BAGIAN TUJUH

12 4 0
                                    

Pagi ini Felisia berjalan santai menuju kelasnya. Seperti biasa, ia selalu datang pagi-pagi buta ke sekolah. Hal ini disebabkan jarak rumah Felisia yang jauh dari sekolah. Jadilah pagi ini masih sangat sepi.

Setelah duduk di bangkunya, ia mengecek ponsel yang dari semalam dinon-activekan. Seperti biasa, notifikasi bermunculan di ponselnya. Satu notifikasi yang akhir-akhir ini menyedot perhatiannya.

Azka : Selamat pagi, Felisia:)

Felisia mendesis pelan, cowok ini... aneh, begitu pikirnya.

"Assalamu'alaikum," sahut seseorang yang baru masuk ke dalam kelas.

Felisia mendongakkan kepalanya. "Wa'alaikumsalam wartohmatulloh," jawabnya sambil tersenyum.

"Dari tadi, Fel?" tanya Kiara sambil menyimpan tasnya di kursi. Kemudian berjalan mendekati bangku Felisia.

Felisia mengangguk.

Kiara terkekeh. "Kamu tuh rajin banget deh, Fel," pujinya.

"Halah bisa aja kamu." Felisia tersenyum tersipu. "Eh, hari ini nggak ada PR kan ya?"

Kiara menyengir semangat. "Nggak ada, Fel, " jawabnya sambil duduk di hadapan Felisia, setelah membalikkan kursi tersebut 180 derajat dari posisi awal.

"Hm, Ra, kemarin Azka chat aku," tutur Felisia. "Pagi ini juga." Felisia memperlihatkan room chatnya dengan Azka.

Kiara mematung sekejap. "Lah kok bisa?"

"Nggak tahu." Felisia mengangkat bahunya. "Pas aku tanya dapat nomorku dari mana, dia bilang aku nggak perlu tahu," lanjutnya.

Dahi Kiara mengernyit bingung. "Tapi Fel, aku nggak ngasih nomor kamu ke Azka. Beneran," ungkap Kiara.

Felisia terdiam. "Jadi, siapa yang kasih tahu nomor aku ke Azka?"

-BERSAMBUNG-

13 Juni 2018

Spesifik (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang