Sambil jalan ke ruangannya kak Jungwoo, kita berdua ngobrol. Ah lebih tepatnya gue yang berusaha mengklarifikasi tentang ucapan kak Karin. Enak aja dia bilang gue jalan sama om-om.
"Jadi itu abangnya Taeyong?" Kak Jungwoo terkekeh.
"Iya, aneh banget kak Karin."
Saat sampe di depan pintu ruangannya kak Jungwoo, gue terdiam. Kak Jungwoo noleh ke gue, "Kenapa?"
"Gue... malu,"cicit gue.
Kak Jungwoo mengusak rambut gue, "Alifah yang gue kenal gak kaya gini,"
"T-tapi kak-
"Yang harusnya malu itu si Karin,"
Gue menahan tangan kak Jungwoo yang ingin memegang knop pintu. "J-jangan,"
"Ayolah, gue kebelet nih."
"Yaudah deh,"
Dengan sangat terpaksa gue masuk ke ruangannya kak Jungwoo. Semua yang berada di sana langsung menatap gue sama kak Jungwoo.
"Fah, lo gak papa kan?"tanya kak Sohyun.
Gue mengulas senyum, "Gak papa kok, udah kebal digituin hehe."
"Padahal tadi mau disusul sama Renjun, tapi dilarang sama si Jungwoo,"
"Dia mah lebay tau,"kata kak Yoojung.
"JUNG, GUE BISA DENGER LO YA!"teriak kak Jungwoo dari dalam kamar mandi.
"Yang dibilang kak Karin tadi ada benernya gak Fah?"tanya Umji penasaran.
"Nggak Ji, semuanya gak bener. Itu abangnya cowo gue,"
"Aduuh cowo lo ganteng nih pasti,"kata Daisy.
Gue bersyukur mereka gak mikir yang aneh-aneh tentang gue.
"Emang, makanya dia semangat banget mau ke Bandung."kata Jaemin. Bocor banget sih nih ember satu.
"Kak, bisa diganti aja gak? Gue pengen ke Bandung, tapi kayanya Alifah punya urusan lebih penting."kata Yasmin tiba-tiba.
Gue mendelik, "Gak! Apaan deh, gue mah ke Bandung bisa kapan-kapan."
"Lo kalo mau ikut bisa kok Fah, masih ada kuota."kata kak Winwin.