V

1K 92 14
                                    

🎀 If You Dont Like Dont Read 🎀
.
.
.
🎀 Dont Copy My Story 🎀
.
.
.
🎀 Present By Rilistia 🎀
.
.
.
🎀 Word:🎀
.
.
.
🎀Publish: Minggu, 10 Februari 2019🎀
.
.
.
🎀 Saya Hanya Mengingatkan Jangan Memberi Comment Jika Isi Nya Bertujuan Memercikkan Api Permasalahan 🎀
.
.
.
🎀 Enjoy The Reading  🎀

___________________________________________

Tentu nya Aku sudah tidak waras karna keesokan harinya, lima belas menit sebelum pukul sembilan, Aku sudah mengenakan gi– seragam judo ku yang berwarna putih, dan duduk bersimpuh didalam kamar. Bermeditasi, menenangkan batin ku yang bergejolak gelisah.

Aku sudah memberi tahu orang tuaku bahwa Aku akan mengikuti pertandingan persahabatan di dojo lain. Orang tua ku memperbolehkan dan berpesan pada ku agar berhati-hati.

Hari ini mereka akan datang ke akad pernikahan salah satu tetangga, jadi tidak bisa mengantar ku. Aku hanya mengatakan bahwa Aku akan dijemput tanpa mengatakan siapa yang akan menjemput ku.

Cklek.

Aku menoleh ke arah pintu, dan ternyata itu adik. Dia pun masuk ke kamar ku, mata bulan yang sama seperti ku berbinar seperti sedang menatap hidangan penutup favorit nya, pai apel dan es krim coklat.

"Teteh keren!" kata nya sambil mengacung kan dua jempol.

Tidak sampai tiga puluh detik kemudian Ia sibuk mematut diri di depan cermin besar yang ada dikamar ku. Ia memakai gaun sifon selutut berenda mengembang berwarna karamel, warna favorit nya.

"Tapi, Hana, lebih keren." ujar nya.

Ah, dasar Hanabi. Perhatian nya gampang sekali dialihkan. Nama nya juga anak enam tahun...

"Hana, ayo kita berangkat." ujar Bunda dari ambang pintu kamar ku.

"Iya, Bun..!" jawab Hanabi berjalan menuju Bunda.

"Kami pergi dulu ya... Nanti tanding nya hati-hati..." ujar Bunda menggandeng Hanabi.

Aku pun mengangguk singkat, "Kalian juga hati-hati." kataku.

Bunda tersenyum dan menutup pintu kamarku. Tak berapa lama, ku dengar suara mesin mobil yang semakin lama semakin jauh, ah sepertinya mereka telah pergi.

Entah kenapa, tiba-tiba Aku kangen dengan kakek. Kakek dulu sering mengajakku latihan di dojo. Beliaulah yang melatihku dan membantu ku menyempurnakan teknik judoku. Saat itu, Aku baru berusia dua belas tahun.

Saat itu kakek pernah bilang padaku, "Kamu itu kecil-kecil cabe rawit, Hime. Meskipun kamu kecil, salah besar jika orang lain menganggap kamu remeh. Kamu itu kuat!" begitulah kata kakek saat dia melatihku.

Pada saat itu, menjadi kuat dan ahli judo seperti kakek adalah cita-cita ku. Aku ingin melampaui kekuatan kakek. Aku ingin membuktikan padanya, walaupun Aku ini perempuan, Aku juga bisa kuat sepertinya.

𝘏𝘢𝘵𝘦 𝘰𝘳 𝘓𝘰𝘷𝘦?Where stories live. Discover now