15. Black Line

4K 444 27
                                    


Pasang mulmed diatas!
Membacalah dengan perasaan.

Maaf kalau typo bertebaran...







Sehun memasuki ruangan yang sunyi senyap. Langkahnya bergetar, air matanya tak henti meluncur bebas dipipinya. Matanya hanya tertuju pada wanita yang duduk memeluk kakinya sendiri diatas tempat tidur. Pandangan wanita itu tembus, seakan ia sedang berada didunia yang lain.

"So Eun~na..." seru Sehun dengan suaranya yang kian serak.

"Jangan mendekat."

Mendengar ucapan So Eun, Sehun terdiam ditempatnya menatap wajah yeoja yang kini mulai menangis.

"Kuminta kau untuk percaya, tapi kau bilang butuh waktu. Inikah waktu yang kau maksud? INIKAH WAKTU YANG KAU INGINKAN?!!"

"So Eun-na... Kim So Eun..." Sehun melangkah mendekat kemudian berusaha menggapai yeoja itu dalam pelukannya. Namun So Eun memberontak, ia memukul Sehun berulang kali sampai saat Sehun berhenti berusaha mendekap So Eun dalam pelukannya. Setelah mengetahui Sehun berhenti, So Eun meremas kemeja disekitar bahu Sehun dan terus memukulnya sekuat yang ia bisa.

"Bagimana dengan anakku? Kenapa kau mengambilnya? Wae!!!" Teriakan So Eun menggelegar. Setelah yakin yeoja itu takan melakukan perlawanan, Sehun mulai mendekapnya erat.

"Uljima... kau boleh memukulku, kau boleh menendangku, kau juga boleh membunuhku kendae... uljima... kau membuatku tersiksa..."

"Sehun~na... uliadeul... uliadeul..." gumam So Eun disela-sela tangisnya.

.
.
.

Bora berdiri tak jauh dari Baekhyun, tatapan Baekhyun hanya tertuju pada Bora seorang. Tidak ada percakapan antara mereka sejak mereka bertatapan. Baekhyun menarik nafasnya dalam kemudian perlahan melangkah mendekat.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Baekhyun datar.

"Melakukan apa?"

"Aku tau, Bora... sebaiknya akui segera."

"Kau tak pernah berubah, Baek. Kau selalu melakukan hal bodoh untuk wanita yang kaucintai. Apa kau tak sadar dulupun kau sebodoh ini?"

"Setidaknya aku tau diri bahwa ia tak punya perasaan apapun terhadapku dan aku menghargai itu. Lalu bagaimana dengan mu? Pria yang kau kejar itu sudah dengan jelas tak tertarik. Tapi kau masih tak tau diri?"

Bora menatap Baekhyun geram, ia tak terima atas ucapan Baekhyun yang menyindirnya.

"Katakanlah aku tak tau diri. Tapi, tidakkah seharusnya kau bahagia jika mereka pisah? Kau bisa mengambil wanita jalang itu dan aku hisa mengambil Sehun."

"Yahk, Bora... apa kau sadar kau juga tak pernah berubah? Kau menganggap orang lain adalah barang yang bisa kau permainkan. Dunia tidak berjalan seperti itu, mereka punya perasaan yang siapapun tak bisa menebak. Aku beruntung aku tak mencintaimu lagi. Satu lagi, yang jalang itu kau, bukan So Eun."

"Yahk! Byun Baek Hyun!"

"Akui kesalahan mu! Apa kau bisa hidup seperti ini?! Berhenti bertingkah bodoh! Kau hanya melukai dirimu sendiri."

"Tidak akan. Aku akan melakukannya terus menerus hingga yeoja itu benar-benar lenyap."

Rahang Baekhyun mengeras, tatapannya menggelap, buku jari-jarinya kian memutih. Baekhyun menarik tangan Bora dengan kasar, membawanya naik menuju ruang kerja Sehun. Dilemparkan Baekhyun tubuh Bora kasar hingga tersungkur dilantai ruang kerja Sehun. Sehun bangkit dari duduknya kemudian menatap heran Baekhyun dan Bora.

Perfect Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang