Draco sengaja berlama-lama di asrama sebenarnya. Entah kenapa ada sedikit perasaan enggan untuk memulai tahun keduanya di Hogwarts. Mungkin karena ada begitu banyak hal menyebalkan yang memaksa pikirannya didominasi tanda negatif. Harry Potter, misalnya.
Cowok itu mendobrak hidupnya setahun lalu, menantangnya di depan hidung, dan memohon-mohon supaya dia sudi ikut misi bunuh diri. Tidak perlu pengingat untuk mengembalikan memorinya yang satu itu, karena toh Harry bertahan di benaknya hampir sepanjang musim panas.
Draco melangkahkan satu kaki di depan kaki lainnya dalam perjalanan ke Aula Besar, menyiapkan diri seakan tahu bakal terjadi hal buruk. Belakangan ini firasatnya selalu aneh-aneh, sejak ayahnya mewanti-wanti soal jaga dirimu baik-baik tahun ini— seolah-olah dia harus ekstra berhati-hati agar tidak mati. Kalau maksud ayahnya adalah dia harus lebih waspada dari tahun lalu.. kalau maksudnya adalah entah bagaimana akan terjadi bencana yang lebih parah dari sebelumnya.. wah, wah.
Tahun ini pasti bakalan menarik.
Dan kesimpulannya dibuktikan sewaktu Draco mendapati Aula Besar sedang ricuh— terkait surat beramplop merah dan berasap yang meledak di meja Gryffindor. Ia tidak tahu kenapa Merlin mengharuskannya mengawali pagi dengan suara marah ibu-ibu yang menggema di seluruh ruangan, tapi siapa pula yang tahu jalan pikiran Merlin? Rupanya suara itu cuma nyonya besar Weasel yang sedang mengamuk perihal mobil suaminya (yang dicuri duo idiot), dan bagaimana tindakan Kementerian Sihir nanti—
Dan kenapa pula wanita itu memutuskan menyimpan raungannya dalam surat yang bisa meledak..
Mungkin bakalan sulit. Ayah Draco bilang pria rambut merah yang belakangan mereka temui di Flourish and Blotts, alias ayah Weaselman, adalah seorang pegawai Kementerian Sihir, di departemen yang masih sehubungan dengan Muggle. Draco menyikapi keadaan dengan tidak bertanya bagaimana orang itu bisa memperoleh alat transportasi gila Muggle. Kementerian Sihir menyita barang Muggle dan macam-macam untuk mempertahankan kabut tipis di antara dunia mereka, tapi mungkin memodifikasinya (dalam artian menambah sihir di sana-sini) itu sudah kelewatan. Jelas merupakan pelanggaran, dan kalau justru penegak aturannya lah yang melanggar..
Draco paham ganjaran apa yang bisa Mr. Weaselman terima. Mungkin beberapa bulan Azkaban? Tidak kalau seluruh keluarga besarnya (yang mungkin merupakan sebagian populasi masyarakat sihir) memohon-mohon di ruang sidang. Mungkin beberapa minggu.
Tapi ini Azkaban, yang dia bicarakan, penjara sihir dengan makhluk-makhluk mengerikan (yang tidak mau ayahnya ceritakan pada Draco secara gamblang). Sehari penuh di sana mungkin sudah cukup untuk membuat manusia mana pun gila.
Yah, itu sepadan. Siapa yang menyuruh mereka terlibat dengan urusan Muggle? Tidak ada. Siapa yang menyuruh mereka merendahkan diri dengan memodifikasi dan menggunakan benda-benda hina itu? Tidak ada.
Dunia ini dipenuhi orang-orang idiot dan cara mereka berbagi dunia dengan masyarakat non-sihir. Muggle itu binatang. Kecoak-kecoak yang perlu diinjak. Menjijikkan.
Dan betapa Draco berterimakasih karena dilahirkan di kalangan darah murni terhormat yang suci.
Slytherin itu melangkah ke meja asramanya, sementara kehebohan masih berlanjut di meja Gryffindor. Dia bisa melihat sebagian besar teman-temannya sudah duduk di satu bagian. Draco mendekat, dan seperti mendapat perintah, mereka otomatis bergeser untuk menyisakan satu tempat duduk. Tempatnya yang biasa.
Oh, mungkin kalau sudah begini dia jadi senang kembali ke Hogwarts. Dia punya asrama leluhurnya dan orang-orang yang derajatnya cukup tinggi. Draco baru saja mau mengambil sepotong daging panggang ketika ada suara jepretan kamera di belakang pundaknya.
"OOOHH." Theo langsung menggerutu sebal dari seberang meja. "Menyingkirlah, Creevey!"
Daann, sampai di situ lah rasa senangnya terwujud. Selanjutnya Draco menggertak gigi berang. Dia melempar pandang tanya ke Theo, untuk memastikan tebakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A STRANGER IN THE MIRROR
Fanfiction[SHORTLISTED ON #WATTYS2018!] Mereka bilang ada yang bernapas dalam hening. Mereka bilang ada yang bergerak dalam gelap. Mereka bilang ada yang hidup di lorong-lorong yang mati. "Suka atau tidak, salah satu di antara kalian adalah pewaris Slytherin...