[c]

424 92 2
                                    

Beberapa detik lalu, bel masuk baru saja berbunyi bersamaan dengan Rehan yang menguap lebar di koridor.

Tidak lantas membuat Rehan mempercepat langkahnya seperti siswa lainnya yang berhamburan memasuki kelas masing-masing.

Karena yang Rehan pikirkan adalah tempat tidurnya di rumah.

Sekali lagi, Rehan menguap lebar. Dan setelahnya, Rehan mendapati perempuan kemarin--yang bernama Keisha itu, berjalan di depan kelasnya dengan kepala yang sibuk melongok ke dalam kelas Rehan. Seperti sedang mencari sesuatu.

Entah Kei-Kei itu sudah menemukan apa yang dicari, pandangan Keisha segera menoleh ke belakang, dan segera bertabrakan dengan kedua bola mata milik Rehan.

Rehan mendadak bingung. Karena si Keisha itu justru melotot ketika bertatapan dengannya, dan segera berpaling juga bergegas pergi sembari menarik lengan temannya yang seingat Rehan bernama Tasya.

Rehan hanya geleng-geleng kepala. Ini bukan kali pertama mendapati tingkah Keisha yang seperti itu. Jadi, tidak terlalu membingungkan lagi untuk Rehan.

Mungkin, memang begitu sifat si Keisha itu, pikir Rehan sejak dulu. Terkesan tidak ingin ambil pusing.

Dengan malas, tangannya membuka loker dan segera mendapatkan secarik kertas yang terlihat jelas bekas sobekan di salah satu sisinya.

Tertulis dengan rapi di sana sederet kalimat dengan pulpen bertinta biru.

Rehan, banyak-banyakin senyum, deh. Biar nggak sangar-sangar amat mukanya.

-Anonymous.

Rehan reflek geleng-geleng kepala lagi. Masih ada saja orang iseng yang meletakan sebuah note ke dalam lokernya. Kurang kerjaan, begitu pikirnya.

Karena rasa kantuknya masih menguasai, juga guru yang sudah terlihat dari ujung koridor, membuat Rehan mengabaikannya dengan meletakan kembali secarik kertas itu ke dalam loker, tanpa ada niat ingin membuangnya.

[ ]

anonymous notes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang