Averro - 7

1.3K 94 37
                                    

Gue suka waktu lo natap mata gue, waktu jantung gue berdebar karena ngeliat lo, tapi gue masih ga ngerti apa gue suka ke lo atau nggak.
•Ava•


Melly dan Ava sedang memakan nasi goreng spesial ala Bang Upik di kantin. Ava terlihat lahap memakan nasgornya. Padahal ia sudah sarapan pagi tadi. Tapi tetap saja itu tidak membuat perutnya kenyang.

Sebenarnya Melly sangat ingin menanyakan soal kemaren lagi, tapi ia ingin membiarkan Ava menghabiskan makanannya dulu. Jika perut Ava kenyang, Ava nggak akan marah-marah lagi.

5 menit kemudian Ava sudah menghabiskan nasi gorengnya. Ava meneguk air putihnya dengan sekali tegukan.

"Udah kenyang Va?" tanya Melly.

"Belom," jawab Ava polos.

"Masih belom kenyang? Padahal porsi nasi gorengnya Bang Upik banyak banget loh," ujar Melly takjub mendengar jawaban Ava yang polos.

"Iya."

"Oh ya Va, tadi pagi gimana bonyok lo sama siapa nama cewek belagu itu? Tari? Tia? Ah, Tiara!"

"Masih sama kayak tadi malem. Mereka masih asyik ngobrol. Bahkan Mom sama Dad nganter jemput rumah," jelas Ava sedih.

"Apa! Beneran ya tuh cewek emang sengaja banget mau ngerebut bonyok lo Va. Bonyok lo juga kok bisa-bisanya ga sadar di bodohin gitu, bikin kesel orang aja tuh cewek rubah!" kesal Melly sambil menggenggam sendoknya erat.

"Udahlah, gue coba ga ngepeduliin mereka lagi," ujar Ava datar seperti biasa.

"Tapi tetep aja lo gak envy apa sama dia?" tanya Melly.

"Mana bisa gue bohong bilang enggak?" jawab Ava balik nanya.

"Nggak bisa, soalnya gue tau kalo lo bohong," jawab Melly di sertai cengiran.

"Terus napa nanya?" tanya Ava kesal.

"Gue cuma mau ngegoda lo Va, abis ngeliat reaksi lo bawaannya pingin ngakak mulu, lucu banget sih," ujar Melly lalu tertawa sambil memegangi perutnya.

"Udah ah, yuk ke kelas," ajak Ava.

"Oke, kuy."

Ava dan Melly pun meninggalkan area kantin dan segera menaiki tangga menuju kelas. Kadang Ava pernah berpikir, kelasnya di lantai 3 dan kantin di lantai 1 di tambah sekolahnya tidak menyediakan lift sehingga harus naik turun tangga lalu apa gunanya ia makan banyak di kantin jika energinya bakal langsung habis buat naik ke lantai 3?

Ava hanya berpikir selama ini dia makan hanya untuk mengisi energi agar dirinya kuat menaiki 3 lantai setiap hari.

Sampai belokan koridor kelasnya, terlihat Verro sedang duduk-duduk di depan kelasnya bersama Genta, Fadhil, dan Rian.

Melly menoel bahu Ava membuat Ava menoleh dengan tatapan heran.

"Liat tuh di depan, ada Verro loh," ujar Melly sambil menunjuk ke arah Verro.

Ava segera mengalihkan pandangannya menuju Verro. Ya, disana memang ada Verro yang sedang menatapnya dalam.

Jantung Ava langsung berdetak dengan kencang. Pipinya mulai memerah tapi raut wajahnya masih datar.

Saat Ava sudah di depan mereka, Verro segera beranjak dan menarik tangan Ava agar ia berhenti.

"Dari kantin Va?" tanya Verro disertai senyum mengembang di wajahnya.

"Iya," jawab Ava datar.

"Besok-besok ke kantin sama gue ya?" ajak Verro dengan cengiran khasnya. Kali ini Verro mendekati Ava terang-terangan. Ia tidak bisa menyangkal bahwa ia suka Ava.

AverroOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz