02. Be With You

8.1K 831 13
                                    

Sehun kembali kekamarnya, dilihatnya So Eun telah terlelap diatas tempat tidurnya. Diangkatnya tubuh wanita itu dan meletakkan kepala wanita itu tepat diatas bantal. Ditatapnya wajah wanita itu sembari menyingkirkan rambut kecil yang menutupi wajah yeojanya. Ditariknya selimut tebal mikiknya dan diselimutinya yeojanya. Dikancingkannya kembali dua kancing kemeja So Eun yang sebelumbya ia buka. Dikecupnya kening So Eun kemudian berucap "Sweet dream...".

Sehun melangkah keluar, disuruhnya sekertaris Ko menyiapkan kamar lain untuknya.

So Eun membuka matanya ketika didengarnya suara pintu tertutup. Diletakkannya telapak tangan kanannya tepat dimana jantungnya berada. Dirasakannya jantungnya berdetak dengan cara yang berbeda.

.
.
.

Pagi itu So Eun duduk santai diruang minum teh. Ditemani buku kesayangannya ia menyesap teh herbal yang sudah ia pesan pada salah seorang maid. Masih dengan dress satin diatas lutut miliknya, ia menyesap tehnya sembari sesekali menatap pemandangan pagi diluar jendela besar disampingnya.

"Pagi nyonya Oh." Sapa Sehun dari belakang So Eun.

Sehun menyambar minuman herbal So Eun dan meneguknya habis. Lalu duduk disebrang wanita itu.

"Hm. Selamat pagi tuan Oh."

Sehun menatap So Eun dalam diam, dan dengan tajam matanya hanya menatap yeojanya. Merasa risih, So Eun menatap balik Sehun. "Mwo mwo?!" Tukas So Eun kesal.

"Apa-apaan ini..." Sehun beranjak dari duduknya kemudian berjalan kebelakang So Eun. Digenggamnya rambut wanita itu, kemudian ditariknya halus helai kecil disekitar wajah yeojanya kebelakang, kemudian diikatnya dengan sesuatu. "Yepune~" ucap Sehun kembali melangkah dan duduk disebrang So Eun.

Tanggan So Eun menggapai sesuatu yang direkatkan Sehun dirambutnya kemudian menatap namja itu dengan ekpresi bingung. "Igeon mwoya?"

"Hadiah dariku." Ucap Sehun tanpa ekpresi.

Sehun mengangkat lengan kirinya, kemudian seorang Butler pria segera mengantarkan nampan berisi sarapan yang sedari tadi telah ia sediakan diatas nampan.

Tanpa sengaja, ketika sang butler tengah menyajikan, ia menumpahkan susu panas dan mengenai So Eun. Melihat kejadian dimana So Eun meringis pelan, Sehun segera bangkit dari duduknya kemudian menendang tulang kering sang Butler.

"Kerjalah dengan becus!"

So Eun menarik lengan Sehun, air mata So Eun mengalir tapi Sehun tak henti menendang sang butler neski sang butler sudah tersungkur sekalipun.

"Berhenti!" Suara So Eun memenuhi ruangan. Sehun segera berhenti, ia menoleh menatap wajah So Eun yang sembab dan So Eun tengah merangkul tangan kanan Sehun dengan erat.So Eun segera berlari menaiki tangga, meninggalkan Sehun dalam diamnya. Sehun dengan segera pula menaiki tangga, diketuknya pelan pintu kamar wanita itu, tapi tak didengarnya suara So Eun.

Tok tok.

"Aku masuk..." Ucap Sehun membuka pintu kamar yeojanya.

Dilihatnya So Eun meringkuk memeluk lututnya diatas tempat tidur. Kemudian ia mendekati wanita itu dan duduk ditepi tempat tidur sembari menatap So Eun. So Eun menenggelamkan kepalanya yang diapit kedua lengannya. Dirasakannya Sehun mengelus rambutnya pelan dan segera ia mengambil jarak dari pria itu.

"Jangan sentuh aku..."

"Sekertaris Ko, suruh seorang maid membersihkan So Eun."

"Ne, sajjangnim." Sekertaris Ko segera meninggalkan ruangan.

"Bersihkan dirimu, aku berangkat kekantor sekarang." Sehun meninggalkan kamar So Eun, ia tak bisa mengatakan apa-apa untuk menenangkan yeoja itu.

.
.
.

So Eun mengelilingi rumah bak istana milik keluarga Oh. Kali ini ia memilih berjalan ditaman belakang rumah tersebut. Dilihatnya banyak bunga mekar dengan indahnya disana, dirasakannya pula deruan angin yang amat deras menerpanya. Kemudian ditemukannya sebuah kolam renang yang cukup jauh dari rumah. Ia berdiri sembari menyilang lengan ditepi kolam. Ditatapnya pemandangan didepannya. Ya, rumah ini memang berada dipegunungan, dan kolam ini tepat berada diujung tebing.

"Bukankah pemandangannya indah nyonya?"

So Eun menoleh dan didapatinya sekertaris Ko tengah melangkah kearahnya.

"Huum. Sangat indah."

"Akan sangat indah jika anda datang dimalam hari. Akan ada lampu berwarna biru dibagian dalam seluruh sisi kolam, kemudian pemandangan kota dibawah sana akan terlihat seperti bintang. Air kolam juga akan menghangat menyesuaikan suhu. Datanglah bersama tuan oh sesekali."

So Eun menghembuskan nafas berat lalu digosoknya pelan bahunya sendiri, sekedar menghilangkan rasa dingin akibat deruan angin.

"Entahlah... mungkin suatu saat nanti." Ucap So Eun dengan nada rendah.

Sekertaris Ko meletakkan syal dipundak So Eun. "Saya bawakan syal nyonya."

"Terimakasih Sekertaris Ko." Balas So Eun sembari tersenyum simpul kearah sekertaris Ko.

"Haruskah kita kembali kerumah sekarang nyonya? Kelihatanya hujan akan turun."

So Eun mengangguk, keduanya berjalan berdampingan menuju rumah. Beberapa menit mereka berdiam diri sembari berjalan dengan langkah selaras. Hingga So Eun mencoba membuka pembicaraan.

"Apa kau tidak kekantor dengan Sehun?"

"Saya bersama tuan Oh tadi pagi, tapi saya diminta pulang untuk menjaga anda."

"Apa mungkin, Sehun sering melakukannya?"

"Ya. Tuan Oh sering melakukannya. Tapi untuk pertama kalinya, saya melihat ia berhenti karena diminta. Jika tidak ada anda mungkin butler kami akan berakhir dirumah sakit. Tuan Oh sepertinya amat mencintai anda nyonya."

So Eun berhenti melangkah kemudian ditatapnya Sekertaris Ko dalam diam sejenak. "Sehun tidak melakukan ini karena mencintaiku, melainkan membalaskan dendamnya." Ujar So Eun membuat sekertaris Ko kebingungan.

.
.
.

.
.
.

Hujan deras terlihat menghantam permukaan tanah dengan keras diluar sana. So Eun sedari tadi hanya duduk disofa sembari sesekali menatap keluar jendela. Kali ini dilihatnya rombongan mobil berhenti didepan rumah. Dengan segera ia berpura-pura membaca buku dihadapannya.

"Selamat datang tuan." Ucap para maid yang telah bersiap didepan pintu dengan handuk bersih ditangan salah satunya.

Dikepas Sehun mantelnya yang sedikit basah dan diberikannya pada seorang maid, sembari menatap So Eun yang masih fokus pada bukunya. Ditariknya handuk yang dibawakan salah seorang maid padanya kemudian para maid berlalu pergi ketika urusan mereka selesai. Sehun menggosok kepalanya kasar kemudian membiarkan handuk itu menutupi rambutnya.

"Selamat malam nyonya Oh."

"Selamat malam tuan Oh." Balas So Eun tanpa melirik Sehun sama sekali.




Cieeeee... nyonya Oh ngambek... kkkk


Makasih telah membaca...
Salam hangat buat kalian semuaaaaa...
😂😂😂

Perfect Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang