🌸 05 | Bersama

5.3K 304 12
                                    

"Bersamamu menyadarkanku satu hal, setiap manusia tidak bisa hidup sendiri karena dia membutuhkan seseorang untuk menemaninya menjalani kehidupan dan menyempurnakan agamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bersamamu menyadarkanku satu hal, setiap manusia tidak bisa hidup sendiri karena dia membutuhkan seseorang untuk menemaninya menjalani kehidupan dan menyempurnakan agamanya."

---🌸---

Sudah tiga hari sejak kepergian Shidiq, tapi perasaan Adiba masih sedih. Meski begitu, di hadapan Ummi dan Alif, dia selalu mengulum senyum manis, membuatnya terlihat sudah baik-baik saja. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya di hadapan Adam, apalagi saat lelaki itu menatap matanya, atau malah tersenyum tipis sambil berkata, "Kalau kamu ingin menangis di depan saya, saya tidak akan mengatakannya pada siapapun."

"Kalau kamu mau ikut pulang dengan Adam, kami nggak papa, Diba. Ada Alif yang bisa menjaga Ummi di sini." Ummi buka suara begitu Adiba membantunya mencuci piring. Adiba membalas Ummi dengan senyum kecil, lalu menggeleng kecil. "Mas Adam sudah kasih Diba izin sampai tujuh harian Abi,"

"Besok kamu bekerja, kan?" tanya Ummi sambil terus menatap Adiba di sebelahnya.

Adiba mengangguk tenang. "Iya, Ummi,"

"Maaf, Ummi, saya menganggu," suara di belakang sana membuat Adiba dan Ummi menoleh, di sana Adam terlihat tenang. "Ada yang mencari Ummi di depan,"

Ummi menoleh ke Adiba dan dibalas tatapan hangat sambil menerbitkan senyum manis di wajah cantiknya. "Ya sudah, Ummi tinggal dulu, ya," Kemudian Ummi memilih berlalu dari sana, meninggalkan sepasang manusia itu.

Adiba kembali membilas piring-piring yang sudah dibersihkan dengan sabun, sesekali dia menoleh ke belakang untuk memastikan Adam masih berdiri di sana. Sementara di sana, Adam menghela napas pasrah sebelum memilih melangkah mendekat ke Adiba.

"Mau saya bantu?" tanya Adam kemudian.

Adiba menoleh sebelum menggeleng sambil mengulum senyumnya. "Sebentar lagi juga selesai, kok. Mas duduk saja, atau mau Diba ambilkan minum?"

"Tidak perlu," sahut Adam seketika dan dibalas anggukkan olehnya.

Adiba menyelesaikan kegiatannya, dia mengeringkan tangan dengan lap, lalu berbalik dan menatap Adam dengan tenang. Di posisinya, Adam masih berdiri di dekat Adiba, dia juga membalas tatapan Adiba dengan tenang.

"Mas menginap lagi?" tanya Adiba dan Adam langsung mengangguk menjawabnya. "Iya. Sepertinya Alif masih butuh teman,"

Adiba mengangguk paham mendengarnya. Dia menunduk, mengalihkan pandangannya dari Adam, menipiskan bibirnya sekilas sebelum bergumam pelan.

"Mau tidur di kamar Diba?"

"Ya?"

Mungkin karena gumaman Adiba terlalu pelan, Adam jadi tidak bisa mendengarnya, karena itu Adiba kembali mendongak untuk menatap Adam, lalu berucap, "Mas Adam mau tidur di kamar Diba?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Until JannahWhere stories live. Discover now