Chapter 45

1.3K 60 34
                                    

Pagi hari ...

Seungyeon harus tingal beberapa hari lagi dirumah sakit. Dr. sam dan dr. im ingin memastikan keadaan wanita itu sebelum ia keluar. Jonghyun dengan setia menemani sang istri. Dia bahkan tidak beranjak sedikit pun dari sisi Seungyeon. Minhyuk dan Jungshin lah yang selalu membawakan segala keperluan Jonghyun.

Seorang perawat masuk membawakan nampan berisi sarapan untuk Seungyeon. Jonghyun menerimanya dan menaruhnya diatas meja.

"Yeon, kajja. Kau harus sarapan dulu." kata Jonghyun pada Seungyeon yang sejak dari tadi memandang keluar jendela.

Seungyeon hanya meliriknya sekilas. Pandangannya kembali mengarah keluar jendela.

"Yeon, jangan seperti ini. Kau harus makan sayang. Dari kemarin kau belum makan sama sekali." suara Jonghyun terdengar parau.

"Aku tidak lapar, oppa." ucapnya.

Jonghyun menghampirinya. Duduk ditepi tempat tidur. "Jika kau makan, aku akan membawa Yeonna kemari." Jonghyun menggunakan jurus terakhir yang dia punya.

Dengan cepat Seungyeon menoleh kearahnya. "Kau janji ??"

"Yes, my angel. Aku akan meminta Minhyuk dan Jungshin untuk mengajaknya kemari. Tapi kau harus makan dulu. Araseo ??" kata Jonghyun.

"Tapi aku tidak lapar."

"Kau harus makan walaupun kau tidak lapar." Jonghyun berjalan ke meja dan mengambil piring diatas nampan. Ia berjalan kembali ke tempat tidur.

"Ingat !! Aku tidak akan membawa Yeonna jika kau tidak mau makan." Jonghyun sudah bersiap akan menyuapi Seungyeon. " Ahhhh ..."

Seungyeon membuka sedikit mulutnya dengan terpaksa. Jonghyun menyuapkan sendok ke mulut Seungyeon. Tidak apa walau hanya sedikit, yang penting istrinya sudah mau makan.

Tepat setelah Seungyeon menghabiskan makanannya. Semua member termasuk Seohyun dan kedua balita masuk ke kamar Seungyeon. Yeonna langsung berlari kearah sang eomma begitu Minhyuk menurunkannya dari gendongan.

"Eommaaaa ..." gadis kecil itu terlihat sangat bahagia bertemu sang eomma. Sudah dua hari dia tidak bertemu Seungyeon. Gadis kecil itu pasti sangat merindukan ibunya.

Jonghyun membantunya naik ke tempat tidur Seungyeon. Wanita itu langsung memeluk putrinya erat. Semua orang terdiam saat melihat Seungyeon mulai terisak. Jonghyun menghampirinya dan memeluk dua malaikatnya. Seohyun yang tidak sanggup melihatnya, memalingkan wajahnya dibelakang Yonghwa.

"Sudah, kau tidak boleh menangis di depan Yeonna. Kau harus kuat, Seungyeon-ah. Ingat, aku ada disini bersamamu." ucap Jonghyun. Ia menaruh dagunya di puncak kepala Seungyeon dan menciumnya.

Seungyeon dengan cepat menghapus air matanya begitu mendengar perkataan suaminya.

"Eomma, angis ?" tanya Yeonna saat melihat ada bulir air mata dipipi Seungyeon.

"Tidak sayang, eomma tidak menangis. Ini hanya keringat." jawab Seungyeon.

"Appa, alakan acenya. Eomma kepanasan." ucapnya pada sang appa.

Jonghyun mengacak gemas rambut Yeonna. Semua orang di ruangan tersenyum dengan celotehan balita kecil itu.

"Na, indu eomma." Yeonna membenamkan kepalanya dipelukan Seungyeon. Yeonna memeluk ibunya dengan erat.

Seungyeon mengelus pelan rambut putrinya. "Selama eomma tidak ada, Yeonna tidak nakal kan ? Yeonna selalu menurutkan pada samchon ?"

"Ehmmm ..."

LOVE LIGHT (Sequel from My Destiny) 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang