PART 39 // Sacrifice

6.6K 398 194
                                    

Maaf yah gak bisa balas komentar kalian di part sebelumnya. Udah tiga hari ini karena faktor cuaca Dita jatuh demam🤒 dan ini Dita menyempatkan waktu untuk melanjutkan bang Math. Semoga hasilnya tidak mengecewakan yah.

Happy Reading
===

Alva berdiam diri dan menikmati semilar hembusan angin malam yang menerpa tubuhnya. Matanya terpejam tapi pikirannya melayang. Belum ada sebulan dia menahan gadis itu bersamanya. Perasaan aneh mulai muncul membuatnya harus memikirkan dua kali untuk melanjutkan tujuan awal rencananya.

Alva mulai ragu untuk melangkah ke depan. Satu kesalahan yang dia lakukan adalah telah membawa Kylie dan melibatkannya ke dalam rencana ini. Dua minggu lebih sudah kebersamaannya dengan gadis itu tanpa ada satupun orang yang mengganggunya. Dan dua minggu itu semua rencana yang dirinya susun mulai hancur berantakan akibat rasa yang tidak seharusnya hadir.

Siapa yang bisa nolak jika rasa itu hadir tanpa dirinya minta. Dan sekarang Alva terjebak dalam permainannya sendiri karna telah jatuh hati pada seorang gadis. Hanya satu yang harus dia lakukan, berhenti atau membiarkan rasa itu semakin tumbuh membesar dan pada akhirnya tidak terkendali.

Sejenak dirinya hanya menatap lurus langit malam. Malam ini tidak ada bintang yang menghiasi indahnya langit malam seperti biasanya. Seakan lenyap dan membiarkan semuanya hampa dan tidak berwarna.

•••

Hutan dimana letak Alva menyekap Kylie seperti halnya sebuah labirin. Labirin yang bentuknya berpetak-petak. Entah mana depan dan mana belakang. Math, Josh, dan Edy beserta kedua sahabat dari Math sudah berada di depan pagar yang mengelilingi hutan tersebut.

Tiang pagarnya cukup tinggi tidak lupa ada kawat listrik yang melingkari pagar tersebut. Jika disentuh otomatis kalian bisa menebak apa yang terjadi.

"Kau yakin ini tempatnya?" Math tidak habis pikir jika adiknya Kylie di sekap di hutan seperti ini.

"Seperti yang kau lihat Math, kita tinggal masuk ke dalam dan Robbert yang akan mengintruksikan kemana arah yang di tuju."

Robbert mengambil Drone tersebut lalu mulai menerbangkannya dengan menggunakan remot control. Walaupun sebenarnya Drone bisa juga di kendalikan menggunakan smartphone tapi menurut Robbert menggunakan remot control lebih mudah karna dirinya merasa seperti bermain dengan pesawat mainan.

Tidak sampai disitu juga, Arsen menghubungkan alat kerja Drone dengan komputer menggunakan Chip. Jadi... Selama Robbert mengendalikan Drone tersebut Arsen memantau nya di dalam monitor komputer yang berada di dalam mobil.

Tunggu apa lagi, kini Math, Edy dan Josh sudah memasuki kawasan hutan tersebut. sedangkan Robbert dan Arsen mereka tetap berada di luar.

Robbert kini telah mengendalikan Drone tersebut yang akan memberikan arah untuk Math dan yang lainnya di dalam sana.

Walapun sempat terjadi kendala karna hutan ini seperti labirin namun pada akhirnya sebuah rumah yang terlihat mewah mulai terlihat dan di yakini berada pas di tengah hutan.

Mata Math menerawang tajam saat dilihat suatu pemandangan tidak jauh dari tempat dirinya berdiri. Langkahnya semakin cepat dan tangannya mengepal. Sungguh, pemandangan yang dilihat Math mampu membuat dunia runtuh seketika. Josh yang melihatnya terdiam. Tidak ada celah lagi untuk menghentikan Math. Edy sendiri demikian, saat ini semuanya tengah berada di ujung tanduk. Hingga dirinya tidak bisa untuk sekedar menenangkan banteng yang siap menerkam mangsa dan mengulitinya.

"Ini di luar dari rencana kita Josh," gumam Edy.

••••

Di sebuah ruangan yang bernuansa coklat, sangat kentara dengan desain yang berlapis dinding kayu. Kylie melihat Alva yang terbaring di sandaran sofa dengan tangan kanan yang menutupi separuh wajahnya

The Beautiful Mafia In Love Where stories live. Discover now