Duoble Date (2)

1.1K 91 2
                                    

Aku memeluk tubuh Angga dari balakang. Menyandarkan kepalaku di bahunya. Motor yang kami tumpangi melaju dengan kecepatan sedang. Aku tersenyum, begitu melihat Angga Yang tangah menatapku di balik kaca spion motornya.

"Sudah makan?" tanya Angga sedikit keras, agar aku mendengarnya.

"Belum," bisikku. Tanpa di minta Angga membelokan motornya kearah rumah makan di pinggir jalan.

Mesin motor mati. Aku segera turun dari motor. Mencoba melepas helem di kepalaku. Namun nyatanya susah. Angga terkekeh. Lelaki itu pun mrngambil alih tali helem lalu melepasnya.

"Gitu aja gak bisa," cibirinya.

Karna kesal aku mencubit pinggangnya. "Aw.... Sakit Nay. Ganas baget pacar gue," balasnya.

"Suruh siapa nyebelin! " ucapku.

"Hahaha... Muka lo kalau lagi marah lebih cantik loh," ucap Angga seraya mencolek daguku.

"Dasar genit!" olokku. Membuat Angga tertawa.

"Njir, di katain genit. Tapi sama pacar sendiri gak pa-pa, kan?" rayunya.

"Tetap aja genit!" ucapku lalu berjalan lebih dulu dari Angga.

Aku berjalan masuk kedalam rumah makan. Entah sejak kapan Angga sudah merangkul bahuku. Alhasil kami masuk bersama-sama. Seraya berjalan, aku mengedarkan padanganku ke penjuru arah rumah makan tersebut.

Hingga netra coklatku menatap seorang sepasang kekasih duduk di pojokan. "Nay? Kok berhenti?" tanya Angga.

"Ngga, itu bukannya Anna sama Sean, ya? " tanyaku seraya menunjuk sepasang kekasih di pojok sana.

Angga ikut mengalihkan pangan matanya kearah pojok rumah makan. "Eh iya. Pantes tadi gue liat ada motornya Sean." ucap Angga.

"Jadi bener? Itu Anna sama Sean? " tanyaku lagi. Angga menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu, ayo samperin. Kita gabung aja sama mereka, ya?" ucapku seraya menarik tangan Angga.

Kami berjalan kearah meja mereka. Mereka, Anna Dan Sean sama sekali belum menyadari keberadaan aku Dan Angga. Hingga saatnya mereka melihat kami. "Loh? Nayang? Angga?" ucap Anna kaget.

"Hai Ann," sapaku Dan Angga bersamaan.

"Hai Sean," sapa Angga kepada Sean. Sean hanya menganggukan kepalnya.

Aku tidak menyapa Sean. Malas, aku Dan Sean memang tidak pernah akur. Namun beberapa kali, Sean meminta tolong kepadaku. Yah, walaupun sangat malas berurusan dengan Sean. Namun mau bagaimana? Sebagai sahabat yang baik aku harus membantu Anna.

"Nay, mau pesen apa? Nih ada ayam bakar madu, ada nasi uduk, ada nasi liwet. Jadi mau apa?" tanya Angga.

Aku menatap kearah buku menu yang di tunjukan oleh Angga. "Mau nasi uduk aja..." jawabku.

Angga memesankan makanan untukku dan dirinya. "Kalian udah lama?" tanyaku basa-basi.

"Belum kok. Pesenan makanan kita aja baru datang," jawab Anna. Sementara Sean sibuk dengan ponselnya.

Me and Mr. XWhere stories live. Discover now