1

13.8K 1.3K 184
                                    

28/05/18

.

.

Aku keluar dari perpustakaan sambil memeluk buku catatanku.

Aku langsung berlari menuju kelas karena sekarang jam pelajaran sedang berlangsung. Dan sialnya catatanku tertinggal di perpustakaan membuatku harus meminta ijin keluar kelas untuk mengambil catatanku.

Sampai suara gebukan yang tak jauh membuat langkahku terhenti.

Bruk~

Suara itu terdengar lagi. Sepertinya di gedung olahraga.

Aku bukan tipe orang yang mudah penasaran dengan hal apapun. Tapi, suara gebukan samar itu seolah menarik perhatianku.

Aku mencoba berjalan tanpa mengeluarkan suara dan mengintip di balik di balik dinding.

Mulutku seketika terngangah kecil.

Di depan gedung olahraga sana, ada Taeyong yang sedang menginjak kepala bagian belakang seseorang dengan wajah datar. Aku bisa mendengar orang itu memohon agar Taeyong membiarkannya pergi.

"Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja? Setelah kau dengan sengaja merobek catatan Fisika milikku yang seharusnya di kumpulkan hari ini. Dan kau dengan gilanya memohon ampun padaku? Jangan bercanda."

Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah aku dengar dari Taeyong.

"Maaf saja tidak cukup. Kata maafmu tidak akan mengembalikan catatanku yang telah di robek olehmu, sialan. Kau pikir bagaimana usahaku membuat catatan itu?"

Suara Taeyong yang benar benar terdengar dingin membuat bulu kudukku meremang.

Dan dengan bodohnya aku menjatuhkan catatan milikku. Dan itu mengambil perhatian Taeyong.

Orang yang kuyakini sekelas denganku langsung melarikan diri saat Taeyong sudah tidak menginjak kepalanya lagi.

Aku langsung memungut catatanku dan memeluknya. Aku sudah bersiap untuk melarikan diri, tapi cengkraman kuat di lenganku membuatku tidak bisa melarikan diri dari sana.

Detik setelahnya, aku di himpit ke dinding dengan Taeyong di depanku. Kalau saja aku tidak menahannya, mungkin badan kami sudah menempel. Buku catatanku terjatuh lagi.

Dan astaga, wajahnya bahkan hanya beberapa senti dari wajahku. Aku juga bisa merasakan hembusan nafasnya.

Tatapan dingin itu... ugh...

"Mengintip heh?"

Aku menelan ludahku susah payah. Mulutku sulit terbuka dan lidahku terasa kelu. Tatapannya seolah mengunciku dan membuatku menahan nafas.

"T-Taeyong..." aku mencicit.

Siapapun tidak akan tahan jika di himpit oleh lelaki yang tidak kau kenal baik kan?

"Hm.. yn, aku tidak menyangka seorang yang tidak pernah peduli sepertimu mengintip urusan orang."

dia tahu namaku..

*ps: yn - yourname

Aku hanya diam sambil terus terpaku pada tatapan dinginnya. Aku terlalu takut untuk bersuara.

Taeyong berdecak. "Hey, kau bisu?"

Aku mulai gelagapan. Tanganku mulai bergerak untuk mendorongnya.

"B-Bisakah kau menjauh dulu?" Aku mencicit lagi.

"Kenapa?" Taeyong bertanya dengan entengnya.

Sorot mata Taeyong semakin dingin, dan aku terlalu takut untuk membalas ucapannya lagi.

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang