One

26.1K 1.3K 53
                                    

Reon Nataprawira. Cowok tampan nan dingin yang kini sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya. Sedari tadi tangannya terus menari-nari diatas buku tulis. Sesekali pula cowok itu mengerutkan kening jika bingung pada salah satu soal.

Dan sudah beberapa kali cowok itu membenarkan letak kacamatanya yang terus turun. Kacamata yang hanya ia pakai ketika sedang belajar saja.

Diluar rumah, tepatnya di halaman yang luas terdengar suara tawa yang menyenangkan. Reon lantas  menghentikan aktivitasnya sejenak.

Kemudian Reon berdiri dan berjalan kearah jendela kamarnya yang kebetulan berhadapan dengan halaman rumah mereka yang luas.

Dihalaman itu tampak seorang pria paruh baya dan seorang cowok sebayanya tengah tertawa lepas. Reon terdiam memperhatikan tawa lepas pria paruh baya itu kemudian tersenyum tipis.

Jauh di dalam hatinya Reon ingin berada disana bersama mereka. Menghabiskan waktu di hari Minggu yang seharusnya dipakai untuk bersantai bersama keluarga.

Namun Reon tak pernah memiliki hari itu. Bagi Reon semua hari sama saja, dimana ia hanya akan menghabiskan waktu dengan buku tugasnya atau sekedar membaca-baca saja. Tidak ada hari khusus untuknya selama setahun penuh.

Reon tidak memiliki keluarga, namun cowok yang tertawa dengan pria paruh baya tadilah yang memiliki keluarga yang sempurna.

Ah kalian pasti bingung kan.

Reon lahir di dunia tepat saat ulang tahun Papanya. Namun itu bukan menjadi hari yang bahagia buat Papanya. Gerald Nataprawira. Tepat setelah Reon lahir Mamanya meninggal dunia.

Setelah Mamanya pergi, Gerald tidak pernah punya waktu untuknya walau hanya sekedar menemaninya bermain. Reon kecil yang ceria dan aktif merasa kesepian dirumah besar milik Gerald. Reon kecil selalu ditemani oleh asisten rumah ini. Reon kecil merupakan bocah yang menggemaskan.

Hingga pada umur 5 tahun Reon kecil berubah. Menjadi pribadi yang pendiam, tertutup, dan penyendiri.

Flashback

Reon kecil tengah bermain ditaman belakang dengan Mbok Tina. Reon tertawa melihat ekspresi serta wajah Mbok Tina yang belepotan karena ulahnya.

"Suka banget ya kerjain Mbok" sindir
Mbok Tina tapi dengan wajah menahan senyum

Sebelum Reon menjawab sebuah suara mobil terdengar. Reon yakin itu mobil papanya. Dengan langkah riang Reon berlari menuju pintu utama untuk menyambut papanya seperti hari-hari kemarin.

Disana tampak Gerald bersama seorang wanita dan bocah seumuran dengan Reon. Senyum yang tadi muncul kini pudar. Reon melihat bocah itu tertawa dalam gendongan Gerald.

Dengan wajah tertunduk Reon mendatangi mereka bertiga. Wanita yang bersama Gerald itu pun tersenyum manis pada Reon.

"Ayo sini Tante gendong" ujar wanita itu yang membuat Reon, tepat saat ingin menggendong Reon bocah dalam gendongan Gerald menangis.

"Gak boleh!! Ini mama Dimas bukan kamu. Ini juga papa Dimas bukan papa kamu. Pergi!! Pergi!!"

Reon kecil terdiam dengan mata berkaca-kaca. Dilihatnya wanita tadi yang kini sibuk menenangkan bocah itu begitu juga dengan Gerald. Reon menunduk, bocah itu kini menangis. Namun bedanya tak ada yang ingin menenangkan dirinya. Reon kecil berbalik dan melangkah menuju kamarnya.

Semenjak hari itu semua berubah. Suasana rumah kini tak pernah sepi melainkan ramai karena ada bocah itu. Reon pun berubah drastis menjadi bocah yang pendiam.

Tak ada lagi tawa atau senyum Reon dalam rumah itu. Reon pun menghabiskan waktunya dengan bermain sepanjang hari di dalam kamar. Reon kecil hanya akan turun jika waktunya makan.

Reon kecil jujur sangat iri pada bocah itu. Bocah itu mendapatkan semuanya tapi tidak dengan dirinya. Untuk anak seumuran mereka Reon sudah termasuk mengerti keadaan. Reon tak pernah menunggu Gerald di pintu utama saat pulang kerja.

Reon kecil hanya bisa melihat Gerald dan wanita itu bermain atau pergi jalan-jalan tanpa dirinya.

Waktu terus berjalan. Dua bocah itu tumbuh menjadi remaja tampan. Dan Reon telah mengerti apa yang terjadi pada hidupnya. Reon tumbuh menjadi cowok pendiam, tertutup dan hanya mempunyai satu teman dari dulu.

Berbeda dengan bocah yang dibawa Gerald yang merupakan saudara tirinya, Dimas Putra Nataprawira. Dimas merupakan cowok humoris, anak basket dan memiliki banyak teman.

Mereka berdua merupakan saudara. Namun tak jarang bahkan banyak yang membandingkan mereka. Rata-rata menyebutkan bahwa Dimas lebih asik diajak berteman ketimbang dirinya.

Apalagi dengan prestasi Dimas sebagai kapten basket dan prestasi nya dalam hal pelajaran menjadikan Dimas most wanted disekolah mereka. Reon sendiri sebenarnya lebih dari Dimas namun semua orang seakan tutup mata akan hal itu. Seakan yang ada pada Reon hanya keburukan.

Sampai Reon menemukan satu fakta bahwa ia lahir tepat di hari Mama nya meninggal. Hal itu membuat Reon berpikir akan semua sikap Gerald terhadapnya. Dan Reon tau bahwa Gerald membenci kehadirannya karena menyebabkan Mamanya meninggal. Pendapat itu cukup membuatnya merasa miris.

Sangat teramat miris.

Apalagi tak lama Mbok Mina meninggal dunia. Reon sendirian.

¤¤¤¤

Halo semuanya,

Selamat membaca😊

Salam manis,
Ans Chaniago

Reon (Sudah Terbit) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang