Hectic!

2 1 0
                                    

           Minggu, adalah hari dimana surga bagi Neva. Sejak pagi setelah selesai mencuci pakaian rebahan hingga menjadi seperti bangkai adalah hal yang sudah ditunggu Neva. Ya, tepat saat dia mendudukan diri di kasur hp nya membuat keributan tanda panggilan masuk. Dengan malas Neva mengangkat panggilan tersebut yang ternyata dari Irama sohibnya di kampus.

"Kenapa Ram" Tanya Neva setengah menguap mulai mengantuk.

"Nev, lo dikosan kan sini bantuin gue cepet ke kampus"

"Lah kok, lo salah hari apa gimana? Ngapain sih, ini Minggu loh Rammm" Jawab Neva masih malas malasan.

"Mending lo cepet siap siap sambil gue jelasin simpelnya, kalo kelamaan kesini lo bakal nyesel sumpah" Irama masih belum memberi tahu Neva untuk apa dia harus ke kampus pada weekend begini.

         Seketika Neva pun bangun dari rebahannya karna percaya pada satu sohibnya ini tidak pernah main main dengan ucapannya.

"Ini gue siap siap, cepet ceritain ada apa" Todong Neva

"Tadi pagi gue dapat kabar dari sekretaris jurusan kalau ada salah satu dosen baru yang lagi oprec nyari asdos, dan kalau lo bisa jadi asdosnya itu bisa lo jadiin sekalian buat laporan program magang, kita kan lagi nyari yang sesimpel mungkin. Makanya gue kasih tau lo" Jelas Irama panjang lebar.

"Lah nyari asdos kaya nyari anggota BEM pake oprec segala" Neva yang masih mengganti baju memindahkan hp ke telinga kiri dan pundak sebagai tumpuannya.

"Namanya juga asdos spesial, pasti banyak yang pengen. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui ini mah, buru gih kesini udah rame nih, persyaratan udah gue kirim ga ribet kok dibaca baek baek" Irama langsung mematikan panggilannya

"Lah kokk... Halo Ram, woy Ramm.. Ah sialan nih Rama"

             Setelah membaca pesan singkat dari Irama yang ternyata sudah dikirim sejak pagi, berhubung Neva sibuk nyuci dan segala macam. Dia tidak sempat sekedar mengecek hpnya. Persyaratan yang dimaksud Irama cukup simpel hanya meminta CV dan pas foto full badan dan close up terbaru berikut dengan transkip nilai semester terakhir. Setelah dirasa sudah lengkap dan berdandan rapih. Hanya lima menit bagi Neva untuk mencapai kampus dari kosannya dengan jalan kaki. Ya walaupun sedikit berkeringan ngga apa apa itung itung olahraga lagi.

            Betapa kagetnya Neva saat mencapai lobi gedung lokasi yang dimaksud Irama sebagai tempat oprec. Puluhan mbak mbak good looking bermake-up flawless sedang latihan senyum, cek sound, dan ada beberapa yang menghapal beberapa teks pada selembar kertas yang Neva lihat adalah CV mereka sendiri berjejer sepanjang tembok menuju ruangan yang sepertinya digunakan untuk interview.

"Nev, sini malah bengong doang disitu" Panggil Irama yang melihat Neva sedang clingukan terlihat ling-lung. Neva yang merasa terpanggil akhirnya mendekat ke arah Irama.

"Ini semuanya pada ikut oprec Ram? Gilakkk sih padahal yang dibutuhkan cuma satu aja, ah mana yang daftar cakep cakep keburu insecure gueee. Udahlah gue ke lab radio aja" Pamit Neva tanpa permisi pada Irama.

            Sohibnya ini teriak teriak tapi tidak Neva gubris, Neva terlanjur insecure duluan. Melihat antusias yang ingin menjadi asdos banyak sekali dan tampang para pendaftar termasuk Irama mempunyai tampang yang sering dinilai good looking pada first impression membuat Neva lelah.

           Tak dapat di pungkiri, kini embel embel good looking menjadi syarat utama pekerjaan apapun. Neva yang tampangnya tak seberapa keren juga relatif, meresa hina berada di antara pendaftar asdos tadi.

"Lahhh lahh stopp stopp  stopppppo!!!!" Teriak Neva melihat beberapa orang akan mendobrak pintu lab radio kesayangannya.

"Ada apa ini pakk, kok bisa bisanya banyak orang disini" Tanya Neva pada Pak Jo pembimbing Broadcast Radio Club yang ada disitu juga.

"Mohon maaf pak, bisa kita tunda dulu bongkar membongkar ini? Saya perlu bicara sama mahasiswa satu ini" Ucap Pak Jo pada tukang yang tadi akan membongkar pintu lab. Para tukang kunci itu pun pergi seusai Pak Jo bicara.

"Nevada kita bicara di dalam, cepat buka lab radionya" Dengan patuh Neva membuka lab radio yang memang kuncinya ada padanya.

           Neva mempersilahkan Pak Jo duduk di kursi yang tersedia di dalam lab. Pak Jo terlihat serius sepertinya ada hal penting yang akan ia bahas dengan Neva kali ini.

"Begini Nev, saya mendapat surat pemberitahuan dari kampus jika lab radio ini harus segera di kosongkan. Mengingat tidak adanya regenerasi kepengurusan, kamu juga sebentar lagi akan sibuk magang dan minat mahasiswa yang semakin kecil terhadap radio jadi terpaksa, lab dan club ini akan ditiadakan"  Jelas Pak Jo setenang mungkin.

"Jadi, hari itu hari ini. Aku sudah menduga ini sejak lama. Tapi tidak menduga akan secepat ini" Jawab Neva berusaha setenang Pak Jo.

"Sebenarnya masih ada satu jalan, semua orang juga tahu betapa cintanya kamu terhadap dunia persuaraan ini. Dan saya juga sedih jika kamu harus meninggalkan bidang ini" Tatap Pak Jo yang melihat raut lesu Neva.

Mendengar kata 'cara' dari Pak Jo, Neva spontan berlutut dan menangkupkan kedua tangannya di depan Pak Jo.

"Apa pun itu beritahu saya pak, saya akan mengusahakannya" Ucapnya serius sambil menggosok gosokkan kedua telapak tangannya memohon

"Apa kamu sanggup? Bahkan jika harus mengalahkan puluhan pendaftar dan menjadi asdos baru dari Egi?" Tantangnya langsung, Pak Jo menatap lurus di kedua mata Neva.

"Beri saya alasan, kenapa saya harus menjadi asistennya?" Tanya Neva tak kalah serius dan menatap balik Pak Jo.

"Jika kamu berhasil menjadi asistennya, kamu bisa menghidupkan kembali radio. Buatlah program program terbaru bersama 'Bare Idea' all we knows, bagaimana sumber daya dan publik mengenal baik 'Bare Idea'. Kamu mengerti maksud saya kan?" Jelas Pak Jo.

***

          Disinilah Neva, bergabung bersama mbak-mbak good looking dalam satu ruangan yang semuanya sudah memakai nomor urut di dada sebelah kiri dan sedang menunggu intruksi selanjutnya.

"Baik.. Tes tess.. Semuanya.. " Cek suara melalui pengeras sedang dipersiapkan oleh seorang laki-laki yang sepertinya panitia oprec.

           Berikut disusul dengan laki-laki berparas tampan dengan hidung mancung dan rambut yang ditata rapih menggunakan stelan jas slim fit berwarna abu-abu yang sangat pas sekali di tubuhnya. Auranya membuat mbak-mbak good looking ini menahan jeritan sangkin tampan dan berkarismanya laki laki di depan yang baru saja masuk. Duduk pada meja yang didepannya terukir papan nama "Lukas Elegi Diwangka-Direktur". Jadi dia yang dimaksud Pak Jo tadi. Batin Neva.

Nevada Dealova,

Lo

Pasti

Bisa.

        Neva merapalkan mantra yang selalu dia pakai saat mengahadapi keadaan yang menurutnya sangat sulit untuk dilalui atau pun di dapatkan.

MAYBEWhere stories live. Discover now