extra

1K 43 5
                                    

Kening pria berwajah
tampan itu mengerut secara tiba-tiba saat mendapatkan pesan dari seseorang melalui smartphone nya. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja mendapatkan permintaan mencari sesuatu di saat rapat dewan direksi baru saja dibuka, dan orang yang membuka rapat tersebut tidak lain, tidak bukan dirinya sendiri. Dan barang yang diminta itu biasanya hanya ada saat musim dingin. Sedangkan saat ini korea tengah memasuki musim panas. Melihat salju yang turun dari langit, fix itulah permintaan hyo joo pada suaminya yang baru lima menit yang lalu membuka rapat tahunan pemegang saham, dimana semua tetua dan relasi bisnis besar hadir.
Jong suk menjadi tidak habis pikir dengan permintaan aneh istrinya saat usia kandungan keduanya ini menginjak 8 bulan. Permintaan tadi bukan yang pertama, dua hari yang lalu istrinya itu meminta jong suk membawa pulang anjing kesayangan halmonie-nya yang ada di Jepang ke seoul, tengah malam buta,minta tidur satu ranjang dengan eomma dan appa nya pada dini hari saat ayah dan ibu mertuanya ada di Swiss. Efek tidak bisa menyanggupi permintaan tersebut jong suk harus rela tidur dengan putra kembarnya, hyo rin dan seo jung. Ketika keadaan membaik permintaan gila istrinya itu datang kembali di saat yang tidak tepat. Bukan jong suk tidak mau menuruti permintaan istrinya, tapi mo cari dimana coba?? Masih lumayan jika dia harus mencari makanan atau minuman aneh ditengah malam atau pagi buta, tapi ini.. Ya tuhan. Di bawah notif pesan singkat tadi tertera notif 17 panggilan tidak terjawab dari wanita yang paling dicintainya itu.
"Sajangnim.. " suara sekertaris kim membuyarkan lamunannya.
"Ne...?? "
"Ketua Jung bertanya kepada anda sajangnim, tapi anda tidak menjawab. Apakah anda kurang sehat hari ini? " tanya sekertaris kim
"Umm.. Maafkan saya ketua jung, saya sedikit sakit kepala pagi ini."kata jong suk seraya berdiri dan kemudian membungkukkan badan meminta maaf.
"Kau mengkhawatirkan istrimu nak? Kudengar dari appamu, kini istrimu tengah mengandung besar" kata ketua dewan direksi tersebut sambil tersenyum
"Annimida, saya hanya sedikit sakit kepala ketua, mari kita lanjutkan saja, sekertaris kim siapkan semuanya " jawab jong suk seraya mematikan ponselnya dan mulai memimpin rapat.
.
Kedua pasang manik mata indah itu menatap ke arah seorang perempuan dengan tubuh tummy yang tengah mengerucutkan bibirnya. Kedua bocah berseragam taman kanak-kanak itu perlahan mendekati tubuh eommanya di ruang keluarga. Sementara channel TV berganti secara acak, bagai komedi putar yang sedang live.
"Umma... Mm.. Gwenchana?" tanya hyo rin takut-takut. Sementara hyung-nya, seo jun hanya memandangi eommanya.
"Apakah adik bayi sedang nakal di sini?" tanya hyo rin sambil menyentuh perut besar eommanya dengan jari telunjuknya yang gemuk.
Semenjak tahu akan memiliki adik baru, kedua bocah imut itu selalu memperhatikan eommanya, memandangi perut besar hyo joo yang semakin besar dari hari ke hari. Walaupun pada awalnya mereka sedikit takut dan sedih, namun setelah mendapat penjelasan hyo joo akhirnya mereka bisa menerima keadaan ada adik baru yang akan lahir. Setiap hari mereka mengamati bentuk perut eommanya yang semakin besar. Mereka merasa kasihan melihat eommanya kesusahan berjalan. Mereka takut perut eommaya sewaktu-waktu akan meledak dan adik bayi mereka akan keluar tiba-tiba, boom! Seperti saat ini seo jun hanya menatap hyo joo takut bercampur cemas. Tidak seperti adik kembarnya yang begitu ceplas-ceplos, namja kecil itu berpikir bahwa ada yang membuat eommanya tidak nyaman. Dia ingin membuat eommanya tersenyum seperti biasa tapi tidak tahu bagaimana caranya.
Mendengar pertanyaan putrinya, hyo joo menoleh kearah datangnya suara.
"Anni, nunna.. Doengsengie sedang main bola di dalam... " jawab hyo joo pada hyo rin dengan suara anak kecil.
Hasil USG menyebutkan bahwa bayi hyo joo kali ini berjenis kelamin laki-laki. Mendengar jawaban tadi seo jun mendekati eommanya.
"Jinjjayo umma? Odie??" tanya seo jun sambil terus memandangi perut ibunya, seolah berharap bisa melihat adiknya bermain bola di dalaom sana.
"Coba kalian berdua sini, duduk di samping umma, lalu tempelkan tangan kalian di perut umma" perintah hyo joo pada twins, menyuruh mereka duduk di kanan dan kiri hyo joo.
Keduanya menempelkan tangan mungil mereka di perut ibunya.
1
2
3
4
5
Dugh!.. Dugh... Dugh!
"Kyaaa... Ummaaa..!! " pekik hyo rin terkejut,menjauhkan tangannya sambil tertawa. Sama halnya seo jun, dia juga sama terkejutnya dengan adik kembarnya, namun namja kecil itu hanya membuka mulutnya. Kedua matanya membola.
"Annyeong hyung,nunna..." kata hyo joo masih dengan suara anak kecil.
"Adek bayi jangan nakal ne, nunna ingin bermain dengan adek bayi " ucap hyo rin pada perut ummanya, seolah sedang berbicara dengan adik bayi nya.
" umm.. Hyung juga.. " ucap seo jun lirih.
Dugh!..dugh!.. Dugh!!
Keduanya tertawa senang. Mereka bisa merasakan pergerakan adik mereka di dalam perut eommanya.
"Umma, hyo rin ingin es krim, boleh? " tanya hyo rin takut.
Sudah dua malam ini hyo rin mengeluh sakit gigi, gigi geraham bawah sebelah kiri sedikit berlubang. Dan siang ini dia minta diizinkan makan es krim. Oppa nya sudah memperingatkan untuk tidak minum es krim dulu, nanti eomma mereka akan marah. Dibandingkan dengan adik kembarnya seo jun lebih patuh,disiplin dan tegas. Apapun yang dikatakan appa dan eommanya adalah hal mutlak yang harus dipatuhi. Berbeda denngan hyo rin yang cenderung sembarangan,dan manja.
"Andwe, umma tidak mau nanti malam hyo rin menangis karena sakit gigi, kita makan siang saja " kata hyo joo dengan tampang tegas.
Dengan raut kecewa hyo rin mengikuti langkah eomma dan oppa nya ke ruang makan.
.
Jong suk tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang, sejak tadi istri cantiknya diam seribu bahasa. Ya, tidak adanya pesan balasan dan tanggapan dari tujuh belas panggilan mungkin alasan diamnya hyo joo, bahkan tidak adanya sambutan kedatangan jong suk . Punggung sempit dan pinggang melebar itu terus membelakangi jong suk dengan wajah kusutnya. Di kantor di bisa tertawa lepas karena rapat berjalan lancar dan para tetua mempercayainya kembali menjadi CEO Lee corp. Namun di sini dia terpaksa bungkam karena tidak dapat memenuhi permintaan istrinya. Sangat sulit menggadapi mood swing  hyo joo seperti saat ini.
"Sayang...maafkan aku,ne..ne.." pinta jong suk dengan wajah semelas mungkin.
Jong suk menghela nafasnya berat. Punggung sempit itu masih saja tidak bergeming. Dengan perlahan diusapnya sayang  bahu wanita yang sudah memberinya twins. Malam ini akan menjadi malam yang panjang baginya, jika dia tidak bisa mengatasi mode manja istrinya itu.
Tiba-tiba saja punggung sempit itu berbalik menghadap ke arah jong suk,tampak wajah mengantuk istrinya dengan tangan memeluk kemeja biru muda yang dipakainya kemarin. Seingat jong suk kemeja itu sudah masuk ke dalam  kranjang baju kotor, kenapa sekarang kemeja kotor itu malah berada di dalam dekapan istrinya.Samar-samar tercium parfum mask yang biasanya dikenakannya, hanya baunya sudah memudar.
"Kau sudah pulang yeobo...?" tanya hyo joo dengan mata sedikit terpejam. Sebelah tangannya berusaha menggapai tubuh suaminya, agar berbaring disampingnya.
Merasa mendapatkan angin segar maka jong suk membaringkan tubuhnya yang masih memakai baju kerjanya lengkap dengan dasi dan jas armani nya plus sepatu. Dia lupa melepaskan sepatunya karena sangat ketakutan akan amarah istrinya.
Kedua tangan lentik itu memeluk posesif tubuh atletis jong suk. Wajah cantik hyo joo mendusel manja ke ceruk leher jong suk mencari kenyamanan di dalam dekapan suaminya itu. Untuk beberapa saat keadaan ini berjalan, detik jarum jam di dekat foto pernikahan mereka tergantung terdengar begitu jelas. Jong suk hanya bisa membelai lembut wajah dan tubuh lelap istrinya. Dia bersyukur malam ini mood swing istrinya sedang tidak kambuh, jika tidak maka entah dimana dia akan mampu mewujudkan keinginan aneh istrinya tadi pagi. Memasukkan istrinya ke dalam freezer?? Anio!
Ditatapnya tubuh wanita yang terlelap dalam dekapnnya, wajahnya selalu cantik, lebih cantik jika tertidur seperti sekarang, bibirnya merah cery sedikit mencembik, pinggang yang tidak lagi ramping terlihat begitu seksi. Gembungan perut yang semakin membesar menandakan buah cintanya sedang tumbuh pesat di dalam rahim hyo joo. Sebentar lagi, akan hadir anggota keluarga baru.. Hh.. Jong suk bersyukur Tuhan memberikan anugerah yang tidak ternilai, keluarga kecilnya. Keberadaan hyo joo dan twins serta aegy yang sebentar lagi lahir membuat hidupnya lengkap. Namun perasaan lengkap itu seketika lenyap saat manik mata Indah itu mengerjap pelan. Beberapa bulan menghadapi mood swing istrinya jong suk sangat paham alasan manik mata Indah itu membuka ditengah malam seperti sekarang. Alarm di kepalanya berdering siap siaga atas kemungkinan munculnya permintaan aneh istrinya, jangan sampai dia harus berakhir di kamar anak-anak atau sofa ruang tengah seperti beberapa hari yang lalu.
"Kenapa? Tidurlah sayang, apa ada yang membuatmu tidak nyaman? Mau kupijit? Hn? " tanya jong suk hati-hati. Semoga malam ini hyo joo, tepat nya aegy mereka tidak minta hal yang aneh-aneh.
"Aku ingin tidur di kamar kita di rumah eomonim yeobo...kita pindah.. Ayo..di sini gerah sekali..." pinta hyo joo setelah berhasil duduk di depan jong suk, diatas ranjang mereka, masih dalam mode mengantuk.
Jengjeng!!
Fix!
Pukul 12 malam minta pindah kamar. Memang jarak rumahnya dengan rumah orang tua jong suk tidak terlalu jauh, hanya sekitar satu jam, tapi ini tengah malam, God. Belum lagi anak-anak, kadang tengah malam mereka suka pindah tidur di kamar jong suk dan hyojoo, hyo rin yang kadang masih suka begitu,entah minta ditemani pipis, mimpi buruk, takut hantu,ada saja. Makanya pintu penghubung tidak pernah jong suk kunci. Jika jong suk membawa hyo joo pergi malam ini dia tak mungkin meninggalkan twins tanpa penjagaan, para pengasuh pasti sudah tertidur, karena seharian menjaga putra putrinya. Sejak hyo joo hamil besar jong suk menambahkan beberapa orang maid dan seorang sopir yang bisa memenuhi keperluan istri dan anaknya saat dia tidak di rumah.
"Ini sudah malam sayang.. Kita tidur di rumah saja ne.. Hn..??" jawab jong suk hati-hati.
"Andwe!aku ingin tidur di sana! Jika tidak mau antar aku pergi sendiri saja! " kata hyo joo ketus, menarik tangan yang digenggam jong suk dan beranjak turun dari ranjang, menyambar coat coklat nya.
"Oke.. Oke.. Kita kesana, pakai coatnya, aku akan membangunkan pengasuh ahn agar menjaga anak-anak " ucap jong suk mengalah. Bagaimana bisa istrinya yang tengah hamil itu tengah malam begini mengendari mobil sendiri ke rumah orang tuanya, bisa-bisa dia kan dikuliti ibunya dan ibu mertuanya.
"Anii, bawa saja mereka sayang.. Aku takut si bungsu akan mengeluh sakit gigi nanti, besok kau harus  membawanya ke chan oppa, biar diperiksa " kata hyo joo.
"Bagaimana bisa, ini malam sayang, kasian mereka.. "
"Akan aku gendong mereka, aku masih kuat..! "
"Jangan! Pakai coatmu dan masuk ke dalam mobil, aku yang akan menggendong mereka!" jawab jing suk kesal. Mau menggendong kedua anaknya? Membawa diri turun tangga saja kesulitan. Perempuan.
Setelah grubak grubuk membangunkan seisi rumah dan sopir tengah malam untuk 'tidur dirumah mertua', disinilah mereka, di depan sebuah rumah mewah milik keluarga lee.
Ting tong.
Seorang maid membukakan pintu dan menyambut kedatangan pengungsi tidur dadakan itu dengan tatapan bingung. Bagaimana tidak, dari semua peserta ungsi hanya jong suk yang masih berpakaian lengkap,berjas,dasi dan sepatu kantor yang mengkilap. Ketiga mahluk lainnya berpakaian tidur, si kembar yang berada dalam gendongan jong suk dan pak kim, sopir pribadi jong suk, kompak berpiama biru muda dengan motif kelinci, sedang sang nyonya bertubuh tummy bergaun tidur warna peach ditutupi coat besar warna coklat susu.
"Siapkan kamar tamu, aku akan meletakkan anak-anak di sana " perintah jong suk menyadarkan lamunan sang maid.
"Ne tuan.. "
"Ada apa ini jong suk? Kenapa kau membawa anak istrimu datang tengah malam seperti ini? Apa anak-anak sakit? " tanya byun hae pada putranya, saat jong suk berjalan menuju kamar tamu diikuti sopir pribadinya.
Kening pria paruh baya itu berkerut melihat penampilan anak dan menantunya, lengkap dengan bawaan mereka.
"Aboenim... Bolehkah aegy tidur malam ini di sini?" tanya hyo joo manja, seraya bergelayut pada lengan mertuanya.
"Tentu sayang, ini rumah mu, ksu bisa tidur disini kapan saja, kenapa tiba-tiba?  Hn?? Kenapa tidak tadi sore, appa akan menyuruh supir menjemput kalian " jawab byun hae hati-hati. Dia menyadari perubahan emosi yang dialami menantu yang tengah mengandung cucu ke tiganya itu.
"Insidental appa... "
"Sudahlah, berikan hyo rin pada appa, kalian naiklah ke atas, istirahatlah,  ayo pak kim.. " perintah byun hae seraya mengambil hyo rin dari gendongan jong suk.
Jong suk membantu hyo joo menaiki tangga menuju kamar tidur mereka dulu. Setelah sampai jong suk langsung menutup pintu kamar dan menggendong istrinya ala bridal dan menjatuhkan tubuh tummy itu diatas ranjang.
"Puas? Hn.... Sekarang aku minta upahnya... " kata jong suk sambil mencium gemas pipi istrinya.
"Apa? "
"Apa???setelah tengah malam begini pindah kamar, masih bilang apa? Hn??mana upahku sayang? "
"Shiro.... "
"Hn... Shiroo??? "
"Shiro.... Andwe.... Geli... " kata hyo joo mengeliat geli atas cumbuan yang dilakukan jong suk di area lehernya.
Sebuah kecupan mendarat di bibir ranum hyo joo. Ciuman yang awalnya hanya sekilas, menjadi semakin dalam dan intens. Jong suk memagut bibir tipis nan kenyal itu bernafsu. Rasa manis dan memabukkan dari bibir hyo joo membuat jong suk lupa jika istrinya tengah berbadan dua. Sebuah tendangan dari si jabang bayi menyadarkan kedua orang tuanya untuk mengakhiri sesi bercumbu itu.
"Tidurlah.. Saranghae.. " ucap jong suk mengakhiri ciumannya, menarik lepas dasi dan melepaskan jas kerjanya, lalu ikut berbaring dengan hyo joo.
"Nado saranghae  sayang.. " jawab hyo joo dengan mata terpejam dalam dekapan hangat jong suk.
Untuk beberapa saat hanya deru nafas mereka yang terdengar, jong suk bernafas lega melihat istrinya terlelap.
"Sayang.. "
"Hmm.."
"Aku pengen itu... "
"Itu apa sayang, tidurlah..
"Sayang aku mau ituu..... "
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
Nah lho... Diteruskan sendiri hyo joo pengen apa.. Hihi
Ini tambahan, maaf typo nyebar di mana-mana.
Cerita na sedikit mbosenin
Mohon kritik, saran dan vote na,
Maaf up nya lama tugas mulai bertebaran.
Happy reading. Bye

My soul is You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang