Part 4

22.6K 1.8K 125
                                    

Vote sebelum baca..

Komen sebanyak-banyaknya.

Happy reading❤

Cuaca nan begitu dingin membuat seorang gadis mungil yang tengah berjalan sendirian di jalanan nan sepi merapatkan mantel bulunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cuaca nan begitu dingin membuat seorang gadis mungil yang tengah berjalan sendirian di jalanan nan sepi merapatkan mantel bulunya. Meski begitu, dinginnya cuaca masih saja terasa begitu menusuk hingga ke tulang.

Kepalan tangannya tersembunyi di dalam saku mantel. Tubuhnya terlihat sedikit mengigil.

Karena keterbatasan uang, terpaksa Aurora berjalan kaki ke rumah Jason yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya.

Maka dari itu, ia terpaksa bangun lebih awal guna memasak untuk sang ibu dan adik, baru lah dia bersiap-siap untuk pergi bekerja, dan mulai berjalan kaki agar cepat sampai di rumah Jason.

Terbiasa berjalan jauh tak membuatnya mengeluh meski kakinya terasa pegal. Ini semua demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa sekarang dan di masa mendatang.

Untuk mengusir keheningan pagi ini, gadis itu memutuskan menghidupkan lagu di hp opponya. Hp yang dibelinya dua tahun yang lalu, hasil dari kerja kerasnya selama tiga tahun.

Baru saja menikmati lagu dalam keheningan, tiba-tiba sekumpulan preman berbau alkohol pekat menghadang jalannya. Mereka terlihat menyeringai aneh di bawah pencahayaan lampu jalan.

Gadis tersebut tidak merasa takut sama sekali dihadang preman bertubuh kekar itu. Yang ada, dia malah mendengus kesal. "Jangan menghalangi jalanku!" desisnya tajam.

"Jangan galak-galak, cantik. Temani kami bersenang-senang dulu pagi ini."

"Oh, bersenang-senang ya.." kekeh Aurora manis seraya mengeluarkan tangannya dari saku mantel.

"Sepertinya dia setuju bermain dengan kita," kata salah seorang dari mereka dengan kekehan senangnya.

"Ya. Tapi bermain dalam artianku." seringai Aurora dan langsung menendang perut preman yang hendak menyentuh rambutnya.

Tingkahnya membuat mereka geram dan berakhir menyerangnya secara bersamaan. Aurora mengelak dengan mudah dan membuat mereka semua babak belur meski membutuhkan waktu yang lama karena dia belum sempat sarapan hingga kekuatannya berkurang dari biasanya.

"Kalian membuat perjalananku tertunda saja! Kalau aku di pecat, maka kalian akan ku cari sampai ke ujung dunia!" bentaknya kesal.

Ditendangnya kaki preman yang barusan di bantingnya dengan kuat.

Para preman itu bersujud di dekat kaki Aurora karena tidak sanggup melawan lagi. Bahkan kesadaran mereka kembali sepenuhnya setelah dihajar hingga babak belur. "Maafkan kami, dewi. Kami tidak akan mengulanginya lagi."

Kening Aurora mengernyit jijik mendengar mereka memanggilnya Dewi.

Tanpa berkata sepatah kata pun, Aurora kembali melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

Only YouWhere stories live. Discover now