[6]

738 102 1
                                    

Bolehkah aku cemburu?

Nggak, Sam. Radika masih bukan siapa-siapa lo. Pacar aja bukan, apalagi suami.

Jadi, aku memang tidak punya hak untuk cemburu, 'kan? Apalagi hanya mengenai masih saling mengontak satu sama lain, itu artinya mereka masih menjalin silaturahmi; ya berpikir positif saja seperti itu kondisinya.

Me:
Ooh

Aku hanya membalas itu saja, karena memang tidak ada hal lain yang ingin kubicarakan dengannya. Eh tapi ... aku  kembali membuka chat room-ku dengannya.

Me:
Melia udah tau rad?

Radika IPA-1:
Tau apa?

Aku berdecak sendiri. Tuh, 'kan. Cemburu justru menguasai perasaanku semua, membuatku marah-marah nggak jelas. Padahal Radika juga nggak punya salah.

Eh, masa?

Me:
Tentang kita.

Radika IPA-1:
Oooh
Kalau masalah pribadi gue nggak pernah ngomongin ke orang lain
Emangnya kenapa?

Me:
Hmm
Bagus deh kalau gitu

Radika IPA-1:
Kenapa?

Aku malah jadi ragu ingin membalas apa.

Me:
Enggak
Kalau misalkan melia tau, nggak enak aja
Kita kan masih pendekatan
Belum masuk ke jenjang selanjutnya
Tapi siapa yang tau juga nanti di pertengahan jalan bakalan gimana

Radika IPA-1:
Oh
Ok

Eh? Apa nih? Dia marah padaku? Apa aku salah berbicara? Tapi ... kenyataannya 'kan memang seperti itu. Walaupun sebenarnya aku berharap semuanya akan baik-baik saja, tetapi segalanya tetap kehendak dari Allah, 'kan?

Me:
Lo marah?

Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim pesan kembali. Namun, di saat aku terus mencoba untuk menunggu, tidaj ada tanda-tanda pria itu membaca pesanku.

Hingga pada akhirnya, aku berusaha untuk tidak membuka-buka ponsel dan sibuk bersiap diri untuk masuk shift siang nanti. Tapi, tangan rasanya gatal banget buat sekadar memeriksa apakah Radika sudah membaca pesanku atau belum.

[***]

Aku menggigit jari. Baru saja kubuka chat room-ku dengan Radika, ternyata dia sudah membaca chat-ku sebelumnya. Namun bahkan sampai saat ini, dia masih belum ada tanda-tanda ingin membalas chat-ku. Padahal sekarang sudah malam, dan aku yakin dia sudah membaca chat-ku sejak lama dan tak ada niat untuk membalas chat-ku. Apa ucapanku salah?

Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirimkan chat kembali. Bodo amat dengan harga diri. Kalau nggak ada yang mau maju duluan, mau sampai kapan seperti ini? Walaupun ini hanya masalah sepele, tetapi kalau ada miss komunikasi, masalah ini bisa saja tak terselesaikan.

Me:
Radika
Di mana?

Hatiku langsung tak karuan begitu melihat chatku langsung dibaca olehnya. Tak lama, dia pun membalas chat-ku.

Radika IPA-1
Masih di kantor, tapi mau balik
Maaf baru bales
Ada apa?

Me:

UNEXPECTED [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang