"Kau melakukan phone sex dengan orang asing?"
Pertanyaan yang meluncur dari salah satu temanya di keramaian itu sungguh membuat Krist malu, dan ingin sekali menggali sebuah lubang, lalu masuk kedalam sana sekarang.
"Ya, ampun. Dia diam saja, berarti itu benar."
Salah satu temannya yang lain memekik tidak percaya pada kebisuan yang di tunjukan oleh Krist, mendengar itu lagi-lagi Krist ingin mengambil kain untuk menyumpal kedua mulut pria itu.
"Itu sebenarnya bukan phone sex, karena aku sama sekali tidak menikmatinya. Aku hanya salah menekan digit terakhir dari nomor kekasihku semalam hanya itu saja tidak lebih, dan menyenangkan seorang maniak gila itu."
Krist menjelaskannya dengan suara yang pelan, agar orang yang kini berada di dalam toko pakaian dalam tempat mereka berada tidak mendengarkannya.
"Menurutmu mana yang lebih salah? Melakukan phone sex, atau ingin berjualan celana dalam?" Tanya pria bernama Kang itu.
"Ini hanya sebuah toko pakaian dalam online. Lihat saja mungkin ini bisa jadi terkenal nanti." Jawab Krist.
"Jadi Peck, belum melamarmu juga?Adikku yang malang, sungguh kekasih mu itu membuatku marah." Keluh Tee, sambil melihat-lihat pakaian dalam yang berada di toko itu, "Dia seharusnya menikahi mu sejak dulu, karena sudah menyuruhmu untuk berhenti bekerja."
"P'Peck, tidak pernah menyuruhku untuk berhenti. Apa kau pikir aku Krist perawat, akan mau berhenti bekerja. Hanya karena sebuah pernikahan?" Tanya Krist pada kedua temanya.
"Ya." Jawab Tee, dan Kang bersamaan.
"Kalian berdua benar." Kata Krist, sambil menghela nafas beratnya.
Lalu berjongkok di depan sebuah manekin, kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dan memotretnya.
"Maaf tuan, anda tidak boleh mengambil sebuah foto disini." Ingatkan salah satu pegawai toko itu.
Krist hanya tersenyum, lalu akhirnya memutuskan untuk membeli pakaian dalam itu, dan memakainya langsung di ruang ganti.
"Apa aku harus bercerai?" Tanya Kang pada Tee.
"Yang satu menuju altar, dan yang satu kembali kerumah, pasti ibumu punya kehidupan yang menyenangkan." Jawab Tee.
"Sudah satu Minggu lebih kami tidak berhubungan seks." Kata Kang.
"Satu Minggu itu, alasan yang memalukan untuk sebuah perceraian." Jawab Tee.
"P'Krist, apa kau benar-benar mau menikah dengan P'Peck? Jangan lakukan itu, jika kau menikah hubungan seks kalian akan hampa."
"Apa itu adalah sesuatu yang harus dia katakan pada adiknya?" Tanya Krist yang menyembulkan dirinya di balik tirai kamar pengganti.
"Aku mengatakan ini padamu sebagai keluarga." Jawab Kang.
"Pertama itu, variasi posisi, lalu kuantitas dalam hubungan seks. Selanjutnya, detak jantung mu." Tambah kang.
"Itu terlalu jauh." Keluh Krist.
"Seks adalah komunikasi, jika tidak ada komunikasi itu bukan cinta." Sela Tee.
"Jika milikmu bosan, pasti kisah cintamu juga akan berakhir sama seperti itu." Jelas Kang.
"Dari sudut pandang profesional, adikmu akan terkena serangan jantung." Cela Tee pada Kang.
"Aku tidak ingin mengatakan hal ini pada kalian, tetapi ini adalah hari jadi kami yang ke-5." Wajah Krist berbinar ketika mengatakannya, "Dia tidak ingat tanggal ulang tahunku, bahkan hari natal sekalipun. Tetapi saat ini dia sudah memesan tempat di sebuah restoran, di pinggiran sungai yang sangat indah itu, menurut kalian apa artinya itu?" Tanya Krist.

YOU ARE READING
[21]. Whatcha Wearin'? { My P.S Partner } [ Krist x Singto ]
Fanfiction[ COMPLETED ] Ini adalah remake dari film Korea dengan judul yang sama. Cast : Perawat Sangpotirat [ Krist ] Prachaya Ruangroj [ Singto ] WARNING!! Cerita ini mengandung unsur Yaoi / BoysLove / Boyxboy.