15

4.9K 759 37
                                    

18/07/18

.

.

Aku duduk di sofa di apartement Yuta. Aku melipat kedua kakiku dan memeluk kakiku. Sebuah selimut juga menempel di punggungku dan menutupi setengah badanku.

Jeno duduk di sampingku sambil menepuk nepuk bahuku.

"Kau sudah tenang?"

Yuta datang dari dapur. Aku tidak membalas pertanyaannya dan hanya diam.

"Noona!" Jeno tiba tiba memanggilku sedikit kuat.

Aku menoleh sedikit padanya dan mengangkat kedua alisku.

"Tim kami menang, noona! Apa kau tidak ingin memberi kami selamat?"

Aku tersenyum kecil. Tanganku bergerak mengelus kepalanya beberapa detik sebelum menarik kembali tanganku.

"Selamat ya.. maaf aku tidak menonton pertadingan kalian.."

"Isshh tidak apa apa." Yuta ikut menyahut.

Aku menghela nafas lalu menyandarkan daguku di atas lutut. "Aku tidak mau pulang.."

Aku kembali merasakan tepukan lembut di bahuku. "Kenapa?" Jeno bertanya padaku dengan nada khawatir.

Tanpa memandang Jeno maupun Yuta, aku membalas. "Aku tidak mau tinggal bersama ibuku.." Aku menunduk.

"Tinggallah untuk sementara bersamaku disini, yn. Sampai Taeyong pulang."

Aku mengerjap pelan, sebelum mengangguk mengiyakan Yuta.

"Apa Taeyong hyung tahu tentang ayahmu?" Tanya Jeno.

"Tidak." Aku menipiskan bibirku. "Dia bilang aku tidak boleh menghubunginya."

Aku menghela nafas panjang berusaha menenangkan diri. "Dia melihat ayahnya dan ibuku melakukan hal tidak senonoh di rumah. Mungkin sekarang dia tidak mau menemuiku lagi karena ibuku, ayahnya jadi ternodai-"

"Stop it! Taeyong tidak sekekanakan itu, yn! Aku yakin ada alasannya!" Yuta tiba tiba menyela sambil sedikit membentakku.

"Hm.. kau benar.." aku tersenyum paksa.

"Noona, kau harus istirahat." Jeno memperbaiki letak selimut di punggungku.

"Ah, Jeno benar."

Yuta membantuku berdiri dan membawaku ke kamarnya. Aku tanpa pikir panjang langsung berbaring di ranjang Yuta dan menutupi semua tubuhku dengan selimut.

"Jangan berpikir negatif. Taeyong tidak mungkin tidak mau menemuimu lagi. Dia benar benar mencintaimu."

Setelah berkata seperti itu, Yuta keluar. Aku bisa mendengar suara pintu di tutup dari luar.

"Hyung, coba telfon Taeyong hyung. Aku khawatir dengan yn noona."

Suara Jeno masih terdengar dari sini.

"Halo, Taeyong? Bagaimana dengan OSN?"

"Baik. Aku menjawab semuanya dengan lancar."

Aku tersentak saat mendengar suara Taeyong. Sepertinya Yuta mengaktifkan loud speakernya.

"Ohh baguslah."

"Apa yang ingin kau katakan? Aku tahu kau tidak akan menelfonku jika bukan hal penting."

[1] chain ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang