Bagian Dua Puluh Delapan

1.1K 196 1
                                    

"Mau es krim nggak?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau es krim nggak?"

Shyra lantas menoleh, menatap Adriell yang berhenti berjalan.

"Beli es krim, yuk. Sekalian duduk dulu. Gue capek, nih," ajak Adriell. Ia meraih tangan Shyra, kemudian mengajak perempuan itu memasuki sebuah kedai es krim.

Meskipun merasa sedikit heran, Shyra tetap mengikuti langkah Adriell. Kemudian, ia duduk di salah satu bangku yang ada di samping jendela. Adriell masih berdiri di sebelahnya.

"Lo mau apa? Es krim yang biasa? Atau yang lain?" tanya Adriell.

"Hmmm." Shyra berpikir sejenak. "Pengin es krim yang biasa, tapi yang versi mumbonya."

Adriell tergelak. Tetapi, Shyra bisa melihat kesedihan di manik matanya. Entah apa yang terjadi pada laki-laki itu.

"Yang biasa aja, deh, nggak apa-apa," ucap Shyra pada akhirnya. Ia melepaskan tas dari gendongannya, dan meletakkannya di samping kursi. "Tapi, Dri, yang pesan gue aja. Katanya tadi lo capek 'kan? Mending lo duduk."

Adriell menggeleng pelan. "Gitu doang nggak bakal bikin gue mati, Ra," balas Adriell. Ia berjalan menuju tempat memesan.

Sementara Shyra menatap laki-laki itu. Berbagai spekulasi bermain di otaknya. Hingga akhirnya Adriell kembali. Wajahnya yang akhir-akhir ini terlihat pucat itu menampilkan sebuah senyuman. Adriell meletakkan semangkuk es krim itu di atas meja.

Shyra berdeham pelan. "Oke, jadi?"

"Gue bingung harus mulai dari mana." Adriell mengusap tengkuknya, senyumnya mendadak luntur. "Langsung ke intinya aja, ya."

"Gue sakit, Ra. Hidup gue ... mungkin nggak bakal lama lagi."

Shyra terdiam sejenak. Hingga akhirnya ia tersadar. Kedua kelopak matanya lantas melebar.

He?

Apa?!

Rewriting YouWhere stories live. Discover now