7. After Concert

634 51 122
                                    

Summary : Minhyun dan keluarganya makan malam bersama dengan Jonghyun setelah konser Wanna One hari kedua.

INI HANYA FIKSI, OKE? PLEASE, BE A SMART READER :)

***

Jonghyun melirik ponselnya. Gelap. Tidak ada tanda notifikasi masuk. Di depannya, Soyeon noona hanya bisa menghela napas. Gemas dengan kelakuan Jonghyun.

"Tidak bisakah kau diam? Tidak sebentar-sebenyar mengecek jam atau ponsel, Jonghyun-ah? Minhyun pasti datang. Bersabarlah." Jonghyun cemberut. "Jangan cemberut. Aku bukan kekasihmu, aku tidak akan jatuh pada muka memelasmu."

"Soyeon noona jahat,"rengek Jonghyun. "Awas saja, kuadukan pada Dongho nanti."

"Adukan saja, aku tidak takut."

Jonghyun makin cemberut. Soyeon noonanya menyebalkan.

Tangan Jonghyun sudah akan meraih ponselnya, tapi lirikan tajam Soyeon noona menghentikannya. Sebagai gantinya, tangannya bermain-main dengan ujung lengan jaketnya. Ia gugup. Makan malamnya dengan Minhyun kali ini berbeda. Kali ini, akan ada keluarga Minhyun bersama mereka.

(Jonghyun sendiri mengajak Soyeon noona bersamanya, sebagai moral support.)

Mengenal Minhyun hampir sepuluh tahun memang membuatnya mengenal baik keluarga Minhyun, tapi Jonghyun takkan segugup ini jika statusnya hanyalah sahabat Minhyun. Makan malam kali ini adalah makan malam pertamanya dengan keluarga Minhyun setelah Minhyun mengungkapkan hubungan mereka. Beberapa bulan yang lalu, Minhyun dengan seenaknya sendiri mengatakan pada keluarganya jika ia dan Jonghyun adalah sepasang kekasih, tanpa memberi tahu Jonghyun terlebih dahulu. Aron hyung yang saat itu sedang berada di Busan—mengunjungi Sujin noona—yang memberitahunya. Beruntung bagi mereka, orang tua Minhyun menerima hubungan mereka. Jonghyun tidak bisa membayangkan bagaimana perjalanan cinta mereka jika orang tua Minhyun tidak merestui.

Mengingatnya membuat Jonghyun menghela napas panjang. Ia juga harus segera memberitahukan hubungannya dengan Minhyun pada kedua orang tuanya dan kakak pertamanya.

"Noona," Soyeon menggumam, "aku takut. Orang tua Minhyun memang merestui kami, tapi bagaimana jika orang tua Minhyun meminta bertemu dengan Ayah dan Ibu? Kami belum memberitahukan hubungan kami, Noona. Aku takut dengan reaksi Ayah dan Ibu, dan kau tahu sendiri bagaimana galaknya..."

Tangan Jonghyun diremas sayang oleh Soyeon noona.

"Hush, jangan pikirkan masalah itu dulu sekarang. Bicarakan dulu baik-baik dengan Minhyun. Jika memang sudah saatnya kau dan Minhyun ingin memberi tahu Ayah dan Ibu, jangan lupa hubungi aku dulu, akan kubantu sebisa mungkin. Semua pasti akan baik-baik saja, Jonghyun-ah. Kau tahu, kan, kau anak kesayangan kami semua, segalak-galaknya Ayah atau Unnie, mereka pasti tidak akan tega membuatmu menangis."

Jonghyun diam.

"Hey, jangan cemberut seperti itu. Percaya pada noonamu ini, oke? Semua pasti akan baik-baik saja," senyum Soyeon noona menginfeksinya. "Ngomong-ngomong ponselmu berbunyi, tuh. Sepertinya dari Minhyun."

Jonghyun buru-buru meraih ponselnya. Memang benar dari Minhyun. Senyum Jonghyun bertambah lebar.

"Halo, Minhyunnie."

"Halo, Jju-ya. Kau di mana?" Minhyun bertanya dari seberang line.

"Aku sudah di dalam, Minhyunnie, bersama Soyeon noona. Kau sudah sampai?"

"Heum, aku sudah sampai. Tunggu kami, oke?"

Jonghyun meletakkan ponselnya. Kepalanya menoleh ke arah pintu masuk, mencari sosok Minhyun dan keluarganya. Kemudian, matanya bertemu pandang dengan ayah Minhyun. Sebuah senyum tercipta di bibirnya.

#년북 : Nyeonbug Oneshot CollectionsWhere stories live. Discover now