Part 18

6.6K 339 28
                                    

Hingga terjatuh, Lewis pun tetap masih menginjak injak membuat Mista spontan berteriak, "LEWIS STOP!!!......." teriakan Mista membuat Lewis yang mendengar stop dan yang lain langsung mencari sumber suara

Siapakah orang yang berani memberhentikan Lewis menghajar seseorang diatas ring sambung bebas tanpa wasit tersebut

Mista dengan air matanya yang sudah mengalir segera pergi dari tempat itu. Dan Lewis dengan wajah yang penuh dengan luka turun dari ring

"Kenapa lo bawa dia kesini!!!" Bentak Lewis pada Roy dan membuat Roy teridam tunduk

Lewis pun langsung mengejar Mista walaupun dia hanya menggunakan celana pendek dan baju yang sudah basah total karna keringatnya

Lewis pun langsung meraih tangan Mista dan membuat Mista menepiskan tangannya

"Mista, tunggu dulu" ucap Lewis dan membuat Mista akhirnya berhenti berjalan

"Emang harus ya kamu kelahi kayak gitu" ucap Mista

"Mista, aku kayak gitu demi kamu".

"Demi aku atau harga diri kamu sebagai bos preman?!!".

Lewis pun terdiam seribu bahasa dan menatap mata Mista yang masih berkaca kaca

"Aku tau semuanya, wis. Aku tau kamu siapa, aku tau kamu dianggap apa sama semua orang, aku tau status kamu apa. Aku juga tau kalau kamu itu tukang kelahi!!. Dasar preman" ucap Mista

"Mista, dengerin aku dulu. Semuanya nggal seperti apa yang kamu lihat dan dengar." Ucap Lewis

"Halah, semua omong kosong. Aku kira kamu itu satu satunya cowok yang rapuh, cowok baik baik. Ternyata kamu tuh tukang berantem, apa bedanya kamu sama Aksa.".

"Terus? Kamu akhirnya bakal sudahi semua ini" tanya Lewis

Mista pun menangis dan berjongkok dihadapan Lewis sambil menutupi wajahnya, "Lewis, nggak gitu. Aku cuma takut, aku cuma takut terjadi apa apa. Aku dulu punya kakak, kakak aku setiap malam keluar dan kerjaannya cuma berantem aku nggak tau dia berantem dimana. Dia selalu bilang apa yang aku dengar dan liat nggak seperti apa yang aku bayangkan, nyatanya sama aja. Dia jatuh sampai diinjak injak sama orang, sampai dia sekarang pergi" ucap Mista dan Lewis pun langsung ikut jongkok sambil memegang tangan Mista yang bergetar karna isak tangisnya

"Maafin aku, Mis. Aku nggak tau tentang itu, aku kelahi. Karna kamu emang dibuat taruhan sama Iqvan, dia kalah taruhan sama bosnya. Dan aku denger kalau kamu mau dikasih ke bosnya, aku nggak bakal terima. Aku susah payah dapatin hati kamu, dia dengan mudah kasih hati kamu ke bosnya. Aku gak rela" ucap Lewis membuat Mista mengangkat kepalanya menatap mata coklat bening Lewis

Melihat banyak darah diwajah Lewis, mista pun menguarkan tisu dari kantong jeketnya dan membersihkan darah dari wajah Lewis

"Gimanapun kamu mau belain aku, dengan berkelahi bukan satu satunya jalan keluar. Karna banyak jalan tanpa harus berkelahi" ucap Mista dan langsung memeluk Lewis dengan erat

"Yaudah, kalau gitu kita pulang ya" ucap Lewis sambil membantu Mista berdiri

"Naik apa?".

"Jalan kaki".

"Terus motor kamu?".

"Gampang, kalo ilang beli lagi" ucap Lewis dan menggandeng tangan Mista

Beruntungnya keadaan sudah larut malam, jadi tak ada yang bisa melihat penampilan Lewis dengan banyak luka diwajah serta berjalan tanpa sendal seperti tunawisma

***

"ta, tunggu aku. Aku bisa jelasin" ucap Iqvan yang masih mengejar Mista dikoridor

"Nggak usah, van. Gimanapun penjelasanmu, aku juga bakal tetep mau putus" ucap Mista tanpa memperdulikan Iqvan

Sampai dihadapannya seorang Ikhlas berhenti dan langsung menarik kerah Iqvan, "kalau Mista gakmau, jangan dipaksa" ucap Ikhlas sambil mendorong Iqvan ketembok

"Lo apa apaan sih, khlas. Nggak usah pake kekerasan bisa kalik" ucap Mista membuat Ikhlas melepaskan Iqvan

"Udah ya, van. Stop ganggu aku lagi, lebih baik kita sahabatan aja kayak dulu" ucap Mista dan pergi meninggalkan Iqvan.

Sementara itu Ikhlas mengejar Mista yang berjalan sangat cepat, "ada apa lagi khlas?" Tanya Mista pada Ikhlas yang mengikutinya

"Gue mau tanya, sebenernya lo ada hubungan apa sih sama Lewis?".

"Bukan urusan lo!".

"Urusan gue, ta. Gue itu ngejar ngejar lo dari SMP, tapi lo nggak pernah liat gue sedikitpun".

"Ya karna lo tukang berantem, gue nggak suka cowok yang kerjaannya berantem".

"Memangnya, Lewis itu tukang dodol?. Dia juga berantem, tapi kenapa dia sampai belain lo kayak gitu".

"Ya mungkin karna dia perhatian sama gue, karna dia baik."

"Lewis itu nggak pernah peduli sama orang lain yang menurutnya nggak penting. Bahkan pacarnya dulu aja nggak pernah dipeduliin. Berarti lo penting bagi Lewis" ucap Ikhlas menatap tajam Mista

"Gue penting atau nggak, bukan urusan lo. Kalau memang Lewis tukang berantem, setidaknya dia nggak pernah nunjukkin didepan gue" ucap Mista melangkahkan kakinya

"Lo tau ta. Seharusnya hari ini gue habisin Iqvan demi lo, tapi karna gue tau lo berharga buat Lewis, bahkan satu meter dari lo aja gue nggak berani" teriak Ikhlas membuat semua siswa disana memperhatikan Ikhlas

Mista pun menuju kelasnya dan tengah ditunggu oleh para teman temannya termasuk Gia.

"Eh, ta. Gue tuh bingung sama lo" ucap salah satu temannya

"Bingung kenapa?".

"Yang suka sama lo tuh banyak banget, dari Iqvan, Ikhlas, Rezar, Teuku, sampai habib sih anak Rohis".

"Rosyid kalik" sahut Mista

"Iya, sih Rosyid tuh. Kenapa nggak lo terima aja salah satu dari mereka, pas udah diterima, malah diputusin".

Mista pun tersenyum simpel, "gue udah ada kok".

"Siapaaa??!!!!" Teriak mereka bersama sama

"Ada seseorang dengan teka teki didalamnya, pokoknya hal yang nggak ada dimereka semua" jawab Mista

"Jangan bilang, cowok yang kemaren habisin sih Iqvan didepan sekolah".

"Mungkin" jawab Mista sambil tersenyum membayangkan wajah Lewis yang tiba tiba muncul dipikirannya

"Jangan, ta" ucap salah satu temannya

"Dia itu kayaknya anak berandal, buktinya aja dia berantemnya parah gitu" sambung yang lain

"Yang penting ke gue kan dia nggak berandalan" jawab Mista santai

"Kalau lo dia apa apain gimana? Atau lo bisa aja diperkosa sama tuh cowo".

"Lo semua pada ngomong apaan sih, pada nggak jelas semua". Ucap Mista

"Ya kita takut, ta. Lo tau kan dia kasar gitu, Iqvan aja sampai dihabisin gitu".

"Nggak, dia itu nggak kasar. Dia nggak berandal, dia itu anaknya baik. Lebih baik dari apa yang lo semua omongkan" jawab Mista

"Lo bener bener yakin sama anak itu?".

"Iyaps!!" Sahut Mista dengan senyum bangganya dihadapan para teman temannya yang tengah pusing dengan perasaan Mista saat ini

"Udah, nggak usah urusin gue. Gue tau yang terbaik buat gue" jawab Mista dan mengeluarkan buku untuk pelajaran selanjutnya


Sekian update yang lama ini

Semoga kalian suka dan sabar menunggu kelanjutannya. 😂

Married High School 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang