° 7

13.5K 2.7K 259
                                    

Hola!

Are you ready guys?

Here we go.

"Jaemin" Panggil Renjun.

"Hm" Respon Jaemin tanpa menoleh kearah Renjun. Ia tengah menutup kedua matanya untuk beristirahat setelah seharian mengemudi.

"Perasaan gue kok ga enak ya? Gue jadi kepikiran sama Haechan Jeno" Ucap Renjun.

"Ga enak gimana? Perasaan lo doang kali. Lagian Haechan kan lagi boker ditemenin sama Jeno. Udah lo ga usah khawatir, Jeno udah jago nembak kok kalo ada apa-apa" Ucap Jaemin dengan tenangnya.

Jaeminnya sih tenang-tenang aja, kalau Renjun udah ketar ketir noleh kearah jendela menunggu kedatangan kedua temannya itu.

Mereka berdua pun terdiam. Jaemin terdiam karena sedang mengistirahatkan dirinya, sedangkan Renjun hanyut dalam fikirannya sendiri.

Namun sesuatu yang muncul dan memukul mobil secara tiba-tiba pun membuat mereka berdua terkejut bukan main.

BRAK

"aSTAGFIRULLAHALADZIM!!" Seru keduanya sambil menoleh kearah kanan, arah dimana sesuatu yang mengagetkan itu datang.

"J-jaem"

"J-jun"

Mereka berdua mematung ditempat masing-masing. Jaemin mematung sambil memeluk kedua kakinya yang tiba-tiba diangkat, sedangkan Renjun memeluk senapannya.

"Udah gue bilang kalo gue punya perasaan ga enak ditempat ini" Ucap Renjun.

"Haechan Jeno gimana trus dong!?" Tanya Jaemin panik.

"Susulin aja gimana? Gue takut ada apa-apa soalnya mereka lama banget" Usul Renjun yang diangguki oleh Jaemin.

Jaemin pun bergegas pindah ke kursi pengemudi lalu menyalakan mobilnya dan pergi mencari Haechan dan Jeno yang belum kembali.

"Virusnya cepet banget nyebar, bahaya ini" Ucap Jaemin.

"Virus apaan? Emang itu makhluk apa sih? Kayaknya gue pernah liat di game deh" Ucap Renjun.

Jaemin mendengus sebentar lalu membuka suara.

"Its a zombie! Don't you know it? Its a wild monster from The Walking Dead and Resident Evil!" Ucap Jaemin ngegas karena ia mulai khawatir pada Jeno dan Haechan yang belum juga terlihat.

Renjun bungkam. Ia tidak tau harus berkata apa lagi sekarang. Dia merasa khawatir pada Jeno dan Haechan, namun disisi lain dia tertegun saat mendengar perkataan Jaemin.

Percaya atau tidak, perkataan Jaemin memang benar adanya sekarang.

Ya, makhluk yang meneror mereka dari awal adalah zombie, monster pemakan manusia yang menyebarkan virus mereka melalui gigitan. Manusia yang telah tergigit oleh zombie akan terinfeksi melalui luka, lalu virus itu akan menyebar ke seluruh tubuh dan mengubah mereka menjadi sosok zombie lainnya.

"Eh-eh! Itu Jeno sama Haechan bukan sih!?" Ucap Renjun sambil menunjuk 2 orang anak yang sedang berusaha memanjat sebuah pohon mangga dengan 3 sosok zombie yang berada tak jauh dari mereka.

"Eh iya bener! Gue harus cepet kesana sebelum terlambat!" Ucap Jaemin lalu mengegas mobilnya dengan kecepatan yang tidak waras lalu menabrak 3 zombie tadi secara tiba-tiba. Tubuh 3 zombie itu pun auto hancur karena tertabrak mobil yang disetiri Jaemin dengan brutal.

"Ga waras" Ucap Renjun.

"Gue rela ga waras demi nyelamatin temen gue" Ucap Jaemin.

"Selamat sih selamat, tapi ya ga bikin nyawa kita terancam juga kali. Lo pikir nyetir kayak orang ga waras tadi ga bakal bikin nyawa kita terancam juga?"

Jaemin hanya menyengir pepsoden lalu menyetir kembali menuju arah Jeno dan Haechan.

"Coy, lo gapapa?" Tanya Jaemin sambil membuka pintu dihadapan Jeno.

"Ngeri banget anjing. Geser, gue yang nyetir" Ucap Jeno. Jaemin auto pindah ke kursi penumpang disebelah kursi pengemudi.

"Sini chan, tenangin diri lo dulu" Ucap Renjun sambil mempersilahkan Haechan untuk masuk.

"Lo ga ada yang kegigit kan? Selamat kan?" Tanya Jaemin yang diangguki oleh Jeno.

"Haechan goblok, bukannya lari malah ngelamun. Nyari mati sia" Ucap Jeno.

"Maklum lah, kan gue syok jen" Ucap Haechan.

"Syok boleh tapi ya jangan sampe bahayain diri juga. Bayangin kalo tadi lo sampe kegigit chan, mungkin gue juga ga bakal balik ke Jaemin sama Renjun. Gue ga mungkin ngebiarin temen gue dalam bahaya" Ucap Jeno yang membuat mereka bungkam sampai pada akhirnya Haechan bersuara.

"Thanks"

Jeno senyum sampai matanya hilang. "Bagi gue, kalian lebih penting daripada nyawa gue sendiri. Gue rela ngorbanin apapun punya gue demi keselamatan kalian meskipun itu nyawa gue sekalipun"

"Makasih udah balik ke kita ya chan, jen" Ucap Renjun lalu tersenyum menampakkan gingsulnya.

"Dari awal kita udah berjuang berempat, berarti nanti pas selamat kita juga harus berempat, ga boleh ada yang kurang" Ucap Jaemin.

"Yah semoga aja"

[1] Keep Running;Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon