Air mata tidak hentinya mengalir dari mata indah Harumi. Tangisnya terdengar begitu menyedihkan. Ketakutan menguasai dirinya. Bahkan kehadiran orang-orang terkasih yang kini berada di sampingnya tidak serta merta membuatnya tenang.
Berbagai kata-kata penenang, penyemangat dan harapan terus dilontarkan orang-orang di sekitarnya. Tapi Harumi begitu ketakutan untuk sekedar mempercayai semua itu.
Harumi mendengar, hanya saja terlalu sulit baginya untuk percaya apa pun ketika hatinya diliputi perasaan bersalah dan rasa takut.
Dua kali Shin Woo mempertaruhkan nyawa karena dirinya dan dua kali juga ia hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apa-apa. Ia hanya bisa berdiam diri menunggu kepastian keadaan Shin Woo yang kini tengah berjuang antara hidup dan mati.
Semua bagaikan de javu, terulang kembali ketika ia merasa kebahagiaan itu bisa diraihnya.
Hanya karena sebuah obsesi mengatas namakan cinta, Shin Woo harus terluka untuk kedua kali demi menyelamatkan dirinya.
Jika saja sejak awal Harumi tahu bahwa kecelakaan lima tahun yang lalu adalah sebuah kesengajaan. Ia pasti akan merelakan Shin Woo bersama Claudia.
Bukan karena ia tidak mencintai pria itu. Tapi justru karena rasa cinta yang dimilikinya begitu besar untuk Shin Woo hingga membuatnya memutuskan untuk pergi jika taruhannya adalah nyawa Shin Woo seperti saat ini.
Harumi mungkin sanggup melepaskan Shin Woo. Tapi ia tidak akan pernah sanggup melihat pria itu tidak bernyawa karena dirinya.
Tapi setelah apa yang terjadi sekarang. Setelah pengorbanan Shin Woo untuknya. Harumi tidak akan pernah meninggalkan Shin Woo untuk selamanya. Ia akan selalu berada di samping pria itu. Mendampinginya, menyayanginya dan mencintainya seperti yang Shin Woo lakukan padanya selama ini.
Tidak peduli bagaimana pun kondisi Shin Woo nantinya. Tidak peduli apa pun yang terjadi pada Shin Woo. Ia sudah berjanji akan selalu mendampingi pria itu sepanjang hidupnya.
Harumi melirik ke arah pintu ruang operasi yang belum juga terbuka. Saat itu ia mengedarkan pandangannya melihat betapa takut dan tegangnya wajah Shin Hwa, Yong Hwa serta Jung Shin. Sementara kedua wanita yang tengah memeluk tubuhnya dari samping terlihat tidak jauh berbeda dengan ketika orang dihadapannya.
Semua orang ketakutan dan sialnya Harumi bersikap seolah-olah dirinyalah yang paling takut kehilangan saat ini.
Harumi menghela napas. Lalu kedua tangannya menggenggam tangan kedua wanita paruh baya di sampingnya. Sebuah senyum ia paksakan di wajah cantiknya sembari berusaha menguatkan keduanya termasuk dirinya.
"Oppa pria yang kuat eomma, okasaan," kedua wanita di sampingnya menoleh menatapnya dengan wajah terkejut sementara Harumi hanya tersenyum. Tangannya terarah ke wajah keduanya. Menghapus air mata yang sejak tadi mengalir membasahi pipi keduanya.
"Aku yakin oppa akan memenangkan perjuangan ini sama seperti yang terjadi lima tahun yang lalu. Jadi marilah kita berdoa semoga semuanya baik-baik saja. Aku yakin Tuhan tidak akan menutup mata atas doa-doa yang kita panjatkan."
Entah kekuatan dari mana sampai Harumi sanggup mengatakan semua itu. Tapi keyakinannya akan kekuatan Shin Woo dan keajaiban yang diberikan Tuhan serta bayi dalam kandungannya membuatnya memiliki kekuatan.
Harumi percaya. Jika ia kuat maka Shin Woo pun akan kuat. Shin Woo akam berjuang. Demi dirinya dan bayi yang kini tengah di kandungnya.
"Kau benar sayang. Shin Woo tidak akan menyerah. Ia akan berjaung untuk kembali bersamamu," Aiko meraih kepala Harumi dan membaringkan di bahunya. Perasaan lega dirasakannya. Melihat Harumi yang sudah mendapatkan kekuatannya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief of My Heart (Sequel #2 GMAB) (Complete)
RomanceHighest rank : #741 in romance (100518) #13 in sakit hati (100518) #186 in mature (100518) #10 in jerk (100518) #19 in kesetiaan (100518) Dewasa, Ini adalah...