13. Beban yang kubawa pulang

83 3 0
                                    

"Segera kembali. Jangan terlalu lama di sana, atau berat badanku akan turun banyak karna tidak bisa makan masakanmu yang enak", Daniel tiba-tiba saja ber-aegyo dan memasang muka sedihnya. (Sengaja membuat ekspresi imut dan lucu).

"Kan Heeji bisa menggantikanku sementara waktu...", aku menyarankan sesuatu yang sebenarnya sudah pasti tidak akan disetujuinya.

"Masakannya tidak enak. Aku tidak bisa memakannya, aku bisa saja keracunan!", Daniel berkilah dengan bibir yang semakin di kerucutkan nya.

"Kang Gogi kau jahat sekali!", Heeji sekarang tengah protes dengan aegyo juga.

Ada apa dengan segala keimutan ini?

Mereka kemudian mulai seperti kucing dan anjing yang saling beradu argumen, lagi. Ingat bukan jika mereka sering sekali bertengkar dan mendebatkan hal-hal tidak penting?

Pengumuman yang disampaikan oleh bagian informasi di bandara internasional Incheon barusan menandakan bahwa aku harus segera pulang.

Heeji segera memelukku dan mengatakan selamat tinggal kemudian pergi duluan, dia berkata akan memberi ruang bicara untuk kami berdua.

Aku tau jika dia pergi karena ingin memastikan seseorang benar-benar tidak hadir di sini. Heeji masih terus mencarinya di sekitar bandara.

"Cepat kembali. Suatu saat aku akan menemanimu pulang. Aku harus bekerja keras untuk mewujudkan itu, aku tidak se-tajir Minhyun hyung, kamu tau kan?", dia terkekeh.

"Jangan ceroboh dan berjalan di jalan sepi sendirian lagi. Aku tidak ada di sana jadi tidak akan ada yang menggendongmu. Jangan buat orang tua mu khawatir. Minhyun hyung pasti menyesal tidak bisa mengantarkanmu, tapi jika dia di sini aku yakin dia akan mengatakan hal yang sama denganku. Sering telvon kami. Jangan lukai dirimu. Hati-hati di jalan, kkomaeng-ah", ucapnya panjang lebar kemudian memelukku.

Terasa seperti seekor beruang besarlah yang tengah memelukku. Bocah nakal yang dulu ku kenal kini sudah menjadi pemuda tinggi besar dengan bahu yang sangat lebar.

"Kang Daniel bahkan lebih cerewet sekarang. Gomawo", jawabku kemudian balas memeluknya. "Habiskan liburan dengan cara yang benar, bersantailah, sebelum waktu kuliah tiba dan kesibukan di agensimu membuat kau tidak bisa bersantai Niel".

Kusempatkan melambaikan tangan padanya sebelum benar-benar pergi.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DignityWhere stories live. Discover now