PART 30 // Anger

6.4K 312 87
                                    

Math pulang dengan pikiran kacau, ia tidak menyangka adiknya kylie mengalami kejadian seperti ini. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Padahal dia sudah menyuruh Diego untuk mengawasi semua aktivitas adiknya di luar sana.

"Padamkan amarahmu Math, jangan mudah terpancing dengan perkataan Alva." Edymar mencoba menenangkan Math di dalam mobil. Tentunya sebelum sampai di Apartemen, Math harus bisa berpikir dingin.

Math menarik napas pelan sebelum menghembuskannya secara kasar.

"Tepikan mobilnya!" perintah Edy membuat Math menatapnya. Tanpa banyak bertanya Math pun menepikan mobilnya di sisi kiri.

Edymar keluar dari mobil dan menggantikan posisi Math untuk menyetir. Awalnya Math menolak tapi karna melihat ketabahan hati Edymar menghadapinya akhirnya Math luluh juga.

"Aku tau kau banyak pikiran Math, jadi biarkan aku yang mengambil alih kemudi." Math menurutinya. Benar kata Edymar, mungkin dia membutuhkan waktu untuk istirahat.

Sesampainya di Apartemen, Math melihat Kylie yang masih berada di ruang tamu dengan cemilan di pangkuannya. Entah mengapa melihat adiknya sedang menonton tv sambil meniati camilan, mulut Math gatal ingin menanyakan kejadian itu. Ia berharap Kylie tidak berbohong dan tidak menyulut amarahnya.

"Kau ada keluar hari ini Ky?" tanya Math sambi menatap tajam adiknya.

Tidak bisakah dia mengontrol emosinya. Pasti sebentar lagi pria ini akan meledak-ledak.

Kylie yang ditanya seperti itu mimik wajahnya berubah gugup.

Apa yang harus kujawab? Tidak mungkin jika aku mengatakan yang sebenarnya. Sial!

"Kylie?!!"

"Ah...itu.. Aku habis jalan-jalan." jawab Kylie

"Kaka tidak pernah mengajarimu untuk berbohong Kylie?!!" suara dingin kakak nya membuatnya membeku di tempatnya.

Apa kak Math mengetahuinya? Lalu apa yang harus kulakukan sekarang? Perang batin membuat Kylie tambah gugup menghadapi kakaknya.

"A-aku berkata dengan jujur kak."

Tamat lah riwayatmu Kylie.

Karna saat itu juga kakaknya langsung meledak-ledak dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun.

"APA SUSAHNYA MENURUTI PERKATAANKU KYLIE!!! BISA TIDAK, KAU JANGAN MELAKUKAN SEMUA HAL SESUKAMU. APA INI KEINGINANMU UNTUK DATANG KEMARI. MEMBUAT KAKAKMU INI KHAWATIR!"

"JAWAB!!!" bentak Math.

Edymar sampai memejamkan matanya kala melihat singa yang sudah lepas dari kandangnya.

Kylie hanya menunduk tidak berani menatap kakaknya.

"Aku memang benar sedang berjalan-jalan. Tapi aku tidak tau jika akan mengalami kejadian seperti ini kak." cicit Kylie

Math mengatur deru napasnya. Tidak seharusnya dia membentak adiknya. Rasa khawatir membuat Math lupa segalanya. Disampingnya Edy masih setia untuk mengelus punggung Math agar hawa panas dalam diri pria itu berubah menjadi dingin.

Setelah di rasa kepala Math saat ini benar-benar dingin, Edy menjauhkan tangannya dari punggung Math. Math sendiri yang merasa sudah mulai tenang mendekati adiknya, lalu menariknya ke dalam pelukannya. Mengecup puncak kepala adiknya.

"Berjanjilah jika kejadian ini tidak akan terulang lagi." Math berkata lembut.

"Aku berjanji kak," tapi  aku tidak bisa berjanji untuk tidak membalas kelakuan pria itu. Lanjutnya membatin.

The Beautiful Mafia In Love Where stories live. Discover now