, jika kau tidak sanggup menyelesaikan masalah ini, maka aku yang akan menyelesaikannya. Aku tidak mau Putri dan calon cucu ku hidup dalam ketakutan. Dan jika kau tidak bisa menyelesaikan ini dengan baik, aku akan membawa hyo joo tinggal di Jepang. Dia akan lebih aman di sana. " ucapan hye kyo seperti sebuah harga mati bagi jong ki. Nada bicaranya begitu tegas dan dingin
Dia menyadari keterlambatannya dalam menangani masalah penyerangan Putri seminggu yang lalu. Membiarkan hye kyo turun tangan akan lebih baik daripada dia harus kehilangan Putri dan cucunya di Jepang.
"Apa kau akan memisahkan hyo joo dan suaminya? Membiarkan cucu kita terpisah dari ayahnya? " tanya jong ki
"Dari awal aku sudah meragukan kemampuan menantu kesayanganmu itu, ingat ini bukan pertama kalinya anak kita menderita setelah menikah dengan jong suk. " tandas hye kyo.
"Aku lebih menyukai putra tuan park, dia lebih bertanggung jawab dan selalu berusaha menjaga hyo joo.. Jika saja kau mengikuti perkataan ku dulu, hyo joo tidak harus mengalami semua ini jong ki.. " tutur hye kyo pelan.
"Hentikan omong kosongmu itu sayang, mereka sudah menikah, akan segera menimang buah Cinta mereka. Apa kau tega memisahkan mereka? Demi tuhan, mereka saling mencintai sayang.. " ucap jong ki seraya menggenggam tangan istrinya, berusaha memohon pengertian.
"Aku akan membawa hyo joo kembali ke mansion setelah dia keluar dari rumah sakit.. " ucap hye kyo.
"Kau tau dia tidak suka tinggal di mansion.. "
"Dan keegoisanmu lah yang menyebabkan Putri kita membenci rumahnya sendiri!! Jangan lupakan kesalahanmu jong ki! Aku tidak ingin kehilangan dia kembali, tidak pula dengan calon cucuku!"
"Kau pikir aku mau kehilangan mereka?!! Aku adalah ayah hyo joo, kakek kedua calon cucuku, aku juga menyayangi mereka seperti kau menyayanginya!!" bentak jong ki. Emosinya sudah tersulut sekarang.
Jong ki menyadari kesalahannya di masa lalu, yang menyebabkan hyo joo memutuskan meninggalkan rumah. Namun dia juga telah berubah, dia juga berusaha memperbaiki semuanya. Harga dirinya merasa dipojokkan oleh istrinya.
"Aku akan menyelidikinya kembali semua bukti yang kau tunjukkan hari ini, jangan pernah berpikir aku tidak pernah menyayangi mereka dan berhenti bertingkah konyol han hye kyo!" tandas jong ki sebelum meninggalkan ruangan. Harus ada yang keluar dari arena jika suasana sudah mulai tak terkendali.
Hye kyo menatap kepergian suaminya dengan senyuman meremehkan. Di tekannya sebuah nomor.
.
Hyo joo memeluk tubuh suaminya erat, badannya bersandar manja di dada bidang jong suk, kedua matanya terpejam. Kedua tangannya mengusap perutnya lembut, bibirnya mengulum sebuah senyuman. Sementara itu sang suami memeluk tubuh gempil itu erat, mencium pipi mochi itu berulang-ulang. Mereka sedang duduk ditaman rumah sakit, menikmati indahnya sore. Hari itu jong suk sengaja pulang lebih awal dan langsung menemui istrinya.
"Urrie eomma ini merasa senang ne?? Hmm??" tanya jong suk lirih ditelinga hyo joo secara seduktif, sementara sang istri hanya tersipu, mengeliat geli.
" Sayang....aku ingin pulang ke rumah eomma..aku sudah bosan berada disini tanpa melakukan apapun. Apakah boleh?" tanya hyo joo.
"Apapun untukmu baby.. Aku kan bicara dengan joogkok hyung ne.. Aku merindukan mu sayang.. " ucap jong suk kembali mengecup pipi mochi istrinya.
"Kau tau, aku menantikan mereka sayang, kaki kecil mereka, suara tawa mereka, aku yakin mereka cantik sepertimu bidadari ku.. " ucap jong suk kembali.
"Maafkan aku jong suk-ah, jika mereka tidak seperti yang kau harapkan.. " kata hyo joo lirih.
"Jangan bicara masalah itu lagi, aku tidak suka, lahirkanlah mereka dengan segenap Cinta kasihmu sayang.. Aku mencintai kalian..." ucap jong suk membelai wajah kekasihnya.
"Yeoboo............ Aku......... Ingin......ingin......... "
"Katakan saja....."
"......"
"Ya...?? Katakan saja aku tidak akan marah... "
"Permen kapas..........yang warnanya merah muda.......emm....Yang.. Banyak... " tutur hyo joo lirih, menunduk menyembunyikan wajah malunya.
"Siap yang mulia Ratu.. Jjaa kita kembali ke kamar, aku akan menelpon ji hyun unniee agar menemanimu ne..? Hmm?? " ucap jong suk menggendong istrinya kembali ke kamarnya.
Hyo joo tersenyum malu saat mereka melewati koridor ruang rawat VVIP itu. Banyak orang yang memperhatikan adegan romantis suami istri tersebut. Terdengar gumam memuji dan menggoda dari mereka, seorang pria menggendong istri cantiknya yang tengah berbadan dua. Walau kandungan hyo joo telah memasuki usia dua puluh delapan minggu namun jong suk tidak pernah merasa keberatan menggendong ala bridal istrinya.
Jong suk menunggu ji hyun sampai dirumah sakit, baru keluar untuk mendapatkan pesanannya tadi. Sejak hamil istrinya itu menyukai semua benda berwarna pink muda, krem dan peach. Menyukai makanan dan masakan rumahan. Jong suk hampir tidak pernah mengajak istrinya makan di luar karena begitu mencium aroma makanan siap saji semua makanan yang dimakannya akan keluar.
Jong suk sengaja berjalan keluar area rumah sakit. Mencoba mencari pesanan istrinya. Setelah beberapa saat berjalan melewati komplek pertokoan, akhirnya dia menemukan permen kapas pesanan hyo joo. Jong suk membeli dua gulungan besar permen kapas dan bergegas kembali menuju rumah sakit. Baru saja jong suk memasuki area rumah sakit ponselnya berdering.
'CEO Park? '
"Yeoboseyo tuan park. Maaf ada perlu apa anda menelpon saya? " tanya jong suk begitu sambungan terhubung. Keningnya sedikit berkerut, sangat jarang
" maaf tuan lee, bisakah anda menemui saya sekarang. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan." pinta hyung sik
"Baiklah, dimana saya bisa saya menemuimu tuan park? Em.. Saya akan masuk sebentar ke dalam rumah sakit untuk.. " jawab jong suk.
"Sekarang saja tuan lee, maaf saya sedang terburu-buru tuan lee, saya tunggu di cafe depan rumah sakit." pinta hyung sik.
"Baiklah, kita bertemu disana " sambungan terputus. Jong suk berjalan kembali menuju jalan Raya menuju cafe ji hyun di depan rumah sakit.
Kling.
Pintu cafe terbuka, jong suk mencari-cari sosok yang tadi menelponnya. Tampak hyung sik duduk di meja paling ujung pada sisi kanan cafe. Tempatnya agak tersembunyi. Jong suk menghampiri hyung sik yang masih mengenakan pakaian kantornya.
"Maaf tuan park membuat anda menunggu lama" kata jong suk menjabat tangan hyung sik erat.
"Tidak apa tuan lee, hmm.. Permen kapas, anda menyukai permen kapas tuan lee? " tanya hyung sik geli, melihat jong suk membawa dua gulung besar permen kapas berwarna merah muda. Sangat kontras dengan stelan jas armani dan sepatu kantornya.
"Oo ini permintaa istri saya, dia ingin makan permen kapas katanya, maklum ibu hamil keinginannya kadang suka aneh-aneh.. Hal apa yang ingin anda sampaikan?" jelas jong suk.
"Ooh.. Maafkan kelancangan saya tuan lee, bagaimana kondisi istri anda,saya mendengar dia masuk rumah sakit ?" tanya hyung sik dengan wajah antusias dan sedikit geli membayangkan wanita yang dicintainya itu menyukai permen kapas,dalam jumlah besar seperti sekarang.
"Kondisinya sudah membaik tuan park, besok dia akan pulang ke rumah ibu mertua saya, saya hanya mengikuti permintaannya saja.. Tidak masalah tuan park..maaf kalau membuat anda malu.. " jawab jong suk.
"Santai saja, Maaf tuan lee saya hanya ingin menyampaikan beberapa hal terkait kejadian yang menimpa istri anda." jelas hyung sik
"Maaf, apa maksud anda?" tanya jong suk.
"Silahkan anda lihat, beberapa temuan yang mungkin bisa membantu tuan lee, saya hanya ingin membantu anda" jawab hyung sik.
"Bagaimana anda.......?? " tanya jong suk setelah membuka sebuah amplop kecil berwarna coklat. Berisi beberapa foto dan sebuah chip.
"Beberapa orang kepercayaan saya. Saya berharap ini akan membantu anda. Itu saja yang ingin saya sampaikan tuan lee, maaf saya permisi" pamit hyung sik seraya berdiri dari kursinya.
"Apa hubungan anda dengan istri saya? " tanya jong suk tiba-tiba.
"Tidak ada"
"Lalu ini apa tuan lee, kenapa anda melakukan ini? " tanya jong suk.
Ekspresi wajahnya sekarang datar dan penuh kecurigaan. Berbagai pertanyaan mengantung di benaknya. Apa hubungan pria di depannya ini dengan wanita yang sangat dicintainya? Seingat jong suk hanya yuta pria yang pernah singgah dihati hyo joo. Tapi rekan bisnisnya ini?? Apakah hyo joo menyembunyikan sesuatu darinya. Jong suk berusaha mengontrol emosinya.
"Saya dan hyo joo tidak memiliki hubungan apa-apa tuan lee, saya melakukan ini untuk menepati janji saya dengan mendiang kakaknya, han joon seok. Kami sudah berjanji akan selalu menjaga hyo joo. Karena sekarang hyo joo menjadi istri anda, maka hanya ini yang bisa saya lakukan. Maafkan saya tuan lee, saya tidak bermaksud mencampuri urusan anda." jelas hyung sik.
Jong suk bernafas lega. Setidaknya pria tampan di depannya ini bukan saingannya. Namun di dasar hatinya jong suk menyimpan sebuah tanda tanya.Apa maksud dari perkataan rekan bisnisnya ini?
"Hmm...maaf tuan park, apakah anda menyimpan sesuatu untuk istri saya?" tanya jong suk hati-hati. Dia hanya tidak ingin bersifat kurang ajar terhadap relasi bisnisnya dan dianggap orang yang tidak tahu terimakasih.
" Aku mencintainya, wae? Tenang saja tuan lee, istrinya anda adalah wanita terhormat yang menjaga cintanya. Mulai dari sekarang berusahalah lebih keras untuk membahagiakannya. Jika tidak maka aku akan mengambilnya darimu. Permisi tuan lee" jawab hyung sik cepat. Hyung sik melangkahkan kakinya menuju mobil yang diparkirnya di depan cafe.
Sementara jong suk hanya menatap kepergian hyung sik dengan sejuta pertanyaan. Perlahan ditinggalkannya cafe, berjalan menuju rumah sakit. Istrinya pasti sudah menunggu.
Jong suk tiba di kamar hyo joo saat istrinya itu telah terlelap. Ada perasaan bersalah membuat hyo joo dan baby twinnya menunggu permen kapas pesanannya.
"Kau keman saja? Hyo joo menunggumu sampai dia jatuh terlelap. Kasihan sekali dia, biarkan dia tidur ne, jongkok bilang dia boleh pulang besok pagi, aku pergi, ingatkan dia untuk makan ne.. " papar ji-hyun pada jong suk sebelum meninggalkan ruangan.
"Ne nunna.. Terimakasih banyak, maaf merepotkan " ucap jong suk seraya membungkukan badan.
Jong suk menatap wajah lelap istrinya, begitu damai.
"Sayang.. Maafkan aku membuatmu menunggu, hanya untuk permen kapas.. Aku berjanji tidak akan lagi membuatmu menunggu dan menangis, aku sangat mencintaimu " bisik jong suk,mengecup kening istrinya.
.
.
.
.
.
.
TBC
hallu.... Maaf jika ceritanya terlalu membosankan. Setiap selesai satu chapter muncul ide diawal dan hilang pada pertengahan kisah.
Mohon kritik dan saran para reader sadaya, untuk perbaikan isi cerita ne..
Nuhun pisan yang sudah vote and follow, dengan niat tambah teman dan menyambung silaturrahim semoga berkah ya...
Tunggu kelanjutan ceritanya, jangan jadi sider yak, masih beberapa chapter kedepan sebelum rampung
Yang sedang dalam mode puasa di bulan Ramadhan, tetap semangat!
Nyuwun pamit rumiyen sedaya.

My soul is You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang