Kisah Berulang Mengutuki Tiap Orang

14 0 0
                                    

Defininsi dari mengulang yaitu,melakukan kegiatan yang sama terus-menerus dalam kurun waktu yang tetap bergerak. Namun mengulang ini biasa ada dengan ditandai oleh kekeliruan yang melalui tahap perbaikan.

Aku merasa berat dalam masa ini, dari dalam ruangan kayu sekitar tiga setengah meter persegi duduk aku seorang diri. Melihat sekaligus menerawang apa yang mestinya kudapat dalam kecemberutan diri ini,kemudian bergegas aku menyendulkan kepala kearah jendela itu,kulihat hujan lewat atap pecah tersebut bunyinya nyaring tapi tidak mengganggu karena mereka datang seirama dengan ukuran yang hampir sama pula.

Ada pula suara gemuruh tersebut terselip dalam irama tersebut,bagian itu adalah nada yang tidak seirama,memekakan telinga,mengganggu,dan merusak suasana damaiku. Aku menyumpahi hal itu yang membuatku terkejut aga ia menjadi diam. Hal itupun menggundahkan aku,mulai resah dan ingin bersedih.

Aku menjilat kepada sang Maha Kuasa agar diberi berkah melimpah ruah,namun itu delusi belaka. Bahwa sebenarnya aku menyumpahi tiap-tiap apa yang tidak menyenangkan bagiku. Peradaban ini termasuk jahat bagiku,dengan begitu aku merawat kesengsaraan dalam diri ini,perlahan dengan sangat-sangat pasti aku menyumpahi tiap-tiap orang yang pernah mengganjal hatiku. Kupelihara dendam ini dengan sangat hati-hati agar kelak mereka tahu apa yang telah mereka perbuat pada anak ini. Tiap malam aku sering mengingat wajah mereka sambil kugolongkan mereka dari jenis tindakannya terhadap diriku,mulai dari tindakan tidak mengenakan hingga yang telah melanggar hak orang lain. Aku pula menyumpahi mereka yang melihat aku sambil membuang wajahnya,aku tahu dari air mukanya,dan aku menyumpahi perbuatannya pula. Dengan bengisnya mukaku melihat saat mereka tertimpa musibah,ada suatu gejolak bahagia,namun dapat kukembangkan dengan delusi melebih-lebihkan yang kumiliki.

Sewaktu anak-anak dengan tinggi sekitar gagang pintu aku melihat orang mematah dahan dari pohonku,seketika itu dalam hati aku menyumpahinya pula agar demikian ia tidak bisa menikmati hidupnya karena merusak kepunyaan orang lain. Hingga pohon itu berbuah,namun tidak lebatkuhitung ada sembilan empat belas jumlah buahnya,pagi hari esoknya kulihat berserak kulit buahku di depan pagar rumahku,dengan sangat menghayati aku menyumpahi barangsiapa merasakan manis buah itu tanpa sepengetahuan dan izin dariku maka kuberdoa agar umurnya tidak sampai setengah dari umur pohon yang telah kutanam itu. Aku meludahi tanah tempat orang itu mengambil buah kepunyaanku berharap ia menderita disini dikemudian hari sehingga aku bisa melihat wajahnya yang memelas karena menderita.

Setiap pagi aku berjalan dengan alas kaki,namun hari itu hilanglah alas kaki tersebut tanpa jejak,dengan yakin aku memastikan ada yang mengambil kepunyaanku lagi. Aku menyumpahinya pula agar sampai kapanpun nasibnya akan memburuk seperti alas kakiku tersebut tergerus tanah oleh karena dipakainya tanpa sepengetahuanku.

Aku termangu hingga sekarang,delusi jahat ini tak kunjung pergi. Aku tahu bahwa manusia punya sepenuhnya kontrol atas pemikirannya,namun hal itu adalah bagian yang elastis karna dapat dibentuk oleh perilaku-perilaku kecil sedari mengutuki orang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pemikiran Lebih DalamWhere stories live. Discover now