🌸 03 | Kelanjutan

5.7K 305 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Kelanjutan adalah sebuah misteri, seperti Zulaikha yang jatuh cinta pada Yusuf dan menghancurkan hubungannya, kemudian Allah mendekatkan Yusuf kembali kepadanya saat dia mencinta-Nya."

---🌸---

Pandangan mata Adam tak teralihkan dari selembar kertas berisikan biodata seorang perempuan. Gibran yang sejak tadi duduk di hadapannya sampai kebingungan melihat tingkah Adam yang masih tetap bergeming dan tampak enggan bergerak dengan pandangan fokus pada foto perempuan itu.

"Ente kenal sama tuh hiya, Dam?" tanya Gibran penasaran. Adam mengangguk kecil menanggapinya. Hal itu justru membuat Gibran mengerjap tak percaya. "Serius ente? Kenal dari mana? Bukannya ente nggak pernah kenalan sama perempuan?"

"Baru kemarin," Adam tampak tenang sambil meletakkan selembar kertas di tangannya ke atas meja, lalu menatap ke arah Gibran yang sekarang masih menatap Adam bingung. " Jadi, kemarin pas jenguk Oma di rumah sakit, ane ketemu sama hiya ini."

"Terus ente kenalan sama dia?" tanya Gibran tak percaya. "Astagfirullah, Dam, jadi ente sekarang punya gebetan nih?" sambung Gibran sarkas. Adam tetap memilih diam, nggak meladeni ejekan Gibran. Melihat kebungkaman Adam justru membuat Gibran terkekeh. "Gadis itu pasti spesial, ya?"

Kening Adam mengernyit. "Spesial?"

Gibran mengangguk. "Karena berhasil ngobrol berdua sama ente,"

Adam terdiam mendengarnya. Seingatnya, mereka tidak hanya berdua karena Idrish menemani. Tapi Adam melakukan percakapan dengannya juga saat Idrish pergi, kan?

"Jangan-jangan, ente naksir dia, ya?" tudung Gibran curiga.

Adam tetap terdiam, merenungkan semua perkataan Gibran. Bukannya membantah, Adam justru menyetujui semua perkataan Gibran dalam diamnya. Adam mengingat lagi kejadian kemarin. Mungkin Gibran memang benar, gadis itu spesial, memang sangat spesial.

"Sebenarnya...," Adam mulai buka suara, Gibran kelihatan antusias mendengarkan. "Sebenarnya dia adiknya Alif," terang Adam kemudian.

Gibran mengangguk paham. "Cantik?"

"Iya," balas Adam tenang. "Sangat cantik,"

"Wah, Dam! Zina pikiran tuh ente!" cibir Gibran seketika.

"Astagfirullahaladzim," Adam langsung menyadarkan dirinya dari perbuatan dosa.

"Saran ane, mending ente lamar aja kalau merasa falling in love sama tuh hiya." Gibran buka suara lagi. Kemudian suara gelak tawa Gibran terdengar tanpa izin. "Kenapa juga muka ente merah gitu, Dam? Jadi mirip kepiting rebus tahu, nggak?"

Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang