23. The Sun Shining Through Rain

3.2K 307 21
                                    

Sehun melangkah mondar mandir diruang rawat inapnya. Ponselnya ia genggam erat, berharap seseorang menghubungi.

Sekertaris Ko memasuki ruangan dan menatap Sehun dalam diam. Ia tidak mengerti harus dari mana ia memulai.

"Anyeonghasseyo Sehun-na..." Seorang wanita masuk begitu saja. Kedatangannya membuat Sekertaris Ko tertunduk dungu. Merasa bersalah karena ia harus mempertemukan majikannya dengan seseorang yang sudah muak dilihat majikannya itu.

"Bora-ya..." Gumam Sehun dalam diamnya. Bora yang ia tembakkan timah panas dan ia ketahui sudah mendekap dipenjara kini berada didepannya. "Pergi... aku tak mau melihatmu." Sehun membalik badannya dan menatap layar ponsel masih mengharapkan seseorang menghubunginya.

"Aku dalangnya."

"Mwo?" Sehun kembali menatap Bora.

"Istrimu... dia aman bersamaku."

Sehun melangkah cepat dengan tatapan gelap dan wajah memerah. Ia mencekik leher Bora. "Dimana So Eun! Katakan!"

"K-kau tak akan tau, k-kalau aku mati ditanganmu." Sehun melepas Bora perlahan. Yeoja itu memegangi lehernya sambil sedikit terbatuk.

"Dengarkan baik-baik. Aku tak akan melukai So Eun asalkan kau menuruti semua perintahku."

"Mwo?"

"Bertunanganlah denganku."

"Ck." Sehun tersenyum miring. "Kau gila?"

"Sehun-na... kau kenal aku dengan baik. Kau tau bahwa aku tak pernah main main dengan ucapanku. Kuberi kau waktu. Besok kau harus segera memberi jawabanmu. Jika tidak, tamatlah sudah..."

"Yahk! Neo!" Baru saja Sehun ingin mencekik Bora hingga mati. Bora mengeluarkan senjata api dari dalam tasnya. Ia menodongkan senjata itu tepat dikepala Sehun.

"Jika kau mati, dia akan mati. Jika kau menolak dia juga akan mati. Jika kau menyerangku, dia juga akan mati."

Sehun mematung. "Aku akan melaporkanmu ke-"

"Penegak hukum?" Bora tertawa setelah mencela perkataan Sehun. "Dengarkan aku Sehun. Penegak Hukum tidak akan mau berurusan dengan psikopat sepertimu. Coba pikirkan berapa banyak nyawa yang kau renggut dengan tanganmu dan kau selalu menang melawan mereka. Kau pikir setelah mereka tau benar kau penjahatnya, mereka akan membantumu? Omongkosong."

.
.
.

Pagi telah menjelang, Sehun masih tidak memberikan jawabannya. Beberapa pria bertubuh tegap memasuki ruang dimana So Eun disandera. So Eun meringkuk disudut ruangan mencoba melindungi dirinya.

Seorang pria berkemeja putih memasuki ruangan dengan ponsel digenggamannya. Ia menatap So Eun cukup lama.

"Lakukan..." ucap pria berkemaja putih itu sebelum meninggalkan ruangan tempat So Eun disandera.

Pria itu tak sanggup ikut ambil bagian dalam menganiaya So Eun. Sebab ia punya masa lalu dengan kekasihnya yang saat itu tengah mengandung.

Sudah beberapa lantai ia meninggalkan ruangan itu. Sebuah panggilan dari Bora masuk.

"Jangan bunuh wanita itu, ia sudah menyetujuinya."

Lee Minhyuk keluar dari lift. Berlari dengan cepat melintasi tangga darurat digedung tua itu. Ia memasuki ruangan sambil berteriak untuk berhenti memukuli wanita yang mereka sandera.

Minhyuk memangku So Eun segera dan membawanya kerumah sakit.

.
.
.

Seminggu kemudian...

Perfect Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang