1

19.8K 635 28
                                    

Jakarta, Indonesia

"Ki, lo jadi minggu depan cuti?", Dinda menghampiri kubikel sahabatnya itu.

"Jadi lah, gila lo tiket udah di tangan. Nggak mungkin gue batalin gitu aja", sahut seseorang yang ditanyanya.

"Terus Rafa gimana? Dia ngijinin gitu lo pergi sendirian kesana?"

"Awalnya enggak sih, tapi karena gue bujuk sampe gue baik-baikin akhirnya dia ngijinin gue berangkat juga. Dia cinta mati sih sama gue, pasti dia ngijinin gue pergi."

"Kiara...Kiara... gue nggak habis pikir sama lo, kok bisa ya lo sebegitunya. Inget umur Ki, lo tuh udah bukan abege, udah nggak pantes buat jadi fangirl apalagi fangirl boyband! Korea pula." Dinda geleng-geleng kepala kalau mengingat kelakuan sahabatnya yang satu ini.

Kiara POV

Aku selalu menanggapi kata-kata sahabatku yang satu itu hanya dengan senyuman.

Aku sadar kata-katanya itu amat sangat benar.

Diusiaku yang akan memasuki 25 tahun rasanya sudah tidak pantas untuk mengidolakan sekelompok boy group. Apalagi boy group asal negeri ginseng sana yang rata-rata fansnya adalah remaja.

Tapi entah mengapa mereka menarik perhatianku saat pertama kali secara tidak sengaja, di sebuah acara musik di internet.

Aku tahu aku gila karena mulai mencari tahu segala tentang mereka. Dari mulai mereka debut pertama kali sampai saat ini, saat nama mereka sudah sebesar ini. Tapi aku tidak bisa membohongi diri bahwa aku mencintai mereka.

Untungnya Rafa tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Rafa adalah laki-laki yang tiga tahun belakangan ini menemaniku.

Dia selalu mendukung apapun yang aku lakukan selama itu positif. Dan selalu memperingatkan saat aku sudah bertindak melebihi batas.

Seperti saat ini, saat aku bilang padanya bahwa aku akan mengambil cuti kerja dan terbang ke Korea untuk menonton konser BTS.

Ya, BTS!

Bangtan Boys.

Boy grup asal Korea Selatan yang saat ini namanya mendunia. Bahkan di Eropa dan Amerika sana.

Rafa marah tentu saja karena aku baru memberitahunya seminggu sebelum keberangkatanku. Saat tiket konser dan tiket pesawat sudah ada di tanganku.

Itu memang rencanaku dari awal agar mendapat ijin darinya. Kalau tidak begitu, sudah dipastikan aku tidak akan mendapatkan ijin darinya.

Setelah perdebatan yang cukup lama dengan siasat rayu-merayu, akhirnya dia mengijinkanku pergi juga.

***

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ