[06] Olahraga

320 17 5
                                    

[6] OLAHRAGA

=WMDCT=

HARI senin adalah hari tersial bagi kelas 10-E. Karena siap upacara akan disambut dengan pelajaran olahraga. Desas-desusnya pun, katanya, guru olahraga mereka galak bahkan super galak ngalahin mamazila kalau lagi ngamuk. Meski pertemuan pertama tapi guru olahraganya itu tidak perduli.

Katanya lagi, guru olahraga mereka kalau memberi pelajaran tidak tanggung-tanggung bahkan gosipnya sih ada satu murid yang selalu pingsan karena saking capeknya tapi yang jadi masalahnya walau guru itu sudah membuat murid pingsan, dia tidak pernah sama sekali dipecat atau dimarahi.

Tapi Deeva masih belum memercayai gosip abal-abal itu. Dia mengetahui gosip itu lewat Lisa dan Lisa mengetahuinya lewat teman baru mereka sebut saja Ajeng dan Alisha.

Alisha menopang dagunya menatap ketiga temannya bergantian. "Gue jadi horor sendiri nunggu gurunya."

Lisa mengangguk. Gadis itu menggulung lengan baju olahraganya kemudian melirik ke arah Fabian yang sedang berbincang-bincang dengan Adit dan beberapa anak cowok lainnya.

"Tapi itu kan masih katanya. Belum kenyataan."

Ajeng menoleh ke arah Deeva. "Iya juga sih, tapi tetap aja gue parno."

Lisa menepuk bahu Ajeng. "Gue tau cara ngilangi rasa takut sama guru itu."

"Apa-apa?"

"Joget-joget pakai lagu Aisyah yang jatuh cinta pada Jamilah itu."

Ajeng menoyor kepala Lisa pelan. "Bukannya malah tenang malah makin takut, ayam!"

"Apanya yang makin takut? Makin tenanglah seenggaknya rasa takutnya udah lumayan hilang."

"Kepala buntelan sapi rasa takutnya hilang, adanya makin takut, apa lagi kalau kepergok. Mana lagi guru BK yang namanya Bu Susi itu sering mondar-mandir lewatin kelas," omel Ajeng.

Lisa bersedekap dada. "Ah! Lo mah harus berani nakal tau!"

"Najis sok bad girl-bad girl gitu." Alisha pura-pura muntah.

Lisa mendelik sebal. Meski baru kenalan satu hari dengan Alisha, Lisa sudah lebih dulu memasuki Alisha sebagai daftar rivalnya.

"Berantem mulu ... padahal lo sama Alisha baru kenalan hari ini."

"Iyalah! Walau baru kenalan hari ini, dia sudah terpampang namanya di kamus gue kalau dia itu rival."

Alisha bangkit dari duduknya, menghampiri tempat duduk Lisa. Kemudian berpura-pura memelentir leher Alisha dan tentunya Lisa dengan manjanya mengadu dengan Fabian.

"Fabian ... lihat ni Alisha, gue dipelentir lehernya."

Fabian menoleh. "Lo memang pantes dipelentir lehernya." Setelah itu dia kembali lagi mengobrol.

"Mampus." Ajeng tertawa terbahak-bahak.

"Yah, kasian diabaikan." Deeva tersenyum mengejek lalu tertawa terbahak-bahak.

Alisha pun melepaskan pelentirannya dan ikut tertawa.

Lisa merapikan rambutnya dengan gaya centil khasnya bahkan Ajeng sampai pura-pura muntah lihat. "Jahatnya kalian sama gue. Lihat ya! Gue sumpahin nanti kalian!"

When My Dream Come TrueWhere stories live. Discover now