Averro - 6

1.5K 100 13
                                    

Kenapa kalian berantem karna gue? Gue ga ada masalah sama kalian.
•Ava•

"Ava? Kok lo bisa ke sini?" tanya Verro kaget melihat Ava berada di situ. Lalu mata Verro menangkap sosok Fadhil yang sedang bersiul dan membuang muka.

"Kenapa berantem?" tanya Ava dingin sambil melihat Verro dan Delta bergantian.

"Katanya lo di kerjain sama dia, gue ga terima lo digituin," jawab Verro sedikit melunak.

Ava melirik Delta yang menyeringai dengan tatapan datar. Lalu pandangannya beralih pada Verro lagi. Tiba-tiba ia merasa tubuhnya berdesir. Ava melihat lagi luka di wajah tampan Verro sambil meringis.

"Jangan berantem," ujar Ava. Entah apa yang membuatnya mengeluarkan kata-kata yang menggelikan seperti itu.

Ava melangkah mendekati Verro. Genta dan Rian melepas pegangannya. Verro menatap Ava dalam disertai jantung yang sama berdebarnya. Semakin Ava mendekat dengan Verro, semakin jantungnya berdebar amat kencang.

Hingga Ava sudah di hadapan Verro, Ava meraih tangan Verro dan menggandengnya lalu berjalan keluar dari kelas itu. Verro kaget dengan perlakuan Ava. Tidak hanya Verro, tapi seluruh murid yang ada di situ menganga lebar melihat Ava bisa bertingkah perhatian seperti itu pada Verro. Bahkan Melly membelalakkan matanya melihat Ava teman dekatnya bisa seperti itu. Ia menutup mulutnya terharu.

Melly sangat yakin bahwa Ava memang cuek dan dingin, tetapi dia bisa perhatian dan peduli dengan caranya sendiri.

Selama di koridor tidak ada suara yang terdengar di antara Ava dan Verro. Muka Verro sangat merah. Ia tidak menyangka Ava yang polos bisa bertingkah seperti ini padanya. Disisi lain Verro sangat senang Ava perhatian padanya. Dan ia bersyukur bukan Delta.

Sampai UKS, Ava segera mengambil kotak P3K lalu membuka alkohol dan menuangkannya di kapas. Sebelum itu Ava menatap Verro datar tetapi tersirat bahwa Ava sangat khawatir dengan Verro. Lalu Ava mulai menempelkan kapas itu pada dahi Verro yang sobek.

"Aw," ringis Verro.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Ava berhenti lalu menatap Verro seakan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Lalu ia mulai menempelkan lagi kapas itu ke dahi Verro.

Verro tidak sadar bahwa jarak antara dirinya dengan Ava tersisa beberapa centi. Hal itu membuat jantung Verro semakin berdetak kencang tak karuan. Bisa melihat wajah cantik dan polos Ava dari jarak yang dekat sungguh keajaiban. Verro menatap manik mata Ava yang serius.

Ternyata lo emang cantik banget ya. Gue ga nyangka lo bisa perhatian juga, yah meskipun cara lo unik.

"Udah," ujar Ava seraya mengembalikan kotak P3K pada tempatnya.

"Makasih," ujar Ava lagi.

Verro menautkan alisnya heran, "Makasih buat apa?"

"Lo udah belain gue," ujar Ava datar.

"Haha apa sih, biasa aja kali. Lagian gue emang gak suka sama Delta sialan itu," ujar Verro sambil tertawa renyah.

Ava hanya diam sambil menatap Verro dalam.

"Gue gak nyangka lo bisa perhatian sama gue," lanjut Verro disertai telinga yang perlahan memerah.

AverroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang