6. A Team Vs Rareka And Teressa

1 1 0
                                    

Ray berlari ke arah Teressa dengan penuh kemarahan lalu mengubah dirinya menjadi seekor burung elang dan menerkam Teressa.

"Ray, hentikan!" teriak Felix. Tapi, Ray tidak mendengarkannya.

Aku terpaksa turun tangan untuk memisahkan mereka berdua, sebelum Teressa melukai Ray.

Cassss....

Terlambat... Teressa berhasil melukai sayap kiri Ray dengan pedangnya yang tiba-tiba muncul. Teressa dengan kejamnya memegang erat sayap Ray yang terluka lalu melemparnya ke tanah.

Ray berubah kembali menjadi manusia. Ia merintih kesakitan sambil memegang tangan kirinya. Untungnya ini cuma permainan. Jadi luka separah apapun tidak akan tidak akan terlihat. Namun, rasa sakit pasti akan terasa.

"Ray!" aku berlari ke arah Ray. "Kau tidak apa-apa?"

"Kurasa begitu." Ray berdiri dan bersiap-siap untuk melawan Teressa.

"Sebaiknya jangan, Ray! Dia terlalu kuat. Ras demon hanya bisa di kalahkan oleh ras angel. Jadi kita tidak mungkin kita bisa melawannya." cegahku yang tahu jika Ray ingin menghadapi Teressa lagi.

Teressa tertawa. "Hahaha... Belum puas melawanku. Aku masih ingin bermain disini."

"Jangan senang dulu, gagak hitam! Aku belum kalah!" ujar Ray.

"Cukup Ray! Kita hanya membuang-buang waktu saja untuk melawan dia!" kata Felix.

"Buang-buang waktu katamu? Hahaha... Justru dengan adanya aku, permainan ini akan semakin menarik." kata Teressa.

"Menarik apanya? Kau hanya membuat quest ini semakin menyebalkan." kata Rabu sambil menatap kesal sang demon.

"Kalian sen-"

Belum sempat Teressa menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba muncul seorang gadis berambut hitam, memakai dress berwarna biru dan membawa sebuah payung. Ia berjalan seperti seorang model kearah kami. Jujur saja penampilan gadis itu seperti anak kecil. Namun, gayanya seperti orang dewasa.

 Namun, gayanya seperti orang dewasa

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Ternyata kau disini ,Teressa. Aku sudah berkeliling zona ini untuk mencarimu." kata gadis itu. Suara gadis terdengar sangat imut seperti anak kecil.

"Imut sekali!" Valesca langsung membuka matanya saat mendengar suara gadis itu yang sangat imut.

"Siapa kau?" tanya Felix.

"Aku Rareka, penjaga zona ini!" jawab gadis itu dengan tegas. Tapi, suara imutnya semakin imut saat dia tegas.

Hah.... Dia penjaga zona ini? Aku merasa tidak percaya jika si gadis kecil ini adalah penjaga zona ini. Warna dress yang terang dan penampilan yang imut, tidak mungkin dia adalah penjaga zona ini.

"Kau pasti bercanda." kata Felix sama tidak percayanya denganku.

"Aku rasa dia tidak bercanda, Felix. Dia memang penjaga zona ini. Rareka, The umberella hopeless. Jangan membuatnya marah atau kau akan melihat kemarahannya!" jelas Rabu sekaligus memperingatkan.

Arcadia WorldOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz