1

484K 5.9K 65
                                    

Raline segera menaiki trans jakarta, suasana yang sangat berdesakan membuat siapapun yang menaiki ingin berteriak.

Bayangkan saja bus ini hanya sepi di hari minggu dan hari lebaran, selain hari itu? Benar - benar berlebih muatan nya.

Raline turun dari bus setelah dia sampai di halte taman anggrek, dengan langkah cepat ia menekan kartu multitrip nya ke pintu keluar dan segera menyebrang ke kantor di tempat nya bekerja.

"Aduhh semoga ga telat deh."

Memang, Raline belum pernah terlambat, hanya saja Raline ingin menghindar dari bos nya yang sangat menyebalkan.

Apakah bos itu tua?

Tidak.

Lalu?

Masih sangat muda, umurnya saja baru 26 tahun.

Entahlah apa yang membuat Raline tidak suka, yang ia pikirkan jangan sampai bertemu dengan bos nya.

"Aline kenapa loe? Kayak orang kesetanan?"

"Gapapa kok gue."

"Yang bener? Kok lari - larian gini?"

"Iya bri gue males nanti ketemu temen loe tuh"

"Yaelah, udah sana absen cepetan."

Abrio sedikit terkejut dengan tingkah laku Raline yang seperti dikejar setan, tetapi karena sudah menhetahui alasan nya, Abrio tidak asing.

*

"Aline loe mau makan siang gaaaa?"

"Mau sih tapi gue masih ada kerjaan"

"Yaudah loe mau gue beliin apaa?"

"Gausah raa gue bawa bekel kokkk"

"Yaudah gue makan sama brio yah , jangan lupa makan."

"Iyea Araaa "

Ara teman kantor Raline sekaligus penghuni kubikel sebrang Raline meninggalkan nya dan mengajak Abrio ke kantin yang berada di paling bawah gedung kantornya.

"Aish gila ya emang CEO macam apa coba yang ngasih gue kerjaan beda dari karyawan yg lain."

Raline mengecek segala data yang ada di atas kertas - kertas tebal dan Raline sebari membuka kotak bekal nya. Hari ini Raline hanya membawa sayur kangkung dan telur cabai. Sederhana karna Raline hanya mementingkan gizi dan kenyang nya saja.

"Ehm, Raline data - data yang saya berikan apa sudah semua kamu cek?"

Raline yang sedang mengunyah makananya terpaksa menelan nya walau belum saatnya. Raline bangun dari kursinya dan menatap bos nya.

"Maaf pak, sedikit lagi tinggal data pemasukan saja."

"Bagus."

"Boleh saya duduk disini melihat dokumen yang sudah kamu cek?"

"Silahkan pak."

Bos Raline mengambil kursi tempat duduk Ara dan menyeretnya ke meja Raline, duduk tepat di sisi samping meja Raline.

"Lanjutkan saja makan siangnya"

"Baik pak."

Raline melanjutkan makan siangnya dan mengecek segala data - data yang tersisa, pemasukan perusahaan yang terbilang wow.

Arbiaz POV

Gue melihat - lihat dokumen yang telah di periksa oleh Raline , hmm lumayan juga kerja seorang Raline, gue kira manusia yang sederhana ini kerja nya gak bener.

Dan dari muka nya ternyata cantik gini gak males kerja nya, biasanya muka cantik tapi penipu.

"Woy ngapain loe di meja Raline?" Abrio mengagetkan Biaz.

"Menurut loe gw ngapain hah?"

"Loe liat dong Raline ketakutan lu duduk disini"

"Yaelah emang gue setan?"

"Nah bagus sadar."

"Aish.. jangan sampe gue potong gaji loe "

"Ya jangan dong, gue kan mau kawin."

"Kawin kawin, gak ... Gue dulu lah yang kawin."

"Apaan sih loe berdua ngomongin kawin jam istirahat udah beres." Pecah Ara

"Iyee iyee." Arbiaz pun mengalah

"Jangan sampe gue bilangin nyokap lo."

"IYA ARA GUE PERGI, Raline kalau sudah selesai tolong bawa ke ruangan saya ya."

"Baik pak."

***

"Akhirnya selesai jugaa."

Raline meregangkan tangannya keatas dan kepalanya, Raline segera mengecek jam di tangannya.

Jam 3.30

"Wah gila satu jam lagi pulang yassh."

"Line, jangan lupa ke ruangannya pa Biaz."

"Oh iyaa, sippp makasiii Ara ku."

****

Raline pergi ke toilet didekat kubikel kubikel kantor, ia merapikan baju dan rambut nya, ya Raline memang sedikit acak - acak an bila sedang bekerja, bahkan Abrio terkadang mengatain nya Gembel rajin, dikarenakan rambutnya yang acak - acakan ketika bekerja.

Raline mengambil setumpuk dokumen nya dan berjalan ke arah ruangan Arbiaz, Raline menemui sekretaris pribadi Arbiaz, Olivie untuk mengecek apakah ada tamu di dalam ruangan Arbiaz.

"Ol, ada agenda ga pa biaz? Mau anter dokumen nih."

"Bentar diliat dulu yah."

"Hmmm ga ada kok, udah semua agenda penting nya dia kosong sampe pulang."

"Okee gue masuk yaaa."

"Iyah kerja lembur bagai kuda."

Raline masuk ke dalam ruangan Arbiaz, Olivie menutup pintu ruangan nya kembali.

"Permisi, Pak Arbiaz, saya mau mengantarkan dokumen yang sudah saya cek."

"Oh,masuk sini."

"Hmm ini sudah, ini sudah, ini juga, okay."

"Oh iya sebentar ada satu lagi"

Arbiaz mengambil sebuah map dari rak, dan menyerahkan map itu kepada Raline diatas meja nya.

"Saya mau ini kamu selesaikan ini di rumah karena besok mau saya pakai presentasi di jam 2 siang, saya harap kamu besok lagi sudah menaruh nya di meja saya."

"Ohh okay baik pak."

Arbiaz bangun dari tempat duduknya berjalan ke tempat duduk Raline, mendekati Raline.

"Malam ini saya mau konfirmasi nya melalui chat."

Dan Arbiaz mengizinkan Raline pergi.

.
.
.
Terima kasih sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak dengan votenya ⭐
.
.
Setelah revisi, ya ampun receh bgt ya tulisan saya :)

Boleh mampir ke instagram untuk visualisasi pemain di @ijms_ 

CEO WITH BENEFIT 18+Where stories live. Discover now