Bab 16

14.2K 733 56
                                    

Setelah semalam , berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, Pagi ini Dika bangun terlebih dahulu,  sedangkan Kinan , masih tertidur dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya, Kinan benar- benar kelelahan karena, terpaksa  menuruti marathon sex dengan Dika.

Dika menyikap selimut yang dipakainya dan memakai celana kolornya yg semalam dibuangnya asal. Dia melirik Kinan yang masih tertidur pulas, mendekati wajahnya dan mengelus lembut surai rambut Kinan, menciumi pipi gadis itu berkali- kali.

" kamu cantik Kinan "ucapnya membatin.

Merasa tidurnya terusik , Kinan membuka matanya dan melihat Dika sudah memakai kaos dalaman dan boxers.

" sudah bangun cantik " sapanya

" bangunlah " suruhnya

Kinan bangkit dari pembaringannya, menutupi tubuh polosnya dengan selimut.

" kenapa ?????" Tanya Kinan

Dika mengernyitkan dahi bingung, tidak mengerti maksud pertanyaan dari Kinan.

" Kenapa  Bapak selalu bersikap seperti ini?, kenapa harus saya yang jadi budak nafsu setan Bapak, kenapa harus saya yang mengalami semua ini,? dosa apa yang pernah saya lakukan? , sampai hidup saya hancur seperti ini , kenapa saya harus bertemu dengan orang seperti Bapak?, kenapa bapak tidak membunuh saya saja , saya lelah  Pak, saya lelah harus hidup seperti ini , saya.... saya... Awwww" kata Kinan putus asa.

" Ya Tuhan Kinan " panik Dika saat melihat Kinan yang sudah roboh, dan kedua kakinya dibanjiri cairan bening bercampur darah.

" Kinan Ya Tuhan, kamu berdarah"

Dika bergegas memakaikan pakaian ke tubuh Kinan dan menggendongnya .

Dengan kecepatan ala Vin Diesel, di film fast and furious, Dika membawa Kinan kerumah sakit terdekat, Dika benar- benar panik saat melihat Kinan yang tidak berdaya, dan terus menerus merintih kesakitan.

Setelah bermenit- menit yang terasa seperti berabad-abad, Sampailah mobil yang dikendarai Dika disebuah rumah sakit.

Dika menggendong Kinan, dan segera menghubungi petugas medis meminta pertolongan.
Kinan yang terus merintih kesakitan membuat hati Dika merasa ngilu.
Dika bahkan tidak peduli, kulit tanganya yang hampir berdarah terkena tajamnya kuku- kuku Kinan, karena  kerasnya cengkeraman Kinan.

" Kinan kamu harus kuat, kamu pasti bisa melalui ini semua "
Hibur Dika sambil mengelus puncak kepala Kinan, siapa pun yang melihat perlakuan Dika , pasti akan menganggap mereka pasangan suami istri yang penuh cinta.

Kinan dibawa keruang bersalin dengan Dika yang menemani disampingnya, Kinan tidak henti-hentinya menangis kesakitan.

"  sakit Pak , sakit "

" sayang sabar yaa, " katanya berusaha menenangkan Kinan yang terus-terusan merintih.

" Dokter apa gak sebaiknya, dilakukan operasi sesar saja, saya tidak tega melihat istri saya, kesakitan seperti ini" bohong Dika yang sejak tadi mengaku-ngaku sebagai suami Kinan.

" Maaf Pak saya tidak bisa melakukannya, pasien mengalami tekanan darah tinggi, saya hanya bisa memberi pasien obat pemacu saja"

Setelah memberi penjelasan, Dokter pergi kembali keruang jaganya. Sedangkan Dika masih terus berusaha menenangkan Kinan.

"Baby, kamu jangan nakal yaa sayang,  kamu harus cepet keluar, kasihan mamah kamu" kata Dika sambil mengelus-elus  lembut  perut Kinan, Kinan yang masih  sibuk dengan rasa sakitnya , sama sekali tidak memperhatikan perhatian kecil Dika terhadapnya.

******
Setelah menunggu sampai pembukaan sepuluh, Kinan akhirnya melahirkan anak pertamanya secara normal, dengan Dika yang terus menemaninya, memberikan dorongan secara moril.

Setelah dibersihkan, Kinan dipindahkan keruang perawatan.

Kondisi Kinan yang lemah pasca melahirkan membuatnya harus banyak beristirahat.

Baru saja ingin memejamkan mata, Kinan dikagetkan dengan suara derit pintu, yang menampakan seorang pria dewasa menggendong bayi laki-laki yang mirip dengannya. Dengan seorang wanita yang mengekorinya membawa nampan berisi makanan dan segelas minuman.
Wanita itu tersenyum ramah dan meletakkan nampan tersebut dinakas.

" Terimakasih mbak, mbak bisa kembali bekerja" ramah Dika kepada wanita yang baru saja mengantarkan jatah makan siang untuk Kinan.

Setelah hanya tinggal mereka berdua dan bayi mereka, suasana terasa hening dan sangat canggung.

" Kinan ayo dimakan, kamu pasti laparkan??"

" atau kamu mau lihat anak kita dulu, dia anak laki-laki yang tampan mirip sama papahnya"

Mendengar perkataan Dika yang terdengar sulit dinalar, membuat Kinan terpaku menatap Dika yang tidak henti-hentinya tersenyum sambil berceloteh mengajak bicara bayi yang digendongnya.

" jangan tatap saya seperti itu Kinan, jangan kamu fikir saya tidak tahu, kalau sedari tadi kamu terus menatap saya dengan tatapan aneh seperti itu,  makan dan setelah itu susui anak kita yang tampan ini , saya tidak mau anak kita kelaparan"

Mendengar perintah Dika yang terdengar masuk akal membuat Kinan menuruti perintah pria dewasa yang sudah terlampau matang itu.

Setelah selesai makan Dika menyuruh Kinan menyusui bayi mereka.

" bapak kenapa masih disini, sana keluar, saya mau nyusuin anak saya "
Ketus Kinan

" anak kita Kinan, apa kamu sudah lupa kita membuatnya bersama-sama" seringai Dika

" iya, iyaa anak kita, udah puas?, sekarang bapak keluar saya mau menyusui ANAK KITA, puas " 

" saya mau lihat apa betul, kamu betul2 menyusui baby, saya takut kamu hanya ngasih baby air putih"

" saya malu kalau bapak masih disini"

" kenapa harus malu , lagi pula saya juga sudah tahu seluk beluk tubuh kamu, kamu punya satu tahi lalat dibawah payudara kanan kamu, kamu juga punya satu tahi lalat disebelah kiri selangkangan kamu, jadi kamu tidak perlu malu" bidik Dika yang langsung membuat kedua pipi Kinan bersemu merah, membuat Dika semakin gemas ingin mencium pipi ibu dari anaknya itu.



Revenge Ex- Boyfriend (Dendam Mantan Pacar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang