enam

1.1K 301 112
                                    

Genggaman Taehyung hangat. Jimin suka.

Sekarang, mereka sedang mengantri tiket untuk nonton. Taehyung berdiri sejajar dengan Jimin, dan itu bikin perbedaan tinggi mereka jadi kentara.

Taehyung juga masih menggenggam tangan Jimin lembut. Bikin Jimin jantung Jimin yang dari tadi menunduk degem-degem.

"Mau pesen popcorn?"

"Kita kan puasa." Jimin mulai capek jawabin pertanyaan Taehyung tentang makanan.

"Oh iya, ya. Lupa." Taehyung nyengir. Pelupa dan bego punya garis perbedaan yang tipis. Untung ganteng.

Tiket sudah ditangan. Posisi B nomor 16 dan 17.

Mereka jalan bareng ke dalam teater. Film akan dimulai delapan menit lagi dan Taehyung bilang dia nggak suka masuk saat lampu teater sudah dimatikan.

Jimin duduk dinomor 16, disampingnya Taehyung masih menggenggam tangannya.

"Omong-omong, kita belum kenal satu sama lain kayaknya," kata Taehyung. Dia menoleh sambil senyum. "Untuk formalitas, namaku Kim Taehyung. Tahun ajaran kedua fakultas hukum."

Jimin sudah tau itu semua. Tapi, Jimin cuma senyum, nggak menyahut 'aku udah tahu semua tentang kamu'. "Aku Park Jimin. Tahun ajaran pertama fakultas biologi."

"Kamu lebih muda dari aku ternyata."

Jimin mengangguk. Kemudian memperhatikan sekeliling. Di teater ini masih rada sepi, belum begitu ramai.

"By the way," kata Taehyung sambil menatap ke layar yang masih kosong. "Kamu kok ambil jasa unfaedahku, sih? Bukannya nggak guna banget ya jasa beginian?"

Jimin menyalak dalam hati. Kalo nggak ada jasa beginian nggak mungkin gue duduk disamping lu kutil!

"Soalnya nggak ada yang ingatin bangun sahur sama ngucapin berbuka, sih. Kan, aku jomblo."

"Padahal kamu manis, loh. Masa iya nggak ada yang kesemsem?"

Taehyung ketawa. Jimin mukanya merah, jantungnya udah nggak tau gimana lagi kondisinya. Untung aja lampu didalam udah agak remang-remang.

"Kalau kakak sendiri gimana? Kenapa mau buka jasa beginian? Padahal kakak sendiri yang bilang begini unfaedah."

Taehyung mengerutkan kening sedikit. "Soalnya disuruh ketua fakultas, mau gimana lagi? Ajib emang itu orang. Sebenarnya kalo nggak dipaksa aku nggak bakalan tega, dek."

Jantung Jimin berdesir pelan waktu dipanggil 'dek'. Sederhana sekali.

"Oh, tega sama siapa?"

"Sama pacarku, dek. Kita lagi ldr-an."

Taehyung terkekeh pelan. Jimin sesek.

——————

Filmnya udah selesai. Lawak. Soalnya Taehyung ketawanya keras banget sampai hampir merosot dari kursi. Jimin,juga ketawa keras sesekali. Tapi, istimewanya genggaman Taehyung tetap erat ditangan Jimin biarpun mereka ketawanya heboh nauzubillah.

Dasar buaya qamu mz—jimin

Mereka jalan beriringan keluar dari bioskop.

"Mau makan apa, dek? Bentar lagi mau buka."

Belum sempat Jimin ngejawab suaranya kepotong sama suara orang teriak manggil namanya.

"Jimin!"

Jimin refleks noleh. Taehyung ikutan noleh juga.

Disana——dalam jarak sepuluh langkah ada seseorang dengan rambut hitam yang mematung.

"Kamu bener Jimin, kan?" kata sosok itu. "Ini pacar baru kamu, ya?" si rambut hitam itu mengangkat ujung bibirnya. Senyum tapi ada kesan remeh sinis yang ketankap.

Jimin tercekat. Sosok itu si masa lalunya. Mantan yang bikin move on nya susah minta ampun. Jeon Jungkook.

"Sudah lama, ya?" kata Jungkook masih tersenyum.

Jimin masih mematung. Lalu mikir, kok rasanya kayak lagi kepergok selingkuh, ya?


——————

tbc uwu

btw, aku sourcherie jeonpanman cumibakarrrr koopicanoblagi open gc(jatuhnya malah panjat ngetag mereka semua anjir)

semuanya boleh gabung tanpa syarat khusus kok( ´ ▽ ' )ノ kita cuma sekedar sharing blablabla gitchuu. bagus juga nih buat kalian yang pasti gabut pas bulan puasa

kalau mau join tinggal dm aja idline kalian, nanti aku masukin(´∀') atau pc idl ku aja di jeonmen_  yawwww(>y<)

iya, emot gue bikin cringe emang

jasa ramadhan + vmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang