Sugar Daddy (1) - HUNSOO

3.9K 389 42
                                    

Ini adalah story Hunsoo-ku kedua.
Setelah noona, akhirnya aku bisa menulis Hunsoo lagi.

_______________pag_______________

Do Kyungsoo adalah seorang pria tampan dan mapan. Dia memiliki semuanya. Harta, tahta dan wanita. Tapi Kyungsoo tidak pernah merasa puas. Seperti ada yang kurang dalam hidupnya.

Jangan terkecoh dengan wajah Kyungsoo yang inocent cenderung imut. Walaupun ada sedikit guratan kerut di dahi atau dibawah matanya, orang tidak akan percaya jika dia sudah berusia 35 tahun. Terlebih jika dia mengenakan pakaian casual, banyak yang mengira jika Kyungsoo adalah anak muda di awal usia 20an.

Kyungsoo adalah seorang CEO dari perusahan investasi terkenal di Korea Selatan. Termasuk perusahaan raksasa, tapi Kyungsoo jarang tampil di publik. Dia lebih suka bekerja dalam diam dan menikmati waktu kebersamaannya dengan anak dan istrinya.

Ya, Kyungsoo sudah menikah dengan seorang perempuan dan memiliki seorang putra. Kehidupan rumah tangga mereka sangat tenang dan bahagia, jauh dari prahara rumah tangga yang menyakitkan kepala. Tapi, jauh di dalam lubuk hati Kyungsoo, dia merasa kesepian. Hatinya kosong.

Kyungsoo bukan tidak mencintai anak dan istrinya. Dia bahkan rela melakukan apapun demi melindungi anak dan istrinya. Dia masih mencium kening istrinya setiap mau berangkat kerja. Dia masih melumat bibir istrinya saat akan tidur, dan juga masih bercinta setiap akhir pekan. Tapi Kyungsoo selalu merasa ada yang kurang.

*******

Sehun adalah seorang pria tampan yang sedang berjuang di ibukota. Tubuhnya tinggi dan atletis, hidungnya mancung, alisnya lebat, kulitnya putih, sorot matanya tajam. Siapapun akan menyetujui jika Sehun adalah salah satu makhluk Tuhan yang paling indah.

Sehun berusia 23 tahun, pindah dari desa untuk berjuang di Ibukota, Seoul. Ayah dan Ibunya adalah seorang pedagang di desa. Pendapatan kedua orangtua Sehun termasuk besar, mereka pedagang besar. Kedua orangtua Sehun memiliki keinginan untuk menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Ya, tujuan utama Sehun ke Seoul adalah untuk kuliah. Berbekal harapan dari kedua orangtuanya, Sehun memiliki tekad untuk membanggakan orangtuanya. Tapi tekad itu hanya terjadi di awal saja. Seperti kata pepatah, Ibukota lebih kejam dari Ibu tiri.

Pertama kali menginjakkan kaki di Seoul, Sehun hidup dengan sangat sederhana. Tinggal di flat sederhana, jauh dari kehidupan mewah. Tapi seiring dengan pergaulannya yang luas, Sehun mulai menginginkan sesuatu yang sulit diraihnya.

Sehun mulai berkenalan dengan teman-temannya dari kalangan atas. Pujian-pujian yang mengalir untuknya, membuatnya besar kepala.

Sehun tampan.

Matamu indah.

Bibirmu menawan.

Kau lebih pantas jika mengenakan pakaian dari Gucci.

Supreme sudah mengeluarkan produk terbarunya. Kau pasti akan lebih tampan jika mengenakannya Sehun.

Jadilah Sehun mulai mementingkan penampilannya. Sehun mulai belajar bagaimana agar dia kelihatan lebih menarik dan mendapatkan pujian lebih banyak.

Biaya hidup itu tidak berat. Yang berat itu, gaya hidup.

Begitulah kehidupan Sehun di tahun ketiganya tinggal di Seoul. Sebagian kiriman dari orangtuanya dipakai untuk membeli barang-barang mahal. Bahkan dia rela tidak membayar uang kuliah demi mendapatkan sebuah sepatu bermerk.

ɢᴀʟᴀxʏWhere stories live. Discover now