sembilan

1.1K 270 35
                                    

Jimin uring-uringan. Kepalanya tergeletak diatas meja cafe. Tidak bernafsu apa-apa pagi ini tampaknya.

"Lo kenapa dah?" Hoseok baru saja muncul. Ditangannya ada segelas es teh hangat. "Tumben nggak nafsuan. Biasa juga paling heboh."

Definisi dari tidak sadar diri.

Jimin mendelik. Cepat diambilnya gelas isi teh Hoseok. Serta merta diteguk dengan beringas.

"ASTAGFIRULLAH JIMIN. PUASA! MUNTAHIN!"

Jimin cengo. "Tapi disana udah lebaran."

"Tapi, disini pan ceritanya masih ramadhan."

"Oh iya ya. Wkwkwk." Jimin ketawa garing.

"Udah, cepet muntahin."

Jimin berusaha muntah. Keluar. "Tapi, kok lo beli teh? Kan masih puasa katanya."

Hoseok cuma mengangkat bahu sebagai balasan. "Buat kumur-kumur."

——————

"Elo kenapa, sih?" kali ini suara Yoongi yang menginterupsi. Kepala Jimin kembali tertunduk diatas meja. Haus, habis nggak sengaja ketelen minumannya Hoseok.

"Siapa yang ngasih idline gue ke Jungkook?"

Kepala si boncel itu terangkat. Matanya memicing kearah dua orang yang sekarang saling pandang kebingungan.

"Lo pada tau, kan gua nangis hangus ya gimana pas dia ninggalin gua tanpa alasan? Masa iya gua biarin dia kembali dengan seribu alasan. Tolol namanya."

Biar gue goblok nggak segoblok ngebuarin dia kembali juga. Cuih.

Jimin menarik nafas, berusaha meredam emosi. Disini masih puasa, nggak boleh marah-marah. "Jadi jujur ke gue. Siapa yang ngasih idline gue ke dia?"

Yoongi akhirnya menghembuskan nafas. "Gue yang kasih." Katanya ringan, seringan dia yang ngegantungin tanpa kepastian.

"Kenapa lo kasih?"

"Soalnya dia maksa. Udah gua block tetep aja nge-pc lewat akun lain."

"YA TERUS LU MAU JADIIN GUA TUMBAL GITU?"

"YA PAN AKAR MASALAHNYA DARI LU ANJINK!"

"SINI LO MAJU! GUE JAMBAK! TAKUT LO?"

"AYO SINI MAJU! JAMBAK NIH JAMBAK!"

"YOONGI BANGSAT!"

Yoongi menyodorkan kepalanya--menantang. Sedangkan pemuda pendek dihadapannya menggeram kesal. Dimajukannya badannya dengan telapak yang sudah siap.

Hoseok teriak panik sambil mengumpat. Jimin sama Yoongi jambak-jambakan.

------

Jimin menyandarkan dirinya kerak buku perpustakaan. Dia duduk dilantai--ditengah-tengah rak buku sejarah--bosan setengah mati sejak melarikan diri dari pertengkarannya dengan Yoongi tadi.

"Masih kesel?"

Hoseok yang ikut duduk disamping Jimin bertanya. Senyumnya diulas diikuti dengan seringai kekehan.

"Kalian toh juga dulu pernah kelahi sampai lempar-lempar pentol bakso. Tapi tetep awet."

"TAPI GUE KESEL ANJINK!"

"GAUSAH NGEGAS JUGA DONG TOD! PERPUSTAKAAN INI!"

"LU PAN JUGA NGEGAS!"

"DIAM!"

Teriakan mereka terhenti setelah mendapat lirikan sinis dari penjaga perpustakaan.

"Jadi, mau maaf-maafan sama Yoongi nggak, nih? Puasa nggak boleh marah-marah loh."

"Nggak tau."

Jimin diam. Hoseok juga diam karena nggak tau mau ngomong apa.

Jadilah mereka duduk didepan rak tanpa pembicaraan.

Sampai ada sosok jangkung yang menanyakan Hoseok dimuka.

Sosok itu Kim Namjoon. Dan Jimin pikir dia harus pergi saat itu juga.

——————

Yoongi menarik nafasnya kesal. Kulit kepalanya masih sakit bekas jambakan Jimin yang tidak tanggung-tanggung.

Ia sendirian di gazebo ini. Hoseok tadi pergi meninggalkannya untuk menyusul Jimin setelah meminta izin.

Berfikir ulang, 'semarah itu kah Jimin karena ia memberikan idline nya ke Jungkook?'. Tapi, setelah mengingat betapa gobloknya Jungkook yang meninggalkan Jimin tanpa alasan itu, ada benarnya juga Jimin marah ke dia.

Yoongi sendiri menyaksikan ketika Jimin menangis ditinggal Jungkook. Oh ya Tuhan, tololnya Min Yoongi ini.

"Kamu ngapain sendirian disini?"

"Seokjin?"

Sudah, biarkan mereka dulu berdua.

——————

tbc

jadi, ini cerita dibikin masih puasa atau udah lebaran aja?

other pair disini namseok sama seokga.

jangan tanya kenapa. soalnya mereka manis aja hehe :D

anggap ini thr yak hehe :D

jasa ramadhan + vmWhere stories live. Discover now